Terasa betapa suntuk keadaan hati ini,
sepi, gundah, tidak mengerti tentang langkah semakin terkekang yaitu tentang
rencana hidup Dharma. Harapan bagi Dharma ingin sekali lepas dari jeratan yang
mengikat perasaannya. Ingin sekali berlari, namun langkah semakin berat
pangilan kata “jangan” kemudian menjerit, menangis terisi sakit perih dan tidak
bisa terhindarkan.
Padam ruang kosong udara pengap lalu
nafas tersengal-sengal sebagai akibat batasan pikiran dilalui dengan sadar.
Tuhan membisikkan kata dari jari-jari indah, dibukanya jendela hidup penuh
berbagai macam tipuan. Menipu setiap mata yang melihatnya dari pose-pose, depan
belakang, kiri kanan, jungkir bali segala macam lalu hiasan pesolek digital
digunakan sebagai “bumbu penyedap” sebelum disajikan. Jendela ruang hati
membuka peluang-peluang lain yang dengan sebuah harapan bisa ada sesuatu
keajaiban itu datang seperti harapan pujangga menanti pujaan hatinya.
Perlahan-lahan Dharma membuka jendela
melihat sisi kanan kiri, atas bawah dan depan belakang mengenai berbagai macam
bentuk dari jendela tersebut. Jendela yang berada di pojok kiri kamarnya itu
bernamakan instagram. Awal pertama kali jendela dibuka seperti tidak ada yang
istimewa tentang kehidupan luar sana. Keadaan pikiran semakin membuncah saat
ego-ego berbicara lantang harus bangkit agar kuat bisa mengenyam proses hidup
dengan arah tujuan. Telinga Dharma terus ditutup oleh kedua tangannya kemudian
dia berteriak ingin lari dan terus berlari melihat kenyataan yang menghimpit
ruang hati penuh emosi.
Semakin lelah mata sejenak
beristirahat menatap keceriaan perempuan saat tersenyum indah diantara bidadari
samping kiri dan kanannya. Semangat Dharma bangkit melihat ada lentera dari
timur bersahaja menghibur dirinya dikala sedu sedih memilukan. Sinar yang
datang dari bola matanya yang begitu indah kemudaian lentik bulu mata berbicara
keindahan itu benar-benar nyata adanya. Dharma seketika itu jatuh cinta.
Angan terus memaksa Dharma tentang
senyuman mengitari seluruh alam pikiran mengharap benar-benar kesempurnaan bagi
hidupnya. Semacam rasa jatuh cinta yang ingin segera dihalalkan, bagaikan
menemukan bidadari disiang hari ingin dibawanya pergi menempuh perjalanan hidup
penuh warna-warni. Wajahnya begitu kecut serta pucat saat ternyata harapan itu
pupus kandas disaat perempuan itu berkata ternyata sudah ada yang punya.
Kembali hati Dharma terluka tak berdaya menata kembali hati yang lagi-lagi
berserakan. Hidup ini ujian bagi Dharma sebagai hamba yang tak mempunyai daya
dan upaya.
sumber gambar : bp.blogspot.com
No comments:
Post a Comment