Alhamdulillah Allah SWT memberikan kesempatan berkenalan dengan
makhluk yang tidak terlihat secara lansung. Kurang lebih 3 hari kedepan harus
lebih mengenali makhluk yang harus dilihat dengan batuan alat yang dinamakan
mikroskop. Berbentuk mikroskopis yang bagi sebagian orang mengatakan berbahaya.
Virus, kuman, bakteri, spora ataupun makhluk mikroba lainnya.
Dengan kecakapan keilmuannya manusia memberi
label berbahaya dapat menimbulkan penyakit bahkan menyebabkan kematian.
Peradaban manusia bersifat statis dari kebenaran satu berubah bergantung
dengan pengetahuannya. Jika ditemukan perkembangan misalkan virus membahayakan
sebisa mungkin manusia akan menemukan pencegahannya. Tuntutan mereka agar
manusia dapat merasa aman dari sesuatu yang mengancamnya.
Maksud ancaman
bermakna apabila secara langsung dapat membayakan. Hasil dari perkembangan dari
makhluk mikroskopis kepada manusia disebut dengan istilah infeksi. Berusahan
memahami secara penalaran bukan secara tekstual yang berujung untuk menghindari
dari istilah copy paste yang sering terjadi.
Menggali sistem pencegahan dan pengendalian infeski. Mereka pun
mencari yang menyebabkan bahaya, kemudian mengendalikannya. Bahaya yang
dimaksud yaitu reaksi yang diterima oleh tubuh manusia setelah terjangkit atau
tertular dari makhluk tersebut. Sistem ini bertujuan untuk mencegah pemaparan
serta mengendalikannya agar hidupnya tidak berpindah ke manusia yang masih
normal kesehatannya.
Segala macam argumen serta penelitian, jurnal, symposium keilmuan
dipaparkan secara gamblang. Dari mulai cara penularan, perkembangan bahkan efek
dari bahayanya jika melekat pada tubuh manusia. Bersifat teoritis, melalui
penelitian yang akuntabilitasnya dapat dipertanggung jawabkan oleh bidang
kedokteran.
Sedikit demi sedikit mencoba berfikir tentang hal lain makhluk
mikroskopis. Sisi yang tidak begitu menyudutkan secara subyektif, tentang
keberadaannya. Agar pikiran kita tetap terkontrol dan seimbang atas pemasukan
ilmu yang dinyatakan “baru” oleh alam sadar kita.
Sangat melelahkan tentang pemaparan yang terus mendoktrin pikiran
manusia untuk membenci bahkan menghindari secara ekstrim. Tanpa disadari
kebencian yang begitu kuat maka akan mempengaruhi cara pandang kita terhadap sesama
makhluk ciptaan-Nya, atau bahkan pula dapat melupakan maksud Allah SWT
menciptakannya.
Yang terpenting dalam menghadapi sesuatu gagasan dari manusia maka
hati kita senantiasa terkonek kepada Sang Pencipta Alam Semesta. Allah SWT
sengaja menciptakan keberadaan makhluk mikroskopis yang sebelumnya telah
dituliskan dalam firman-Nya “....Allah menciptakan begitu banyak makhluk yang
tidak kita ketahui (QS. An Nahl-8)”.
Disini mencoba untuk mentadabburi makna yang terkadung didalamnya.
Perlu diingat juga bahwa “Tadabbur
bukan berarti Tafsir”. Perbedaan dari
keduanya yaitu cara pendekatannya. Apabila Tafsir
atau mentafsiri dengan pendekatan berfikir keilmuan mengenai nahwu shorof dan asbabun nuzul, atau hanya orang-orang dengan kualifikasi tertentu
yang berhak menafsiri sebuah ayat. Sedangkan Tadabbur adalah cara pandang melihat ayat yang dihubungkan fenomena
alam dengan tujuan mendekatkan hati untuk mengingat kebesaran Allah SWT. Yang
terpenting dari hasil tadabbur yaitu hati manusia akan lebih tenang dan lebih
percaya atas Kebesaran Nya. Semoga tidak terjadi perdebatan yang berujung debat
kusir yang tiada habisnya.
Kembali ke firman Allah SWT
“......Allah menciptakan begitu banyak makhluk yang tidak kita
ketahui (QS. An Nahl-8)”.
Disana telah digambarkan bahwa Allah SWT telah menciptakan makhluk
yang sebelumnya belum diketahui oleh manusia. Maka tugas manusia yang dibekali
oleh akal dan pikiran untuk terus mempelajari agar mengingat kebesaran-Nya.
Makhluk yang mikroskopis yang dikuasai manusia hanya sebagian kecil baik dalam
kualitasnya dan kuantitasnya.
Penelitian pun juga bersifat statis yang menandakan bahwa kebenaran
penelitian akan berubah sesuai dengan pengetahuan manusia yang diberikan oleh
Allah SWT. Masuknya ilmu pengetahuan pun masih diatur oleh Allah SWT. Sedikit
demi sedikit agar manusia terus mengenal Tuhannya yang sebenarnya ia sembah.
Bukti kebesaran Al Qur’an telah nyata bahwa memang dengan jelas Allah SWT
menciptkan makhluk yang tidak dapat manusia ketahui.
Berusaha untuk mentadaburi maksud dari firman “makhluk yang tidak
kita ketahui” bahwa sebenarnya manusia sangat
terbatas sekali baik secara penglihatan serta kemampuan untuk menghitung
jumlah makhluk ciptaan Allah SWT. Secara pandangan mata, kemampuan manusia
dibatasi khususnya dalam melihat makhluk mikroskopis. Tujuannya adalah karena
Allah SWT akan menunjukkan kebesaran-Nya melalui ilmu pengetahuan tentang
makhluk mikroskopis. Allah SWT memperlihatkan
bahwa Ia mampu menciptakan makhluk dengan ukuran paling besar hingga makhluk terkecil
dengan ukuran millimicron yang tidak dapat dilihat dengan mata secara langsung.
Maksud lain dari firman “makhluk yang tidak kita ketahui” yaitu
memperlihatkan lemahnya kemampuan manusia untuk menghitung jumlah makhluk
ciptaan Allah SWT. Mungkin pengetahuan yang manusia milki hanya memperlihatkan
sebagian kecil ciptaan Nya seperti yang sekarang diketahi pada makhluk
mikroorganisme hanya Virus, Kuman, Bakteri padahal Allah SWT menciptakan makhluk
mikroskopis lainnya jumlahnya melebihi yang dikirakan oleh manusia. Jangkauan manusia
pun hanya meneliti yang berada di Planet Bumi. Padahal makhluk yang Allah SWT
ciptakan tidak hanya di Bumi.
Subhanallah Sungguh Engkau Maha Pencipta Makhluk ...
Mengenai label bahaya dan aktifitas Virus, Kuman, Bakteri dan Mikroskopis
lainnya. Sesuai dengan tabiat manusia yang tidak mau disalahkan, maka ketika ketidaknormalan terjadi, manusia akan
berusaha mencari kesalahan diluar bahkan memberikan cap sebagai penyebabnya.
Seperti contoh banjir yang melanda disuatu daerah, pada dasarnya
banjir adalah aktifitas air yang berusaha untuk mencari daerah yang lebih
rendah. Air yang mengalir pun atas izin Allah SWT bahkan air bertasbih Atas
Nama Allah SWT. Disaat air akan mengalir tertahan oleh tumpukan sampah, daya
serap akar yang sudah hilang dan
kesemuanya akibat ulah manusia. Mereka tidak menyadari penyebab utamanya adalah
dirinya sendiri. Manusia pun sibuk mencari penyebab ketidaknyamannya diluar
dirinya dan memberikan label bahwa yang menjadi penyebabnya adalah banjir. Pada
hakekatnya banjir adalah aktifitas air yang mencari daerah yang lebih rendah.
Kembali mengenai aktifitas Virus, Kuman, Bakteri dan Mikroskopis
lainnya. Allah SWT menciptakan manusia dengan bekal yang sempurna. Disamping
itu manusia di beri kemampuan untuk memperlihatkan kekotorannya secara fisik dimata
sesamanya (manusia). Maksudnya dari memperlihatkan kotoran pada diri
manusia mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan sesuatu baik berupa cairan
misalkan air seni, keringat, air ludah dan sebagainya. Berbentuk padat seperti
tinja, upil yang keluar dari hidung ataupun udara seperti batuk, nafas, serta
kentut yang keluar disetiap lubang pada tubuhnya. Salah satu tempat yang sering
dijumpai aktifitas Virus, Kuman, Bakteri dan Mikroskopis lainnya yaitu pada hal
yang disebutkan di atas.
Virus yang berpindah tempat adalah aktivitasnya sebagai
makhluk dan berkembangbiak atas izin
dari Allah SWT. Secara teori infeksi bahwa apabila manusia dengan kesehatan normal
kemudian terpapar virus maka besar kemungkinan akan terjadi infeksi. Jika
peryataan ini tidak dikoneksikan kepada Allah SWT, maka terjadi asumsi bahwa
virus ini langsung menyerang organ manusia dengan sendirinya. Namun jika
dihubungkan dengan pernyataan Allah SWT bahwa semua makhluk akan bertasbih
kepada Allah SWT. Virus ini merupakan makhluk Allah SWT yang juga berdzikir kepada
Allah SWT.
Lantas apakah virus dapat menimbulkan penyakit?
Allah SWT telah menciptakan antibodi secara alami pada manusia.
Secara sederhana disaat Allah SWT menciptakan virus maka Allah SWT menciptakan
antibodi alami yang dimiliki oleh tubuh manusia. Hanya penelitian antibodi
alami pada tubuh manusia tidak begitu banyak jumlahnya. Hal ini disebabkan
semakin berkurangnya jumlah manusia yang mempunyai usia panjang untuk diteliti
faktor yang menyebabkan usianya lebih lama.
Virus yang berpindah tempat adalah aktivitasnya sebagai
makhluk dan berkembangbiak atas izin
dari Allah SWT. Disaat virus berpindah ke tempat orang yang normal maka dia
menjalankan aktivitasnya untuk berkembang biak. Pada dasarnya disaat virus
berada di tubuh manusia maka secara otomatis dengan kehendak Allah SWT antibodi
alami pada tubuh manusia mulai bekerja. Apabila aktifitas virus berlebih maka antibodi
alami pada tubuh manusia akan bekerja semakin keras pula.
Seiring tumbuhnya manusia, kehidupan sosial, beserta sesuatu yang
dimakan manusia erat kaitannya dengan kinerja organ tubuh manusia baik secara
fisik maupun psikologis. Ditambah lagi dengan kelakuan manusia yang jauh dengan
batas-batas yang digariskan oleh Alah SWT.
Bahkan menurut penelitian terakhir
penyebab utama penyakit yaitu dari rasa stress ataupun pikiran. Maka
berpengaruh sekali terhadap kondisi tubuh manusia. Jika kondisi tubuh manusia
turun maka sistem kekebalan alami nya pun juga turun. Sehingga apabila
aktifitas virus yang kebetulan ada pada diri manusia berkembang maka tidak ada
yang mengimbangi aktifitasnya. Akhirnya manusia jatuh sakit.
Disini lebih jelas
terlihat bahwa manusia pada akhirnya dapat diketahui bahwa sesungguhnya dia lah
yang menganiaya dirinya sendiri. Virus hanya mempunyai tugas untuk hidup dan
berkembang ditempat yang disinggahinya dan ia pun terus berdzikir atas nama
Allah SWT.
Faktor lain yang menyebabkan sistem imun alami manusia menurun
diantaranya gaya hidup, kuliner, globalisasi, radikal bebas, pembalakan hutan,
industri dan sebagainya. Semua kerusakan yang terjadi dialam adalah akibat dari
ulah manusia sendiri.
Jumlahnya penyakit berbanding lurus dengan kerusakan alam yang
diakibatkan oleh manusia. Kira-kira 100 tahun yang lalu jumlah penyakit tidak
sebanyak dengan sekarang. Bukan berarti pada masa tersebut belum ditemukan alat
kedokteran canggih, namun ulah manusia belum terlalu menampakkan kerusakannya
di bumi.
Dimasa sekarang telah nampak kerusakannya berakibat banyaknya
penyakit yang ditimbulkan akibat rusaknya ekosistem lingkungan serta gaya hidup
manusia. Dilatarbelakangi banyaknya penyakit, maka mendorong ilmuan untuk
meneliti alat kedokteran yang lebih canggih. Perkembangan dari alat kedokteran berbanding
lurus dengan jumlah penyakit serta akibat yang ditimbulkannya.
Kemudian dengan tidak ada penyesalan mereka mengatakan virus
adalah penyebab utama dari penyakit manusia. Kalaupun benar adanya maka itu
adalah hasil akhir dari serangkaian kesalahan manusia baik langsung atapun
tidak langsung.
Semoga bermanfaat.
Terus solusinya nunggu dimatikan oleh virus yg sedang melangsungkan kehidupannya dlm tubuh manusia ,bahwa virus berhak hidup Karna sama2 mahkluk ciptaan Allah.
ReplyDeleteApa kesimpulannya?
ReplyDelete