Pada prinsipnya manusia mempunyai takaran beban yang berbeda.
Kemampuannya
pun telah disapkan oleh Tuhannya dengan segenap cara-Nya.
Manusia dan
permasalahanberkutat dalam ruang yang bagi sendirinya
terus bertambah. Tuhan
tidak akan pernah memberikan ruang kecil lalu memberikan permasalahan yang
melebihi kapasitasnya.
Mencari keuntungan adalah tabiat manusia yang mendasar. Lebih
mendalam
mengenai kebahagian yang terus diburu oleh jejak langkahnya. Berdialog
dengan Tuhannya pun seraya berucap tanpa hentinya mencari kebahagiaan. Tanpa
menyadari bahagia dan susah adalah dua bagian yang sejatinya tidak dapat dipisahkan.
Lebih siap menerima kebahagiaan daripada menerima kesedihan.
Manusia
akan komplain dengan keadaan jika disandingkan dengan kesusahan.
Bahkan
kesusahan jika dapat dihindari maka manusia akan mengerahkan
segenap tenaganya.
Manusia dan segala keinginannya.
Tuhan menurunkan kesedihan kepada manusia melalui cara-Nya. Baik
secara
langsung maupun melalui orang lain yang berdampak kepada dirinya. Tuhan
tidak membiarkan hambanya mengatakan bahwa dia cinta kepada-Nya. Dia akan
memberikan berbagai ujian sebagai pra syarat untuk menapaki nikmat yang lebih
besar. Lalu manusia pun tak menyadari bahwa semuanya fitrah atas ketetapan yang
harus dijalani. Sesuatu yang nikmat yang diberikan atas Kehendak-Nya akan
diberi point-point kecil sebagai rasa pertanggungjawabnya. Disamping itu pula
disediakan jembatan sebagai penghubung diantara dua nikmat yang berbeda. Jembatan
tersebut bernama masalah dan kesedihan.
No comments:
Post a Comment