Monday, 20 February 2017

Dialektika Rumput, Kijang dan Harimau

Teringat pesan Mbah Nun belajar mengenai rantai makanan. Ekosistem hutan telah banyak pelajaran yang dapat diambil. Tuhan telah memberikan masing-masing sesuai dengan kemuliaannya. Rumput berada di bawah selalu terinjak-injak, kecil tak berdaya dan relatif berjumlah banyak bahkan dianggap sebagai tumbuhan pengganggu yang harus tumbang demi kepentingan tertentu.

“Mulianya rumput itu memang harus diinjak, kalau tidak diinjak maka akan bertambah subur naik ke atas sejajar seperti alang-alang, maka tidak indah?”, kurang lebihnya seperti itu perkataan Mbah Nun.
Selian diberi kekuatan yang lebih dari Tuhan seperti rasa tegar, kuat dan bersabar, sifat rumput banyak sekali memberikan pesan bagi siapapun yang menginjak bahkan sebagai penyedia makanan oleh hewan-hewan herbivora.

Kijang yang mempunyai karakter lincah mudah bergerak akan mudah mencari makanan tidak hanya dalam satu tempat sehingga sulit dikejar oleh hewan lain yang memangsanya. Atas kelebihan itu maka sekumpulan kijang yang berada di sabana rumput akan berubah formasinya, melesat bahkan lari terbirit-birit disaat ada seekor harimau yang ingin memangsanya.

Rumput sebagai analogi kemampuan manusia yang dirinya menyebutnya “orang teraniaya”, padahal karena itulah memang kemuliaanya. Namun dibalik semua itu akan ada karakter kuat yang sudah terbentuk karena berdiskusi dengan kesulitan hidup dan akan tetap survive dalam keadaan apapun.
Kijang sebagai eksekutor rumput sangat lincah tingkahnya dan terus mengkebiri rumput tiada habisnya. Namun pada akhirnya tetap kalap tatkala harimau berusaha mengincar, mencaci maki bahkan menginjak-injak kijang dihadapan rumput.

Sedangkan harimau meskipun hebat, kuat, berkuasa, bertaring dan berpredikat sebagai predator, maka lambat laun akan merasa khawatir atas kemampuannya. Semakin hari harimau ini akan menua, larinya akan lebih lamban untuk memangsa kijang bahkan ada kompetitor yaitu harimau muda yang akan siap memangsanya.

Maka jangan lantas minder menjadi rumput, jangan belagu menjadi kijang atau bahkan jumawa menjadi harimau.

(Disadur dari acara maiyahan)

Sumber Foto : Google

No comments:

Post a Comment