Monday, 23 May 2016

Overdosis Pemberitaan Media

Semakin banyak melihat media informasi maka akan menguasai dunia dan sekaligus menjadi budaknya yang terkungkung hingga akal pikirannya.
Media hanya seperti sampah manusia yg mempunyai massa dan tujuan akhir yg akan membawa petaka untuk manusia itu sendiri.
Seperti  hardisk  mempunyai kapasitas maksimum data jika overload maka akan nge'hang. Banyak manusia di era sekarang yg nge 'hang atas kebenarannya masing2 yang menunjukkan identitas dirinya.
Semakin manusia beradab maka peradabannya dimulai dari kemuliaan hati bagi sesamanya.

Mata dan media 2 unsur yang disatukan dalam pemikiran. Hari ini dilihat maka besok akan langsung tayang di media cetak. Real time  menyuguhkan berita terbaru dalam hitungan kurang dalam 1 jam semuanya peristiwa dapat diliput oleh reporter yang ditiap wilayahnya terdapat penguasaan berita tersendiri. Peran mata serta bekerjasama dengan pendengaran diterima dilanjutkan dengan aksi tanggap segera menyebabkan kesegaran berita lebih terjaga. Aksi yang begitu hebat mencengangkan manusia lain untuk berfikir telinganya lebih peka dengan keadaan sekitar. Penghargaan terbesar baginya  dari pengorbanan fisik dalam medan peperangan sekalipun maka tetap mereka lakoni dengan penuh tanggung jawab sebagai jurnalis. 

Media sebagai wadah yang terbentuk dalam ikatan peraturan profesional dan mempunyai unsur matraelastis. Mempunyai ruang pemikiran yang sangat luas bahkan mendalam tentang menghadapi sesuatu hal yang ingin ditampilkan kepada khalayak. Rasa profesionalisme menjadi hak baginya untuk bertanggungjawab atas liputannya. Matrealistis menjadi sokongan utama berjalannya sistem untuk melanjutkan roda visi dan misinya.

Media menjadi barometer pendapat masyarakat, maka menjadi media independen sangat diharapkan ditengah-tengahnya. Media bagaikan jendela dunia pengetahuannya. Seperti jendela disaat dibuka berbagai informasi di luar dapat dilihat bahkan sebelum tidurpun bisa mengaksesnya dengan cara ’klik saja. Mempunyai  pengaruh yang besar bagi keberlangsungan informasi yang baru di update tiap detiknya.

Pergeseran arah media semakin meluas seiring dengan kemajuan dunia yang dikuasai oleh pihak poltik dunia. Isu politik dunia sebagai tonggak pencetus dari berbagai persoalan disiplin politik lokal, budaya, pendidikan dan bahkan agama. Ranah melalaui informasi yang disampaikan melalui media sosial terus mengalir deras tiap detiknya dengan fasilitas klik dan share.  Hitungan detik dapat dilihat oleh ribuan pengguna lain yang kebetulan mempunyai akses peretemanan dengannya. Proses nya tidak mengindahkan keberlangsungan isi dari informasi kebenaran tersebut. Media sosial pun seakan menutup mata dengan standarisasi mengenai isi informasi yang disebarluaskan. 

Manusia yang overdosis terhadap media tanpa melakukan ritme dari penyebarluasan informasi menganggap akan bermanfaat. Sesuatu yang diambil dari informasi belum tentu mempunyai asas kemanfaatan yang dipertanggungjawabkan.  Isi dari informasi yang jelas diterima pun masih simpang siur atas kejadian yang sebenarnya terjadi. 

Mencari kemungkinan informasi secara luas mengenai pemberitaan akan menghindarkan pembenaran subyektif. Membutuhkan waktu serta kemampuan untuk mempelajari peristiwa beserta penyebabnya. Emosi yang tak terkontrol menyebabkan hati manusia semakin sesak, sekalipun diajak sejenak untuk berhenti bernafas.  

Berusaha untuk menambah ilmu menjadikan manusia lebih beradab.  Disiplin ilmu tidak serta merta berhubungan kegiatan formal. Belajar berinteraksi kepada sesorang yang mempunyai wawasan yang luas akan lebih bermanfaat sebagai penyeimbang pikiran manusia menghadapi kemelut informasi yang bertebaran. Indonesia membutuhkan manusia beradab untuk melawan sistem informasi perdagangan bebas.

No comments:

Post a Comment