Tuesday, 31 July 2018

Terlambat

Nasib hidup tidak harus sama karena Tuhan pun memberikan porsi cobaan yang berbeda. Sejenak Aku harus menghela nafas dalam-dalam. Menikah seseuatu yang di inginkan oleh manusia yang masih tergolong normal dari sisi biologis dan religi. Berawal tentang pengalaman apa itu yang dinamakan cinta. Mengenal   cinta, bagiku sebuah momok yang selalu menghantui dan tidak jauh dari sebuah kegagalan. Orang lain sangat mudah mengatakan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Bagi Aku kegagalan mencintai seseorang memerlukan porsi pemulihan batin yang cukup lama. Di sadari ataupun tidak, rasa cinta yang terkadang datang membuatku menjadi tanggung jawab lebih panjang. Berharap keadaan itu bisa terus berproses ke depan, tapi lagi-lagi kandas di tengah jalan.

Mengenal diri sendiri akan lebih bisa menjawab alasan semua itu bisa terjadi. Poin utamanya penyemangat hidup untuk selalu bangkit. Ketika jiwa sedang terjatuh akan ketakutan tentang ujian hidup, hanya satu sayap malaikat yang terus memapah berusaha mengajak bangkit dari peraduan. Melihat hari esok penuh keyakinan. Sosok ibu yang berwajah teduh selalu berkorban setiap waktu demi masa depan saya, akan selalu aku pertaruhkan bahkan cita-cita Akuuntuk selalu menjadi pengganti seorang bapak ketika beliau wafat.

Hati Akuselalu bertutur agar kelak beliau selalu berada dalam kehangatan mesra dekapan istri saya. Melihat mereka berdua sangat rukun saling mengasihi seakan tidak akan pernah luput selalu bersyukur. Usia yang sudah terlanjur terlambat menikah harus Akunikmati dan Akusyukuri. Menikah adalah rezeki ketika kedua orang berbeda jenis kelamin, berbeda pendapat, berbeda kebiasaan meluruh dalam pengakuan janji suci yang dinamakan pernikahan.

Ya Allah, Aku akan selalu menerima keputusan-Mu asalkan Engkau tidak merah kepadaku.

No comments:

Post a Comment