Tuesday 13 September 2016

Sampah Kejayaan

Kegiatan Majelis Maiyah Suluk Pesisiran edisi 11 September 2016 bertempat Pendopo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Dari sore hari hingga mendekati pukul 20.00 WIB halaman depan pendopo sudah  dipenuhi parkiran kendaraan bermotor baik penggiat maupun jamaah maiyah yang akan mengikuti jalannya kegiatan rutinan maiyahan.

Peserta juga dihadiri dari warga masyarakat Pekalongan yang ingin lebih dekat mengenai kegiatan Maiyah Suluk Pesisiran, pemerhati budaya Jawa dan Arab, wartawan, mahasiswa, karyawan, musisi tuna netra dan beberapa sedulur maiyah sekitaran pantura dari Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Kendal. Mereka berbaur menyatu dalam nuansa atmosfer kebersamaan dengan membahas sebuah tema mengenai Sampah Kejayaan yang memang sengaja diangkat oleh penggiat Maiyah Suluk Pesisiran.

Acara dibuka dengan memberikan beberapa pertanyaan oleh pembawa acara kepada jamaah maiyahan mengenai Sampah Kejayaan. Dalam hal ini mereka diberi kesempatan pikiran untuk sejenak menanggapi tentang tema yang menjadi dasar kegiatan malam tersebut. Serasa sudah saat nya ruang maiyah menjadi tempat belajar menyampaikan pemikiran. Paling tidak forum ini melatih kepercayaan diri masyarakat tampil berbicara di khalayak umum secara bersama-sama.

Diantara pendapat mereka dari masyarakat mengemukakan bahwa Sampah Kejayaan berasal dari pelaku budaya bangsa lain sedanngkan budaya sendiri sama sekali tidak begitu dikenalnya. Ada pula dari kalangan karyawan yang menanggapi Sampah Kejayaan merupakan imbas dari pengeksploitasian dari Sumber Daya Alam negara kita dari bangsa lain. Lain halnya seorang mahasiswa yang berpendapat bahwa Sampah Kejayaan merupakan wujud penyimpangan sifat negatif manusia atas puncak keberhasilan dunia. Dari contoh pendapat-pendapat yang dikemukakan.

Disela-sela penyampaian gagasan teman dari jamaah maiyah ada sedikit intermezo hiburan dari musisi tuna netra yang sudah dari awal acara telah siap menghibur jamaah maiyah. Lagu pertama sebagai  pembuka yaitu berjudul Keramat yang dipopulerkan oleh H. Rhoma Irama. Sangat enerjik sekali permainan gitar akustik dari musisi laki-laki berdarah Jawa Pekalongan ini.

Menginjak sesi ke nara sumber selanjutnya pendapat Sampah Kejayaan dari kalangan yaitu Gus Mansyur. Beliau menjelaskan bahwa pada mula awalnya manusia diberikan keutamaan dari Allah SWT baik berupa kemampuan berakal, berfikir dan bertindak, namun kesemuanya itu tidak diimbangi atas kesadaran sebagai mahluk yang seharusnya kembali atas asalnya. Selain itu manusia lebih bertindak merusak atas anugerah dari Allah SWT dan menyukai cara berfikir praktis dengan melibatkan kerugian bagi dirinya sendiri, alam maupun orang lain. Dari sinilah Sampah Kejaayaan lahir bermunculan menguap ke dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut pemerhati budaya Jawa dan Arab, Gus Eko makna Sampah Kejayaan kaitannya dengan sejarah manusia itu sendiri yang telah diajak oleh Allah SWT dengan ucapan Khay’ya alal Faa laah tinya yang armari menuju kemenangan (kejayaan). Kemudian manusia harus mengucapkan Laa Haula Wa La Quwwata Illa billah yang bermakna sebagai penyadaran diri bahwa manusia sebenarnya mahluk spiritual yang diberi karoseri wujud sebagai manusia. Dengan kata lain Laa Haula Wa La Quwwata Illa billah jalan kembali manusia kepada Allah SWT.

Manusia sekarang ini kurangnya ada penyadaran cinta kepada Allah SWT.  Beridahnya mereka cukup sebatas pengguguran kewajiban bukan atas penyadaran bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT yang terus terintegrasi setiap detak langkahnya. Sehingga kejayaan manusia sesungguhnya dalam arti manusia spiritual kian terkikis oleh bayangan semu pemahaman secara visual bukan batiniah pengakuan sebagai hamba yang terus mengamba kepada Allah SWT.


Sampah kejayaan lebih menitikberatkan kepada pelanggaran yang dilakukan oleh manusia sebagai mahluk spiritual secara samar dia mengaburkan seluruh sejarah awal dari asalnya. Penyadaran diri atas ketidakmampuan mahluk mengerdilkan segala pencaipaian yang diperolehnya bukan atas murni kemampuannya melaikan kekuatan yang Maha Besar yaitu Allah SWT.


No comments:

Post a Comment