Tahun 2006 awal
perburuanku sebagai kuli. Semarang tempat tujuan pertama yang sudah lama Aku
inginkan. Sebuah daerah dibagian selatan kota, tepatnya di Banyumanik. Dalam
waktu dekat Aku berencana untuk lebih tau hingga mencari tempat kos di daerah
tersebut. Om Rozak yang bisa Aku andalkan sebagai teman survei ke sana. Hari
Ahad pun telah tiba, Kami pun berangkat dari Pekalongan bersepeda motor menuju
Banyumanik. Sekitar 3 jam
telah sampailah menuju sebuah gerbang yang bertuliskan salah satu perguruan
tinggi negeri terkemuka di Semarang.
“Le udah nyampe di Undip, terus alamat kampus yang kamu tuju ada
diamana?”,
“Bentar om....ini tak buka dulu brosur kampus nya”,
“Nie..om...Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik”.
“Ohh...iyaa..nanti masuk jalan ini dulu sambil tanya-tanya orang
sekitar sini”
“Iyaa om....”
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan masuk menuju daerah
banyumanik. Jalanan siang itu cukup ramai rata-rata mahasiswa yang sedang
menikmati hari liburnya. Kerumunan warung makan menjadi tempat favorit bagi
mereka yang kebetulan jam 11.30 waktunya sarapan sekaligus makan siang. Tepat
di sebelah timur Polines sebelum pertigaan Totem terdapat Warung Nasi Padang
sepertinya kami juga harus mengisi perut agar lebih nyaman. Ternyata warung nya sangat ramai
dikunjungi mahasiswa sekitar. Harga yang relatif terjangkau sepertinya ini yang
menyebabkan mereka lebih suka makan di warung ini.
“Udah Le makannya?”
“Bentar om...sambil istirahat dulu”
Sekitar 10 menit berlalu tenaga kami pun sudah siap untuk
melanjutkan perjalanan kembali. Kami mulai mengelilingi sekitaran kampus Undip
dan Polines yang kebetulan pada hari itu tidak ada aktifitas perkuliahan
sehingga pemandangan yang terlihat hanya mahasiswa yang sedang melakukan
kegiatan mahasiswa yang bersifat seperti ekstra kulikuler atau berkumpul sibuk
berdiskusi menyelesaikan tugasnya. Pada akhirnya kami memasuki jalan menuju
Tirto Agung, nama jalannya sudah sesuai dengan brosur yang Aku bawa. Kurang
afdhol jika belum tanya orang nih, Kami mendekat ke arah Laundry yang sibuk
sedang berkutat dengan pekerjaannya di depan Kampus Poltekes.
“Mas mau tanya bentar....Apa benar ini kampusnya ATRO?”
“Ohh iya betul mas...nanti mas nya masuk saja...ada papan namanya,
kok”
“Ohh ya...berarti benar ya mas....Kalau begitu makasih banyak ya
mas”.
Tidak pakai lama Kami langsung memasuki gerbang sekitar 10 meter
gerbang tersebut turun menuju persimpangan ke kiri dan kanan.
Suasana kampus lengang sepi tak tampak satu motor terparkir.
Lorong ke arah ruang laboratorium pesawat x-ray burung-burung gereja bermain di
lantai depan perkantoran.
“Ini kampus kaya sekolahan SMA ya,...?”sempat ngobrol sendiri
dalam hati.
“Om yak...gak ada kehidupan satu pun...”
“Iya Le...namanya aja hari Minggu pada libur kan”.
Biar gak hampa Aku coba berjalan mengelilingi ruangan sekitar yang
kebetulan jaraknya sangat dekat. Ada sebuah dinding yang menarik perhatianku.
Dinding yang terpampang menghadap utara tersebut berisikan tentang informasi
pekerjaan atau semacam bursa kerja. Hati ku tambah sumringah semakin kuat sekali
keinginanku untuk nguli disini. Harapan untuk cepat bekerja masih ada yang
membutuhkan. Sebuah rencana besar setelah nguli agar bisa cepat mendapatkan
pekerjaan untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh orang tua.
"Ah...Sudah lah yang penting udah sampai sini nanti
tinggal cari kosan untuk satu minggu lagi mau ospek sekalian nanti cari kosan
buat Mas Bos (Widya Setiyanto)".
Kami pun mulai ambil motor kemudian pergi meninggalkan kampus
tersebut.
"Le coba ke arah banyumanik ya...mungkin disana ada kosan".
"Iya om...barangkali ada yang cocok buat di inden dulu".
Sekitar 1.5 Km ke arah selatan ada gang menuju ke barat setelah
pertigaan masjid al ahzhar. Kami pun melihat ke kanan dan ke kiri. Gerbang kos
setengah terbuka pintu masuk garasi pun terbuka terlihat ada motor jupiter
merah telah terparkir disana.
"Permisi mas...masih ada kamar kosan kosong?"
"Oh...masih mas....kebetulan saya baru nyampai dari sidoarjo
ini saya barusan pindahan ke sini. Rencana mau kuliah di Semarang".
Ternyata anaknya ibu kos calon nguli juga yang SMA nya berada di
Sidoarjo tapi kini pindah ke Semarang ia bernama Tius.
"Saya pesen 2 kamar mas, untuk saya sendiri dan untuk temen
saya tapi ini belum sampai ke Semarang, insyaAllah minggu depan baru mulai pada
ospek",
"Iyaa....mas nyantai aja nanti di DP dulu aja buat 2
kamar".
"Oke mas...nanti tak DP in sekalian".
Kami pun segera untuk siap-siap pulang ke Pekalongan. Hati lega
setelah bisa menemukan kosan yang bisa untuk bertahan nguli. Semoga pertanda
awal baik bagiku. Meskipu lumayan jauh dari kampus letak ini paling nyaman dari
keramaian, yang sangat rileks untuk melapangkan hati dan pikiran.
No comments:
Post a Comment