Aleppo
salah satu kota di Suriah yang sering terlihat di media sosial atas kejadian
penindasan yang menimpa penduduknya. Anak-anak yang yang kehilangan orang
tuanya dengan berat hati dia berusaha mengusap air mata adiknya yang masih
balita. Didekapnya dalam tangis
ketakutan atas bom disamping rumah. Laki-laki terbirit-birit ketakutan disaat
peluru membabi buta membidik punggungnya disaat berlari mereka melewati jenazah-jenazah
saudara, kerabat, tetangga hingga banjir darah di jalanan.
Kejadian
yang tidak berperikemanusiaan yang menimpa dikawasaan Suriah dan beberapa
Negara berpenduduk muslim di Timur Tengah. Hingga Indonesa yang berpenduduk
muslim terbesar di Asia Tenggara mengecam aksi yang terjadi di sana. Berbagai
kecaman menyebutkan tentang protesnya
terhadap media dunia yang seakan menutup mata atas penindasan yang
dilakukan di wilayah Suriah. Tidak hanya itu beraneka kutukan serta cacian
dilontarkan kepada pelaku aksi penindasan terbesar yang berusa membunuh seluruh
penduduk Suriah.
Saya
pun berusaha mendapatkan informasi melalui video amatir atas kebiadaban yang terjadi di Aleppo.
Tersebutlah rumah sakit yang didalamnya masih melakukan tindakan medis dalam
detik-detik pengeboman tersebut dokter dan tenaga medis lainnya sedang sibuk
menangani pasien tiba-tiba dalam rekaman cctv terdapat ledakan yang meluluk
lantakan rumah sakit seluruh tim medis berhamburan bahkan satu dokter yang
bernama Dr. Muhammad Maaz turut meninggal dalam tragedy tersebut.
Tragedi
Aleppo April 2016 mengingatkan Saya terhadap Film Avenger yang telah dirilis
pada April 2015. Avenger adalah sebuah film pahlawan
super berdasarkan komik Avengers, produksi Marvel Studios dan
didistribusikan oleh Walt Disney Studios Motion Pictures.
Film ini merupakan sekuel Dunia Sinematik Marvel
dari Marvel's Avengers. Film ini ditulis dan
disutradarai oleh Joss Whedon dan dperankan
oleh Robert Downey, Jr., Chris
Hemsworth, Mark Ruffalo, Chris Evans,
Scarlett Johansson, Jeremy Renner,
Don Cheadle,
Aaron Johnson, Elizabeth
Olsen, Paul Bettany, Cobie
Smulders, Stellan Skarsgård, James Spader, dan Samuel L.
Jackson.
Saya
tidak akan membahas mengenai isi dari film tersebut. Esensi film tokoh pahlawan
yang diproduksi oleh bangsa barat
merupakan pemasukan doktrin doktrin kepahlawanan dengan penamaan
misalnya Captain Amerika yang secara tidak langsung menyusup melalui tayangan
yang dikemas secara halus dalam sebuah cerita film. Tidak ada hubungan isi film
dengan semua yang terjadi di alam nyata mengenai segala sesuatu di Suriah. Penamaan Captain Amerika telah jelas bahwa
secara tekstual maka dia akan menjadi kapten pemimpin dunia dari segala
kebijakannya. Pemasukan istilah pun disusupi melalui multimedia perfilman yang
dapat diterima oleh kalangan masyarakat dunia khususnya Indonesia.
Film
Avenger telah dirilis di bioskop ternama dikota besar. Rencana besar tersebut
tersusun rapi atas cara pemasaran melalui media sosial. Bentuk merchandise yang
dijual melalui toko modern yang sangat dekat dengan masyarakat. Berhasil
membius dari segala umur dan lapisan masyarakat. Media televisi dengan
mewawancarai artis Indonesia setelah menontonnya dan memancing agar berkomentar
atas film tersebut tidak lain adalah
komentar yang sangat positif yang layak ditonton oleh masyarakat Indonesia.
Kembali
lagi masyarakat Indonesia latah dengan tingkahnya. Tragedi Aleppo di Suriah
yang menuai berbagai kecaman dari kalangan netizen. Saya pun tetap berkeyakinan
dari golongan yang mengecam tragedi Aleppo tersebut, setahun yang lalu turut
bangga terhadap aksi heroik dalam sebuah Film Avenger. Setidaknya
mereka turut mensukseskan program bisnis perfilman dunia yang kita semua tahu negara
asal film tersebut dibuat.
Ada apa
dengan cinta nya, orang Indonesia?
Setelah
sekian tahun mereka dewasa namun tidak sebanding dengan pemikirannya. Mencintai
sesuatu yang melebihi kapasitasnya dan membenci sesuatu yang tiada habisnya.
Bahkan yang dahulu dicintai sekarang dibenci tanpa mereka menyadari bahwa
mereka terjebak dalam program mega dunia yang selama ini mereka cintai. Bangsa
yang dihadapkan dengan demokrasi yang disusun secara sistematis sehingga mereka
bebas berkomentar keadaan tanpa ada batasnya. Bangsa yang secara langsung terdidik
untuk lebih suka berkomentar dibandingkan untuk memilih membaca situasi yang ada didepanya. Berfikir
secara jernih untuk menghadapi sebuah permasalahan dan memandang luas dari
segala upaya rencana dibalik semua yang tampil dipermukaannya. Mengedepankan
hati bukan nafsu yang yang semakin lepas dari nilai-nilai manusia itu sendiri.
Maka
lakukanlah kebaikan meskipun sedikit. Akan lebih baik dari komentar yang
berisikan kecaman, umpatan, cacian yang
sejatinya adalah kekerdilan diri sendiri dibalik dunia maya, dunia yang tidak
nyata atau dunia yang tidak ada tindakan realisasinya. Bagi yang ingin berdonasi
bagi Saudara kita di Suriah maka lakukanlah dengan memilih yayasan penggalang
dana Suriah. Langkah ini akan lebih bermartabat dan secara langsung melalui
tindakan ataupun menyempatkan diri dapat
memberikan keikhlasan doa agar segala amal Saudara yang mendahului kita dapat
diterima disisi Allah SWT dan mereka yang ditinggalkannya senantiasa diberi kekuatan dari Allah SWT. Amin .
No comments:
Post a Comment