Ibu aku merasakan kasih sayangmu sangat besar melebihi
sesuatu yang aku bisa lakukan untukmu. Ibu aku hanya ingin membuatmu bahagia.
Di usiaku yang tak patut dikatakan masih muda dan terlalu dini untuk disebut
tua, banyak dosa yang aku perbuat kepadamu. Bagiku ini dosa karena diriku belum
bisa memberikanmu senyuman bahagia. Maafkan anakmu karena sampai saat ini belum
bisa mempersembahkan seorang seorang mantu yang bisa hidup berdampingan
denganmu.
Ibu, maafkan aku. Tentunya Ibu ingin sekali menimang
cucu yang bisa menemani di masa senjamu.
Ibu maafkan aku, karena setiap kali sahabat lama yang bertemu denganmu selalu
mengatakan,”Kapan aku nikah?”, dan Ibu harus kebingungan menjawab atas
pertanyaan itu. Aku mengerti Ibu berusaha menutupi semua perasaan dengan senyum
ibu yang dipaksakan itu. Aku juga sama halnya seperti itu, hatiku
menangis darah, ingin sekali memelukmu.
Ibu, aku tidak bisa menahan rasa haru dan ingin terus
bersimpu di kakimu karena setiap waktu doa itu selalu ibu panjatkan demi anak-anakmu
termasuk aku. Di samping tempat tidur
beralaskan sajadah adalah tempat semua doa-doa yang terdengar hingga aku
hanya bisa mengamini setiap harapan yang Ibu torehkan untuk kesehatan Ibu dan
harapan baik kehidupan bagi anak-anak
ibu.
Aku ingin terus bersimpu di kakimu dan memohon maaf
atas semua kesalahanku. Ibu maafkanlah aku.
No comments:
Post a Comment