Tuesday, 31 May 2016

Ajakan Yatmi tidaklah Mengancam


Angger melompat-lompat kegirangan tatkala Pardi datang dari kampung asal bapaknya Dharma. Pardi adik kandung dari Dharma yang bertempat tinggal di kampung bersama ibunya. Memang dengan kesengajaan ia datang untuk memberikan kejutan kecil berupa sedikit buah rambutan kepada Angger. Kurang lebih 2 tahun terakhir datang ke rumah Dharma. Terheran-heranlah ia melihat Angger yang sekarang sudah memasuki taman kanak-kanak.

“Om datang bawa apa tuh di plastik?”
“Nih rambutan dari kampung ngger…bawa masuk ke rumah sana”.
“Iya om makasih…om naik apa ke sini?”
“Tadi naik bus ngger…Bapakmu mana?”
“Bapak lagi kerja om”
Pardi masuk ke rumah melepas jaketnya beristirahatlah di depan ruang tv sekedar melepas lelahnya. Tanpa sadar dia pulas tertidur karena mungkin lelah dalam perjalanannya. Yatmi yang sudah mengetahui adik iparnya datang pun langsung mempersiapkan secangkir teh yang diseduh di  meja ruang tamu. Senja datang menjelang magrib kayuhan pedal terdengar sayup-sayup semakin mendekat datang menuju rumah Dharma.
“Assalamualaikum….”
“Waalailum salam “sahut Yatmi menjawab dari dalam rumah
“Oh ternyata Pardi datang ya bu?”
“Iya pak…tadi datang naik bus”
“Mana Angger bu?”
“Dia lagi maen ke sebelah”

Sembari keluar Yatmi mencari Angger untuk segera agar dia bisa pulang ke rumah. Angger sedang asyik bermain dengan teman sebayanya Yudha, tanpa menghiraukan bahwa hari pun sudah mulai gelap. Memang sifat anak-anak yang dominan menyukai dunia bermain dengan teman-temannya.

“Ngger…asyik nih maennya…”
“Kamu main apa bareng Yudha?”
“Ini bu maen kelereng Angger kelereng nya banyak dari Yudha”
“Oya nak… tapi kok udah mau magrib ngger..km gak pengen pulang?”
“Bentar bu…nanti pulangnya”
“OIya ngger  mau sampai kapan?”
“Bentar lagi bu..” dengan nada kesal dia menjawab pertanyaan ibunya.

Yatmi harus lebih memutar otaknya agar Angger bisa pulang tanpa harus menangis. Sifat keibuan Yatmi memang sangat sabar dalam menghadapi anak-anaknya. Sementara Yatmi sedang kebingungan untuk megajak Angger, keceriaanya terus beratambah tatkala dia berhasil mengalahkan temannya dengan mematik kelereng menembus dindning pertahanan lawan pada permainanya. Suara adzan mulai terdengar dari balik mushola 10 meter disamping rumahnya Dharma. Alhamdulillah sudah magrib dalam hatinya Yatmi berkata demikian. Suasana hatinya masih berkecamuk untuk membujuk Angger.

“Angger sudah magrib ayuk kita pulang”
“Nanti bu….sebetar lagi bu..”
“Lho kan sudah magrib nak…ayok kita pulang”
“Masih enak bu…bentar sih bu”.
“Hmmm….anak Ibu kok susah diajak omong sih?”

Angger  masih tetap bermain dengan kelerengnya. Ibu nya pun terasa sudah mentok untuk membujuknya. Baru teringat kalau di rumahnya ada om nya Angger mungkin dengan adanya beliau Angger akan lebih memilih untuk pulang ke rumahnya.

“Angger ada om dirumah katanya km pengen maen sama om?”
“Ohh iya bu… ada om kan ya?”
“Iyaa…makanya ayo kita pulang, om nya sudah menunggu disana”.

Angger setuju dengan ajakan Ibunya. Sampai depan rumahnya dia memanggil nama om nya. Sesampainya teras kelereng yang dipakainya bermain ia taruh didalam kaleng susu kemudian ditaruhnya disamping rumah. Kamar mandi adalah tujuan pertamanya selepas ia bermain. Memang sudah kebiasaannya mandi setelah bermain dari kecil Ibu nya sudah mengajarinya.

“Ibu… Om nya dimana?”
“Om nya sedang keluar sama Bapak mu nak, mungkin sebentar lagi pulang”.
“Iya bu….lama ndak bu pulangya?”
”Sebentar lagi ngger...km makan dulu ya ngger”
“Iya bu...”

Hangatnya ajakan ibu dengan kebijaksanaan hati lebih terasa kasih sayangnya kepada anaknya. Begitupun ketika mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan agar diutamakan kasih sayang bukan ancaman yang didahulukan. Tuhan pun memberikan rasa kasih sayang sebelum mengancam hamba-Nya.




Monday, 30 May 2016

Mbah Sugeng Tambah Warso


Di zaman Pak Harto, beliau tabrak paradigmanya kemudian harus berurusan dengan hukum yang selalu mengintainya.
Disaat Pak Harto akan lengser pun, beliau adalah orang yang pertama ditemuinya untuk menentukan posisi jabatannya.
Keadaan negara yang kacau banyak kekerasan di Jember, perselisiahan etnis di kalimantan dan Malaysia yang sekitar 300 an orang bertikai kemudian beliau langsung turun tangan melerainya.
Dimasa mudanya beliau tidak mencari rezeki dari manusia baginya rezeki adalah milik Allah SWT.
Memang ketauhidannya beliau sembunyikan agar manusia selalu salah untuk menilainya.
"Mugi tansah pinaringan kasihatan mbah, barokah rezeki lan saged ngobori atineng munungso kang petheng margo uriping dunyo".

Sepedaku sama dengan Sepedamu

Ada roda yang berarti roh ning dada
Ruh yang menyatukan hati ku dan hati mu untuk bersaudara.

Ada istilah wangkring atau frame
yang berarti disawang nanging ojo dipikir

Jangan berambisi membeli sesuatu melebihi kemampuannya
Istilah lain Setang yang berarti disetel ben ojo nantang
Pengendalian ego dalam berbicara serta bertingkah laku dalam bersepeda.

Disediakan tempat duduk yang bernama Sadel berarti sadare neng udhel
Agar lebih nyaman bersepeda maka perlu suplai makanan yang cukup.

Terdapat Pengganti Kecepatan atau shifter berarti yen sip ojo keminter
Menanamkan rasa rendah hati kepada orang lain.

Tenaga ku di medan jalan bukan tenagaku sebenarnya.
Disaaat diperjalanan kita bukan siapa-siapa selain hanya manusia biasa
Manusia yang dizinkan oleh Tuhannya untuk lebih mengenalkan kebesaran Nya.
Gusti....
Di alam ini tidak dimana pun
Selain Aku haya melihat ciptaan Mu sungguh begitu dahsyat.
Sehingga Aku lebih bisa selalu mendekat
Kepada Mu...

Sunday, 29 May 2016

ANNIVERSARY 4 th, REPOEBLIK MTB ALL MOUNTAIN

Sudah kurang lebih 3 bulan sepeda dianggurin di rumah. Strategi meluangkan waktu pun dimulai terpilihlah waktu yang cocok bersamaan menjelang Ramadhan. Puncak hari bersepeda diantaranya akhir pekan hari Jumat, Sabtu dan Ahad. Aku masih tetap pede meski bisa dikatakan ilmu gowes nya sudah hilang karena beberapa pekan yang lalu sempat absen untuk tidak pedaling. Wathon yakin  persiapan terbaik untuk sekedar melepas kangen bersepeda bareng teman-teman.

Sempat terpikir untuk fullday gowes 2 hari berurut-urut telah Aku coba berencana, namun pada kenyataannya itu sangat susah untuk bisa bersenang secara totalitas waktu. Peredaran waktu sekarang semakin cepat dan manusia harus lebih teliti dalam memanfaatkannya. Sabtu malam Aku menghubungi koordinator event memastikan ketersediaan tiket mengikuti gowes hari Ahad 29 Mei 2016. Ipul Hoze, adalah koordinator lapangan dalam event tiap minggunya atau kegiatan yang spesial didalam komunitas MTB yang mereka beri nama Repoeblik MTB. Bertepatan dengan Anniversary Repoeblik Allmountain dia kembali terpilih menjadi koordinator kepesertaan.


Event gowes bareng dimulai jam 06.30 WIB berkumpul di Taman kuripan. Sepedaku sengaja Aku sandarkan disamping truk loading. Ada 2 truk yang telah siap menampung sepeda dan ridernya. Tidak hanya itu terdapat ada 2 mobil pick up yang telah siap dengan rapi tertata sepeda downhill dari Just Bike Kajen dan Pedoc Pekalongan. Kemudian tim Sragi Bike Community (SBC) juga membawa mobil pick up nya. Percakapan Aku buka dengan Ipul Hoze yang sedang packing sepeda. Berkisar tentang yang akan ikut dalam acara ini ternyata ada juga 2 orang tamu dari Jakarta yang sengaja mengadiri acara gowes bareng ini.

Sepeda pun telah siap berangkat menuju trek Andongsili Kabupaten Batang. Aku memilih duduk bagian belakang truk dengan teman dari  MTB Pekalongan. Kaos sela seli syndicate berwarna hitam yang aku kenakan adalah kaos tim downhill dari Jogja. Silaturahmi yang bisa dilakukan hanya melalui kaos gak apa-apa lah. Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan pecinta sepeda.

Sepanjang jalan menuju trek Andongsili selama kurang lebih 45 menit. Pada pertigaan blado menuju ke selatan jalanan menanjak kurang lebih 10 km dangan suasana yang sejuk dengan pohon khas hutan karet menjulang tinggi. Sekitar hutan bagian bawahnya membentang kebun teh hingga ke bawah. Tepat didepan start point lokasi trek sudah sampai tim dari Weleri All Mountain dan Kaliwungu. Semua tim telah berkumpul dan melakukan briefing sebelum mulai bersepeda. Cek kondisi ban, suspensi mereka lakukan adapula yang melakukan pemanasan ringan bahkan ada yang menyiapkan perbekalan air mineral yang dimasukkan ke dalam tasnya.

Persiapan sudah selesai pengarahan pembukaan acara dilakukan oleh Pak Yuli. Beliau dari segi usia paling senior dari semua goweser yang hadir dalam acara tersebut. Pembukaan acaranya menceritakan bahwa trek Andongsili ditemukan olehnya pada tahun 2000. Momen ini menjadi titik balik kehidupan beliau selama bersepeda. Bernostalgila menikmati trek menjadi kenyataan pada hari Ahad tanggal 29 Mei 2016, namun dia hanya mengikuti 1 km karena ditengah jalan rantai sepedanya putus dan berbalik arah.

Acara pun dimulai dengan gambaran trek diberikan oleh Mas Rowi kapten dari Repoebik MTB. Keadaan jalanan pada ±4 km pertama diisi oleh trek makadam dengan full pedaling dengan kemiringan hampir rata artinya belum ada unsur nanjaknya. Kelenjar keringat mulai berproduski karena sinar matahari langsung menyengat ke kulit. Samping kanan dan kiri masih banyak pohon besar. Pada kilometer selanjutnya unsur kemiringan mulai nampak. Landai tapi pasti dengan pedaling yang mulai terasa beratnya. Pemandangan sekitar mulai terlihat suasana hamparan kebun teh hijau dengan suasana asri hening dan cerah membuat Aku ingin segera mengambil foto diatas kebun teh sepertinya  asyik di spot ini.



Tanjakan semakin tambah terasa setelah melewati hamparan kebun teh yang sangat luas. Terdapat jalan single trek yang hanya digunakan oleh para petani teh naik menuju kantor agribisnis. Tenaga yang sudah mulai berkurang keadaan, keringat mengucur deras dan detak jantuk semakin tak beraturan cepatnya memilih aku untuk beristirahat sebentar hingga rombonganpun sudah berada di sana sekitar 15 menit an.

Perjalanan berlanjut maka tanjakan yang harus dilewati. Keadaan tenaga sudah cukup lelah, sepeda dituntun pilihan terakhir agar bisa berkompromi dengan kemampuan diri. Menyadari kemampuan menjadi prioritas keselamatan diri dan orang lain. Setapak demi setapak jalan dilaluinya. Sesekali berhenti mengambil air minum dari tas punggung sebagai pelepas dahaga di perjalanan.

Jalan tanah sudah mulai terlihat artinya trek ini yang paling ditunggu oleh goweser semua. Jalan menurun sekitar ±6 km lumayan cepat apabila handbrake tidak posisi on. Trek yang meliuk dipusara hamparan kebun teh dengan tikungan tajam disaat pergantian terasering teh ke bagian bawah. Kejelian memilih jalan dan menentukan keputusan rider antara zona aman dan zona bahaya yang menyebabkan terjatuh bahkan tersungkur ke kedalam beberapa meter. Memang mengasyikan apabila trek yang dilaluinya lebih banyak jalan menurunnya.




Mendekati garis finish ditandai dengan jalanan aspal semoga ini benar adanya. Ternyata memang sudah sampai dipenghujung trek Andongsili dan berakhir di area Perkebunan Pagilaran. Berada di lapangan sepak bola maka kegiatan penutupan acara dimulai. Kegiatan akhir diisi dengan makan siang bersama  nasi kotak dengan menu nasi kebuli oleh masakan Bu Bahiyah dengan porsinya yang pas untuk goweser maka sangatlah cocok mengganjal rasa lapar. Mereka para goweser menikmati dengan lahapnya dengan suguhan atraksi goweser yang dilakukan oleh Lek Rohim atau Lek Lakone. Acara tersebut yang diakhiri dengan foto bareng bersama tim-tim yang lainnya dan mengucapkan Selamat Ulang Tahun Untuk Repoeblik MTB All Mountain Semoga tambah kompak dan jaya selalu.









Wednesday, 25 May 2016

Kauman Kepaten Obor

Malam Kamis (25/5) Aku sedang didepan laptop menyelesaikan pekerjaan. Terdengar bunyi nada dering sms dari kamar sebelah yaitu Ibu yang sedang berbaring untuk beristirahat.  Pesan singkat yang tertuju melalui hape Ibu memberikan kabar duka dari Kyai Sesepuh Desa Kauman Wiradesa, yaitu Bapak Kyai Abdulloh Afif telah berpulang ke Rahmatullah.

“Innalilllahi wa inna ilaihi rojiun....Pak Dul...Sedo”

Aku mencoba mencari tahu keberadaan infonya, langsung menghubungi teman yang berada di Desa Kauman. Ternyata benar keberadaan infonya, bahwa sekitar jam 20.15 Pak Dul meninggal dunia. Sangat mengejutkan tentang kabar tersebut dengan keadaan yang tidak memungkinkan Aku tidak dapat pergi pada malam itu juga untuk sekedar menerima jenazah almarhum di rumah beliau.

***
Pagi cerah di hari Kamis (26/5) adalah hari pemakaman beliau Bapak  Abdulloh Afif Sesepuh Kyai Kauman yang berlangsung pada jam 10.00 WIB. Dua jam sebelum prosesi sholat jenazah para takziah sudah mulai berdatangan. Rumah duka bertempat disebelah Musholla Al Amin Kauman dipenuhi oleh kerabat, keluarga besar, para Habaib, tokoh ulama, santi-santri dan masyarakat yang sangat antusias untuk mengantarkan belau ke pemakaman.



Sesi acara pun dimulai dengan pembacaan Surat Yaa Siin oleh segenap para takziah yang telah lama berdatangan. Pembukaan acara yang dilanjutkan dengan ucapan terima kasih kepada hadirin yang telah menyempatkan untuk datang serta permohonan maaf yang mewakili dari keluarga Almarhum Bapak Kyai Abdulloh Afif. Dalam permintaan maafnya menceritakan Bahwa Lek Dul panggilan akrabnya, seorang Kyai yang zuhud dunia. Sosok yang apa adanya, bersahaja serta tidak terlalu memikirkan keadaan bangunan rumahnya. Sekitar 25 tahun yang lalu ada seorang dermawan berniat untuk menshodaqohkan rezekinya untuk merehab dapur rumahnya. Shodaqoh tersebut dterimanya, namum beliau memilih untuk membelanjakan beberapa kitab sebagai bahan pengajar kepada santinya. Subhanallah, sungguh mulianya hati beliau.


Kami merasa kehilangan Pak Dul...
Kepergianmu sungguh cepat, kami tak mengira jika Allah SWT
Memanggilmu dalam keadaan Khusnul Khotimah,
Engkau sedang menjalankan kebaikan dalam sebuah Taklim
Dengan ucapan terakhir Bismillahirohmanirohim
Engkau sedang minum lalu tersedak kemudian pingsan
Semua panik berhamburan melarikanmu ke rumah sakit.
Namun, ternyata itu tidak menghalangimu
Untuk berjumpa kepada Allah SWT.
Pak Dul...
Sungguh Aku berterima kasih atas jasa-jasamu kepada umat

Semoga Khusnul Khotimah Pak Dul....”

Monday, 23 May 2016

Overdosis Pemberitaan Media

Semakin banyak melihat media informasi maka akan menguasai dunia dan sekaligus menjadi budaknya yang terkungkung hingga akal pikirannya.
Media hanya seperti sampah manusia yg mempunyai massa dan tujuan akhir yg akan membawa petaka untuk manusia itu sendiri.
Seperti  hardisk  mempunyai kapasitas maksimum data jika overload maka akan nge'hang. Banyak manusia di era sekarang yg nge 'hang atas kebenarannya masing2 yang menunjukkan identitas dirinya.
Semakin manusia beradab maka peradabannya dimulai dari kemuliaan hati bagi sesamanya.

Mata dan media 2 unsur yang disatukan dalam pemikiran. Hari ini dilihat maka besok akan langsung tayang di media cetak. Real time  menyuguhkan berita terbaru dalam hitungan kurang dalam 1 jam semuanya peristiwa dapat diliput oleh reporter yang ditiap wilayahnya terdapat penguasaan berita tersendiri. Peran mata serta bekerjasama dengan pendengaran diterima dilanjutkan dengan aksi tanggap segera menyebabkan kesegaran berita lebih terjaga. Aksi yang begitu hebat mencengangkan manusia lain untuk berfikir telinganya lebih peka dengan keadaan sekitar. Penghargaan terbesar baginya  dari pengorbanan fisik dalam medan peperangan sekalipun maka tetap mereka lakoni dengan penuh tanggung jawab sebagai jurnalis. 

Media sebagai wadah yang terbentuk dalam ikatan peraturan profesional dan mempunyai unsur matraelastis. Mempunyai ruang pemikiran yang sangat luas bahkan mendalam tentang menghadapi sesuatu hal yang ingin ditampilkan kepada khalayak. Rasa profesionalisme menjadi hak baginya untuk bertanggungjawab atas liputannya. Matrealistis menjadi sokongan utama berjalannya sistem untuk melanjutkan roda visi dan misinya.

Media menjadi barometer pendapat masyarakat, maka menjadi media independen sangat diharapkan ditengah-tengahnya. Media bagaikan jendela dunia pengetahuannya. Seperti jendela disaat dibuka berbagai informasi di luar dapat dilihat bahkan sebelum tidurpun bisa mengaksesnya dengan cara ’klik saja. Mempunyai  pengaruh yang besar bagi keberlangsungan informasi yang baru di update tiap detiknya.

Pergeseran arah media semakin meluas seiring dengan kemajuan dunia yang dikuasai oleh pihak poltik dunia. Isu politik dunia sebagai tonggak pencetus dari berbagai persoalan disiplin politik lokal, budaya, pendidikan dan bahkan agama. Ranah melalaui informasi yang disampaikan melalui media sosial terus mengalir deras tiap detiknya dengan fasilitas klik dan share.  Hitungan detik dapat dilihat oleh ribuan pengguna lain yang kebetulan mempunyai akses peretemanan dengannya. Proses nya tidak mengindahkan keberlangsungan isi dari informasi kebenaran tersebut. Media sosial pun seakan menutup mata dengan standarisasi mengenai isi informasi yang disebarluaskan. 

Manusia yang overdosis terhadap media tanpa melakukan ritme dari penyebarluasan informasi menganggap akan bermanfaat. Sesuatu yang diambil dari informasi belum tentu mempunyai asas kemanfaatan yang dipertanggungjawabkan.  Isi dari informasi yang jelas diterima pun masih simpang siur atas kejadian yang sebenarnya terjadi. 

Mencari kemungkinan informasi secara luas mengenai pemberitaan akan menghindarkan pembenaran subyektif. Membutuhkan waktu serta kemampuan untuk mempelajari peristiwa beserta penyebabnya. Emosi yang tak terkontrol menyebabkan hati manusia semakin sesak, sekalipun diajak sejenak untuk berhenti bernafas.  

Berusaha untuk menambah ilmu menjadikan manusia lebih beradab.  Disiplin ilmu tidak serta merta berhubungan kegiatan formal. Belajar berinteraksi kepada sesorang yang mempunyai wawasan yang luas akan lebih bermanfaat sebagai penyeimbang pikiran manusia menghadapi kemelut informasi yang bertebaran. Indonesia membutuhkan manusia beradab untuk melawan sistem informasi perdagangan bebas.