Friday 30 June 2017

Flash Disk

Kiranya ada sebagian masyarakat masih awam disaat pertama kali dikenalkannya flash disk. Saya termasuk diantaranya. Awalnya ada rasa ketidakmungkinan terhadap benda mungil itu bisa menyimpan sebuah data. Bukan tidak beralasan karena bentuknya lebih kecil dibandingkan punggawanya terdahulu yaitu disket yang berisi kepingan film tipis berbentuk lingkaran. Pemahaman yang sama saya ini saya sepakati atas dasar analogi bentuk piringan hitam sebagaimana penyimpan lagu sedangkan disket sebagai penyimpan data. Alhasil teknologi flash disk bentuknya bukan menyerupai keduanya, babar blas!.

Dulu sewaktu saya belajar ngetik komputer, software WordStar 7.0. sempat menjadi primadona meskipun jenis karakternya masih serba terbatas. Persiapan lain pun terlalu belibet, saat mau ngetik, 2 hari sebelumnya harus mampir dulu ke toko stasioneri membeli 1 keping disket seharga 2.500 rupiah. Itu saja harus segera dibeli, kalau tidak, bisa saja tidak kebagian oleh mas-mas yang sedang menyelesaikan skripsinya. Sontak, disket kala itu menjadi komoditas langka yang tidak setiap toko stasioneri menyediakan.

Peralihan penggunaan disket menjadi flash disk ternyata tidak dibarengi pengetahuan kepada masyarakat. Umumnya flashdisk telah dikenali oleh seseorang yang memang berkutat di dunia perkomputeran minimal menjadi teman setianya bekerja. Seperti saat saya baru mengenal flash disk pada kuartal tahun 2006 silam.

Melalui mahaguru saya Pak Bagus Abimanyu memberi tugas artikel dan cara mengumpulkannya diketik dalam 2 spasi dalam Microsoft Word kemudian disimpan ke dalam flash disk. Setiap anggota kelompok saya saling bertanya mengenai istilah flash disk yang kala itu benar-benar asing ditelinga. Bahkan bentuknya saja belum pernah melihat. Setelah buntu tidak menemukan jawaban akhirnya tugas kembali ke pangkuan mahaguru. Dibarengi rasa penasaran yang memuncak saat itu pula beliau menjawab, "Flashdisk itu penyimpanan data, bentuknya kecil, ada kapasitasnya, harganya 150 ribuan", sembari menyodorkan contohnya. Terasa mahal sekali ukuran 150 ribu di tahun 2006 saat itu ongkos bus Pekalongan - Semarang masih 15 ribu. Akhirnya sepakat demi memperoleh flash disk kami pun berpatungan.

Kapasitas penyimpanan flash disk yang beredar di Semarang saat itu 64 dan 128 Megabyte. Lambat laun naik mencapai 256 dan 512 Megabyte. Dalam waktu kurang dari 2 tahun sudah merebak menjadi ukuran 1 Gigabyte yang sepadan dengan 1024 Megabyte. Saat itu pula hukum rimba mengenai stok pun berlaku apabila kapasitas diatasnya sudah tersedia maka stok kapasitas dibawahnya sudah punah tak tersisa. Dari kurun waktu kurang lebih 10 tahun terakhir ini kapasitas flash disk telah mencapai 16 Gigabyte bahkan bahkan sampai 32 Gigabyte. Pengguna dimanjakan berbagai kelonggaran ruang menyimpan data, ribuan musik maupun berbagai film dalam satu alat kecil yang dinamakan flash disk.
Disamping ada kelonggaran penyimpanan data lebih besar, flash disk mempunyai kelemahan yang cukup signifikan terhadap fungsinya. Berupa virus yang bisa mengganggu keberadaan data yang disimpan. Beragam cara untuk mengatasi ancaman virus salah satunya dengan mengaktifkan antivirus di komputer. Secara teknis data yang terdapat flash disk akan dilakukan scanning selama beberapa waktu tergantung kapasitas datanya. Apabila sudah tidak ditemukan ancaman virus yang berarti maka berarti komputer dirasa aman untuk dioperasikan. Namun ternyata, jenis virus maupun kemampuan antivirus juga menjadi 2 variabel yang saling mempengaruhi. Artinya pada kasus tertentu terkadang virus tidak tampak dalam flash disk karena antivirus tidak bisa mendeteksi keberadaannya.

Semakin sering flash disk keluar masuk komputer maka semakin rentan terhadap penularan virusnya. Ini berlaku apabila kondisi antar komputer belum terkondisikan label "aman" dari ancaman virus. Fenomena ini saya lebih suka bilang, "Kalau flash disk suka keluyuran njajan kesana kemari, bisa lebih rentan terhadap ancaman virus". Sedangkankan tiap pemilik komputer belum 100% "ngeh" tentang virus serta cara mengatasinya, termasuk saya!



No comments:

Post a Comment