Friday, 24 February 2017

Ketemu Kawan Lama

Postingan melalui media sosial memang bisa menjadi alat mempertemukan pertemanan kembali. Dari tautan mengenai reportase gowes, salah satu teman SMP mengomentari menanyakan agar bisa gowes bareng beberapa waktu mendatang.
"Ayo katanya mau gowes?", tanya Arif teman SMP yang rumahnya hanya beda desa namun jarang bisa ketemu karena kesibukan.

Selang satu hari setelah itu ada kesempatan yang memungkinkan gowes bersama. Tepatnya hari Jum'at tanggal 23 Febuari 2017, alhamdulillah pagi yang cukup cerah menyambut hari penuh barokah dan sangat cocok sebagai  ajang menyambung tali silaturahmi pertemanan. Melalui pesan singkat aku bertanya,

"Jadi gowes rif, pagi ini ya?", berharap ia mempunyai waktu luang yang sama.

"Oiya, bisa nih ketemuan di perempatan jalan ya?", jawab Arif yang sepertinya harus menjadwalkan kembali aktifitas hari Jum'at ketika saya ajak gowes bareng.

Perjalanan kurang lebih 5 menit dari rumah saya menuju perempatan sebagaimana kesepakatan yang disetujui bersama. Kemudian sampailah ditempat tujuan, namun Arif masih belum tampak datang. Konfirmasi itu berlanjut saat saya memberi tahu keadaan saya sekarang sudah tiba. Tak lama kemudian, ketika saya masih sedang membuka hasi foto di layar handphone, tiba-tiba Arif datang menggunakan sepeda Polygon Siskiu,

"Weey...sori aku datengnya telat karna anakku pengen ikut gowes juga".


Bagi saya itu tidak akan berpengaruh apa-apa karena saya pun memahami kesibukan pagi di setiap keluarga sudah sangat mahfum terjadi. Perjalanan gowes pun dimulai, melalui rute jalan pedesaan bersama menelusuri melihat kesibukan masyarakat pagi ini. Ada yang berangkat ke sawah, mengantarkan anaknya ke sekolah dan kebetulan para pedagang tidak banyak berseliweran mungkin karena hari ini Jum'an Kliwon pasar tradisional tidak begitu tampak keramaian signifikan atas aktifitasnya.

Nostalgia setiap kayuhan mengingatkan kesibukan teman-teman lama yang dahulu pernah satu nasib sebagai pelajar SMP kini tidak sempat bertemu kembali. 

"Masih sering ketemu teman-teman SMP, rif?", dari belakang saya pastikan aman untuk menyalip agar bisa berjejer ngobrol ringan.

"Paling si Rossid terakhir BBM an, kron", jawab Arif yang masih asyik menikmati setiap hentakan ayunan  sepeda fullsus saat melibas jalanan bertekstur agak kasar.

Dari setiap percakapan terjadi kelenjar keringat perlahan mulai bekerja. Ditambah dengan sinar matahari memudahkan pembakaran kalori agar mencapai titik optimal.

Rute yang cukup singkat namun efektif diakhiri di kawasan Lapangan Gemek Kecamatan Kedungwuni. Ternyata keadaan ini bertolak belakang dengan pasar tradisional, malahan pedagang disini lebih banyak,

"Kalau Jum'at Kliwon di Bebekan itu akan lebih rame dibandingkan Jum'at bisanya", jelas Arif yang memilih istirahat sekedar duduk-duduk di depan SMA Kedungwuni.

Obrolan berlanjut mengenai pengalaman-pengalaman setelah lulus SMP hingga sekarang. Ketika ia pernah mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) ada teman satu angkatan SMP yang bertugas di medical chek up dan sempat menanyakan asal sekolahnya,
"Ini Arif alumni SMP 1 Wiradesa kan?", tanya Mbak-mbak penuh penasaran.

Arif pun sedikit kaget atas pertanyaan itu sedang ia pun tidak begitu familiar dengan wajahnya itu.
Hingga akhir pemeriksaa, Arif pun tidak dikasih tahu nama teman seangkatan yang bertugas sebagai asisten medical check up di Kantor Kepolisian tersebut.

Sekilas mendengar cerita yang penuh tawa dengan segenap gelagat "pangkling", menandakan bahwa setiap manusia pada titik tertentu ada perubahan baik fisik maupun ingatan.

Untuk apa Tuhan memberikan perubahan itu?

Agar manusia terus mengingat kepada waktu yang terus berjalan serta menganalisa perubahan-perubahan agar sesuai jalur ketetapan-Nya. Seperti pagi ini waktu singkat semoga bisa memberi manfaat menyambung silaturahmi sebagai perintah agar manusia selalu diikat dalam sebuah persaudaraan. Olah raga itu sebagai alat sedangkan esensi dari semuanya itu adalah sambung secara fisik dan batin sebagai makhluk mempunyai rasa.
"Andaikan setiap alumni mempunyai hobi yang sama seperti ini, mungkin kita bisa ketemu lagi ya", ungkap Arif setelah meneguk air putih dari botol tupperware.

Analisanya sangat memungkinkan terjadi. Pertemanan melalui media sosial tidak menjamin kedekatan jiwa saling mengerti keadaan. Bahkan cenderung cepat mengambil keputusan menilai keadaan atas pemikiran dari setiap status yang diunggahnya. Sedangkan bertemu langsung bisa melihat wajah kita, sorot mata, gaya bahasa serta perilaku yang tidak banyak embel-embel dan dihadapkan di dunia nyata.

Hikmah terindah disaat berceloteh di media sosial seperti facebook tidak dianjurkan sebagaimana justifikasi keadaan seseorang. Itu semua sebagaimana alat sedangkan yang terpenting komunikasi nyata dari setiap individu agar terjalin begitu erat.

Suasana matahari naik bertanda siang hari kan menjelang. Aktifitas lain juga masih banyak harus dikerjakan. Pada akhirnya kita pulang menuju rumahnya masing-masing.

Salam hangat buat teman-teman alumni SMP 1 Wiradesa.


No comments:

Post a Comment