Disebut manusia didalamnya terbekali
rasa. Membedakannya adalah proses yang tak pernah henti sebagai kodratnya.
Keputusan memilihnya ujian terbesar untuk berkualitas ataupun tidak.
Semenjak membuka mata hanya bisa membedakan
orang-orang terdekat. Kemampuannya pun bertambah disaat mulai berjalan, maka
mulai mengenal orang-orang sekitar. Mulai mengenal warna menjadi kegiatan
positif di taman kanak-kanak. Interaksi sosial dengan sebayanya berlanjut dari
sekolah bahkan disaat bermain dilingkunganya. Pola pikirnya bertambah sesuai
jenjang tahunnya. Keterbatasan pemikiran yang telah ada, maka akan berubah
sesuai kemampuan yang dimilikinya. Pendidikan bertingkat mengajarkan
peningkatan kemampuan dasar pada manusia.
Akhlak serta kepekaan hati diawali
dalam kehidupan keluarga. Peran keluarga
berpengaruh besar terhadap pendidikan akhlak seorang anak. Cara mengajarkanya
pun dilakukan berjenjang disaat mereka belum bisa membaca dunia sekitar. Salah satu
contoh memberikan pendidikan akhlak untuk menerima pemberian menggunakan tangan
kanan. Sangat sederhana, tetapi sangat berpengaruh baginya. Belum mengetahui
makna yang terkandung dalam interaksi tersebut atau mungkin tidak perlu untuk
diberikan penjelasan kepadanya. Mengajari bertingkah laku pada anak kemudian
mengingatkannya akan terbentuk sebuah kebiasaan. Pendidikan akhlak rumus
utamanya menanamkan unsur cara hidup dengan kebiasaan.
Berinteraksi sosial mampu melihat
keadaan diluar yang sangatlah berbeda dari kebiasaanya di rumah. Hubungan yang
tercipta dari hal yang menuntut manusia, untuk saling membutuhkan. Menghasilkan
hubungan timbal balik yang sangat erat kaitannya. Semenjak Sekolah Menengah
Pertama dihadapkan oleh keadaan alami manusia pada masa pubertas dengan
interaksi remaja yang ingin menemukan jati dirinya. Pertemanan yang sangat
akrab hingga mereka mengklaim sebagai sahabat sering dilakukan pada usia
sekarang. Problematika orang tua menghadapi masa purbertas sering bergesekan
dengan keinginan seorang anak yang mengakibatkan beda pendapat diantara
keduanya. Maka disitulah sering terjadi kegiatan berbagi keadaan kepada
sahabatnya. Muncul pelajaran-pelajaran dari luar sebagai awal mula mengenal kehidupan bermasyarakat.
Belajar bertahan hidup menjadi pola
mendasar saat manusia beranjak dewasa. Pada usia diatas mendekati 17 tahun pada
umumnya mulai menemukan konsep hidupnya. Meski tidak semua manusia bisa
mengenyam pendidikan lanjutan maka secara langsung akan terbesit untuk
melakukan hal yang bisa mengisi waktu luangnya. Tidak mempunyai pencapaian target
hanya sekedar mencari pengakuan masyarakat karena pada tahap ini manusia baru
akan belajar untuk bertahan hidup selayaknya.
Bagi mereka yang kebetulan diberi
kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah lanjutan, maka tahap
ini tantangan pertama bagi kedewasaannya. Terlepas dari masa indah sebagai anak
SMA yang beridentitaskan masa bermain bersama, ‘nongkrong bareng’ ataupun
kegiatan yang berunsurkan otomotif melekat pada usianya. Maka peran orang tua
sebagai penyeimbang dari hobi ataupun kesukaan mereka. Sedikit demi sedikit
perannya memberikan wawasan tugas manusia disaat harus menjalankan kewajibannya
dimasa mendatang. Masa yang pasti dan datang dan manusia tidak akan pernah
menolak dari bertambahnya usia. Maka yang dibutuhkan kemampuan untuk bertahan
hidup sebagai manusia. Pencerahan kehidupan akan memberikan wawasan tanggung
jawab manusia mendatang.
Menjadi dewasa adalah rangkuman
berbagai pengalaman kehidupan manusia bersifat dinamis. Rangkuman yang dimaksud
berupa proses kejadian yang dialami manusia yang disimpan dalam kemampuan daya ingatnya.
Akal dan pikiran manusia berperan untuk menghadapi berbagai persoalan kemudian
memecahkannya serta mengevaluasi dari pengambilan keputusannya. Dari evauasi
tersebut menghasilkan kesimpulan kemampuan pribadinya. Apabila kemampuannya
masih jauh yang diharapkan maka cara pengambilan keputusan tersebut hendaknya
tidak diulang kembali untuk kehidupan mendatang. Hal tersebut masih dalam 1 masalah
yang dihadapi. Maka semakin banyak masalah yang dihadapi manusia kemudian
merangkumnya menjadi daftar kemampuan pribadinya, hanya keputusan terbaiklah yang
akan digunakan untuk memecahkan masalah selanjutnya.
Pengalaman kehidupan berhubungan
dengan interaksi sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial. Bersifat dinamis
dimaksudkan bahwa manusia diberi kemampuan untuk memperbaiki kualitas hidupnya
dalam hal bertingkah laku dan ada sisi interaksi manusia sebagai makhluk Tuhan.
Interaksi manusia kepada Tuhannya bermuara pada segala tingkah laku manusia. Masyarakat
mengharapkan output ibadah berupa sisi baik manusia yang dapat bermanfaat. Dari
sekian banyak sistem cara ibadah kepada Tuhan pada akhirnya membentuk pribadi
manusia yang berkualitas. Namun manusia terkadang kurang mengetahui esensi dari
dari ibadah. Kalaupun manusia mengetahui makna yang terkandung didalam ibadah
maka manusia enggan melakukannya.
Memperbaiki diri kunci dari proses
pendewasaan manusia. Bersentuhan langsung kepada hati yang ditautkan dengan
kehidupan religi manusia kepada Tuhannya. Merupakan aspek mendasar agar jalan manusia
untuk menuju kebaikan selalu dituntun-Nya. Memohon ampun atas semua kesalahan
yang diperbuatnya menjadikan hati manusia lembut, menyadari akan hakekat
manusia yang lemah dan banyak dosa. Bersifat dinamis lainnya bermaksud bahwa
manusia mempunyai kemungkinan yang besar untuk merubah dirinya. Selama manusia
masih bernafas maka kesempatan untuk menjadi manusia berkualitas akan semakin
besar.
No comments:
Post a Comment