Friday, 17 February 2017

Pernah Merokok Tidak Sampai Suka

Aktifitas berawal dari rasa ingin mencoba meniru gaya maskulin laki-laki bagi seorang remaja. Usia perokok pemula pada rentan usia 13-17 tahun atau usia remaja. Tingkat remaja sekolah memasuki masa pubertas mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar dan mempunyai kecenderungan meniru dari sesorang yang di idolakan atau diganderungi.

Saya mencoba mengingat kembali masa SMP menikmati masa bermain bersama menginjak masa remaja. Berinteraksi saling mengenal sesama teman yang mempunyai latar belakang tingkatan ekonomi yang hampir sama. Aktifitas bermain bersepeda malam keliling pedesaan bersama hingga larut malam kemudian berakhir berkumpul disalah satu rumah teman. Kegiatan tersebut dilsayakan setiap akhir pekan yaitu malam minggu yang tiap edisi minggunya berganti dari satu rumah teman ke teman lainnya.

Diantara idola atau kegemaran tiap teman berbeda-beda ada yang menyukai olah raga basket, sepak bola, bermusik atau tidak ada kegemaran satupun yang menonjol seperti lainnya. Pada periode fase waktu, rasa ingin tahu mengenai aktifitas merokok datang secara tiba-tiba. Meski ada hanya satu atau dua orang yang memulainya secara langsung ikut sama-sama ingin mencoba menikmati hisapan rokok yang sebagian orang dewasa melsayakannya. Ajakan dari teman menawarkan rokok sebagai belajar lifestyle atau gaya seorang laki-laki yang seakan tampil lebih maskulin.

Saya pun mulai mencoba menikmati hisapan rokok kala itu. Uang jajan saya kumpulkan 2 hari, satu bungkus rokok akhirnya terbeli. Berangkat meniru jenis rokok yang disukai oleh om saya yaitu rokok putih yang katanya nikotinnya lebih rendah. Hanya bermodal tiru meniru sebagai anak baru gedhe kalau “gak seperti” belum asyik. Merokok secara sembunyi-sembunyi dikala bapak dan ibu tidak berada dirumah.

Rokok Sampoerna Mild isi 12 saya beli dari warung beserta korek apinya, setalah kondisi rumah kosong saya segera menuju ke kamar lagu-lagu slank saya mainkan dari tape recorder lalu rokok saya bakar dan kuhisap pelan-pelan sembari menikmati Kaka Slank nyanyi. Terasa cowok banget, gentle dan sangar tentunya. Hanya bertahan 2 minggu kebiasaan  itu sudah mulai bosan. Saat rokok saya hirup seringnya tenggorokan semakin kering dan tersedak hingga batuk-batuk. Tenggorokan semakin gak nyaman ruang gerak merokok di rumah semakin sempit, saat itu pula saya putuskan untuk berhenti merokok dan alhamdulillah hingga sekarang kebiasaan itu tidak sampai kambuh lagi.

Pada akhirnya merokok itu nikmat bagi yang bisa menikmati hingga hisapan terakhir.







No comments:

Post a Comment