Jajanan tradisional lebaran yang masih
eksis saat ini salah satunya adalah semprong. Kue yang asalnya lembaran yang
digulung lonjong ini berbahan dasar tepung beras, telur dan sedikit wijen.
Apabila hasil lembaran kue ini dilipat berbeda namanya, biasanya disebut gapit.
Memang dua macam kue tersebut agak
mirip bahkan bisa menjadi saudara kembar. Menurut saya perbedaannya pada
ketebalan lembaran kuenya sebelum di bentuk. Tekstur semprong lebih kriuk di
lidah. Untuk mencapai kerenyahan tersebut haruslah menggunakan lembaran yang
tipis.
Proses pembentukan lembaran kue yaitu
secara tradisional tidak menggunakan mesin. Biasanya cetakan semprong berbentuk
bulat. Ketika adonan dituangkan dan sudah matang kemudian dengan cepat kue
langsung digulung. Keadaan tersebut membuat panjang semprong berbeda beda.
Tergantung sempurnanya adonan mengisi cetakan kuenya.
Kalau kebetulan isian penuh, maka bentuk semprong lebih panjang. Namun berkebalikan jika adonan yang pengisiannya tidak sempurna. Sehingga tidak ada standar presisi dalam ukuran sentimeter layaknya semrong moderen yang berisi coklat pasta.
Tekstur warna semprong juga
berbeda-beda. Namanya juga masih menggunakan peralatan sederhana, terkadang ada
yang kering menghasilkan warna kekuningan sempurna. Namun, jika terlalu masak,
bagian pinggir cetakan berwarna kecoklatan.
Dalam satu toples semprong bagi saya
menarik untuk dipelajari. Untuk menjadi lebih indah dan memikat para penikmatnya,
umumnya semprong di tata rapi berdiri. Meskipun panjang serta warna semprong
berbeda mereka mempunyai cita rasa enak yang sama.
Semisal toples tersebut sama halnya
organisasi dalam lingkup sempit dan negara dalam artian luas. Serta semprong
tersebut merupakan pengurus dan anggotanya maka segala macam perbedaan dianggap
satu rumpun. Namun ketika dituntut dihadirkan kepada khalayak umum yang di
kedepankan adalah nilai kebaikan yang memberikan rahmat bagi sesama maupun alam
semesta. Meskipun pendapat saya ini kurang tepat, setidaknya saya menikmati
semprong sembari berkhayal. Andaikan manusia bisa menyebabkan rahmat. Betapa
indah segala macam perbedaan yang ada.
No comments:
Post a Comment