Thursday, 5 May 2016

Jembatan


Pada prinsipnya manusia mempunyai takaran beban yang berbeda. 
Kemampuannya pun telah disapkan oleh Tuhannya dengan segenap cara-Nya. 
Manusia dan permasalahanberkutat dalam ruang yang bagi sendirinya 
terus bertambah. Tuhan tidak akan pernah memberikan ruang kecil lalu memberikan permasalahan yang melebihi kapasitasnya. 

Mencari keuntungan adalah tabiat manusia yang mendasar. Lebih mendalam 
mengenai kebahagian yang terus diburu oleh jejak langkahnya. Berdialog dengan Tuhannya pun seraya berucap tanpa hentinya mencari kebahagiaan. Tanpa menyadari bahagia dan susah adalah dua bagian yang sejatinya tidak dapat dipisahkan.

Lebih siap menerima kebahagiaan daripada menerima kesedihan. Manusia 
akan komplain dengan keadaan jika disandingkan dengan kesusahan. 
Bahkan kesusahan jika dapat dihindari maka manusia akan mengerahkan 
segenap tenaganya. Manusia dan segala keinginannya.

Tuhan menurunkan kesedihan kepada manusia melalui cara-Nya. Baik secara 
langsung maupun melalui orang lain yang berdampak kepada dirinya. Tuhan tidak membiarkan hambanya mengatakan bahwa dia cinta kepada-Nya. Dia akan memberikan berbagai ujian sebagai pra syarat untuk menapaki nikmat yang lebih besar. Lalu manusia pun tak menyadari bahwa semuanya fitrah atas ketetapan yang harus dijalani. Sesuatu yang nikmat yang diberikan atas Kehendak-Nya akan diberi point-point kecil sebagai rasa pertanggungjawabnya. Disamping itu pula disediakan jembatan sebagai penghubung diantara dua nikmat yang berbeda. Jembatan tersebut bernama masalah dan kesedihan.



No comments:

Post a Comment