Saturday 24 September 2016

Membeli dan Melepas Seragam

Judul di atas menjadi status blackberry massanger teman saya semalam. Saya mulai tergelitik menganalisis kata demi kata yang dihubungkan dengan realita kehidupan tentunya kita semua bisa merasakan bersama.

Penggabungan kalimat dari membeli seragam dan melepas seragam dalam situasi yang berbeda. Selanjutnya mari kita bahas membeli seragam dari perspektif pendidikan.

Berseragam bermakna sebagai tanda orang masih dalam batas satu ragam atau satu macam. Meskipun berseragam hanya berhubungan dengan pakaian. Tapi secara lebih luas berseragam lebih menunjukkan tujuan satu yaitu bersama.

Mahasiswa meskipun secara visual mereka tidak berseragam, mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu menyelesaikan pendidikan. Pengakuan sebagai kelulusan atas pendidikankan juga pasti diinginkan tiap mahasiswa. Hal ini membuktikan mereka mempunyai tujuan yang satu ragam.

Sama halnya dengan penduduk dalam satu RT mereka tetap berseragam. Mereka tetap satu ragam tujuan dalam upaya menciptakan ketentraman, kerukunan  dan keamanan. Kebutuhan tersebut merupakan dasar utama sebagai manusia bersosialisasi dengan bijak.
Begitupula seragam dalam perspektif pekerjaan dengan jabatan atau bentuk karier yang melibatkan kepentingan bersama yaitu rakyat. Menjadi seseorang yang bisa memangku jabatan "untuk rakyat" sangat diidolakan oleh sebagian masyarakat.

Semuanya tergantung lapisan masyarakat dan tingkat jabatannya. Lapisan paling bawah sebagai RT, sebagian besar pemilihan ketua RT tidak banyak adanya praktek penyuapan dalam pencalonannya. Melangkah lebih atas lagi sebagai kepala desa, kali ini masih banyak tindakan yang bertolak belakang dari kesakralan pemilihan calon terbaik dalam pesta demokrasi.

Serangan fajar lebih sering terjadi menjelang acara pemilihan umum baik dari tingkat desa, kepala daerah dan kepala negara. Menilik dari realita demikian, sudah terasa jika ingin menjadi seseorang  berseragam dalam perspektif sebagai pekerja dengan tujuan utama "untuk rakyat" harus merekalan dengan cara dibelinya.

Pada kriteria pekerjaan yang diakui oleh negara dimasa sekarang bukan lagi menjadi titik puncak dari sebuah karier. Alhasil tidak jarang dari yang sudah mempunyai jabatan tinggi harus merelakan jabatannya kemudian mencalonkan diri sebagai pemimpin pemerintahan yang cakupannya lebih luas. Sebutan melepas seragam pun bisa disandang kepadanya kemudian nasibnya masih tergantung dalam langit euforia pesta demokrasi.

Membeli seragam sudah menjadi komoditas umum dan bukan barang rahasia lagi. Era perkembangan pesta demokrasi yang begitu maraknya, masih ada yang kepincut ikut meramaikan kandidat demi melepas seragam yang sudah dikenakannya.

No comments:

Post a Comment