Tuesday 20 June 2017

Belajar dari Burung Hantu

Tentang bulan Ramadhan banyak sekali orang-orang yang berbicara tetang bulan penuh berkah ini. Fadhilah atau keutamaannya sudah dijelaskan oleh para ustadz dan kyai baik di mimbar khutbah atau pengajian yang frekuensinya lebih sering dari bulan biasanya. Baik saya tidak akan bahas secara detail tentang hal tesebut. Ranah saya terlalu jauh dan bukan kompetensinya, mendingan berbicara mengenai sekelumit momen mengenai aktifitas bulan Ramadhan.

Ramadhan, satu kali dalam setahun mestinya yang pertama dirasakan adalah rasa syukur karena ketika masuk malam tanggal 1 Ramadhan sudah bisa melaksanakan shalat tarawih. Sesuatu yang sekarang dirasakan sebagai wujud keinginan satu tahun yang lalu tentang harapan agar bulan Ramadhan berikutnya bisa dipertemukan kembali, dan alhamdulillah kita masih diberi kesempatan memperbaiki diri.

Bagi mereka para pedagang di bulan Ramadhan ternyata banyak yang ketiban banyak rezeki terutama mereka yang semula sama sekali menjamah dunia perdagangan kini turut meramaiakan. Jadi teringat 5 tahun yang lalu sewaktu masih boomingnya blackberry massanger (BBM) saya pernah mencoba dagang online kecil-kecilan dan hasilnya cukup lumayan keuntungannya bisa mengembalikan modal smartphone –nya, namun seiring berjalanannya waktu persaingan pun terjadi. Toko online berbasis website dan aplikasi pasar online seperti buka lapak, lazada, tokopedia dan sejenisnya turut mengikis eksistensi saya yang hanya mengandalkan display produk melalui BBM, mungkin ini hanya alibi saya semestinya kesibukan lain waktu itu saya nyambi kuliah  sehingga bisnis tersebut saya urungkan.

Balik lagi tentang Ramadhan bahwa bulan yang penuh berkah ini sepertinya bulan penuh ibadah pahala diobral dilipatgandakan bagi yang rajin beribadah. Pagi hari hingga siang berpuasa menjelang sore menyiapkan buka puasa malam harinya tarawih dilanjut dengan tadarus, nikmat nian hidup ini. Bagi wiraswasta yang tak terikat dengan waktu bekerja pada malam hari bisa digunakan sebagai aktifitas ibadah mahdhoh seperti yang disebutkan tadi di atas. 

Orang bijak mengatakan kambing hitam pasti ada diantara kambing yang berwarna putih ataupun coklat. Saya malah mengiyakan atas pernyataan tersebut, penilaian manusia itu egois menggunakan akalnya menyalahkan yang berada diluar dirinya. Kambing hitam pasti banyak yang mencari diantara rerumputan masalah yang menyubur bagi penggembala yang berwujud manusia. Mengenai momen tentang Ramadhan diantara orang-orang lebih mudah merasakan nikmatnya beribadah ada pula yang terikat penuh atas rutinitas pekerjaan. Lebih spesifik lagi jenis pekerjaan ini menutut waktu yang tiada batasnya diantara pembagian waktu kerja pagi, siang maupun malam. Bisa pula bagi mereka yang sebagian besar dirasakan para karyawan baik termasuknya karyawan pabrik, mal, industri rumah tangga dan sejenisnya yang terikat dengan disiplin waktu. 

Hidup memang penuh wangsinawang saling melihat secara seksama lebih dekat hati momen ini diantara karyawan ada yang memberikan legitimasi kesempurnaan Ramadhan lebih khusuk diajalankan separuh malam diantara tidurnya. Pantasnya ini sangat mudah dilakukan bagi orang-orang yang berstatus wiraswasta atau yang memanfaatkan hanya pagi hari untuk mencari penghidupan dunia. Saya kira ada benarnya juga, karena memang normalitas pekerjaan seperti burung merpati atau ayam jago berangkat diufuk mentari dan pulang sebelum senja turun diantara peraduan langit dan ujung pantai. Sedangkan malam harinya digunakan bercengkrama mesra dengan keluarga atau sekedar beristirahat santai menikmati rasa capek seharian.

Tapi memang sehasunya persepsi di atas tidak mutlak benar karena ada hal-hal yang manusia tidak bisa menjangkaunya seperti rekapan penilaian raport khususnya mengenai amal ibadah. Ruang lingkup manusia sangat terbatas lagi dalam pemikiran tentunya Allah SWT juga memberikan keadilan hidup diantara semua profesi terlepas dari segi rutinitas waktu. Perumpamaan burung yang idealnya berkicau pagi hari sering lupa bahwa adapula burung yang selalu berdamai dengan malam karena mengilhami sebagai kodratnya dan semoga manusia demikian.

Bersyukurlah bagi manusia sebagaimana yang mengerti tugasnya.

Sumber Foto : google 

No comments:

Post a Comment