Thursday, 9 February 2017

Saat Pernikahan Tak Kunjung Tiba

Diantara aku, kamu dan kalian atau bahkan kita sedang menunggu saat pernikahan datang menghampiri hidup kita. Di pagi hari kita tersenyum mengharap langkah ini bisa bertemu dengan seseorang yang kita rindu. Waktu siang terik matahari mengeluarkan air dari kelenjar keringat kita pun berteduh keinginan itu ada, akan ada seseorang yang tiba-tiba menyapa kita.  Sapa yang mengarah atas rasa saling suka, lalu satu diantaranya malu membuka satu pembicaraan, namun hatinya berkata “Ya Tuhan, apakah ini jodoh saya?”. Hingga malam menunggu diatara sujud beserta harapan dalam tetesan air mata.

Pada diri kita pun kemudian bertanya  “Mengapa aku sampai sekarang belum dipertemukan jodohnya?”. Berbagai spekulasi dihadapkan pada evaluasi  mengenai  tingkah laku yang selama ini lakukan. Dari berbagai cara berbicara, sifat buruk yang ada, hubungan kepada orang tua atau hubungan kita kepada Tuhan. Satu per satu diri kita bertanya kembali mengingat kejadian-kejadian kemarin atau kesalahan-kesalahan yang dulu pernah diperbuat.

Manusia tidak hanya berpangku tangan bahkan berusaha memantaskan diri menjadi pribadi yang lebih utama menuju kebaikan. Tidak ada manusia yang menganggap dirinya jauh dari dosa, bahkan nabi pun tiap malam terus memohon agar diampuni dosanya. Kehidupan itu sebagai proses menuju bukan hasil atas sekarang. Disaat hati sedang dilanda perasaan khawatir jodoh maka Tuhan berjanji akan memudahkan hambanya ketika berjalan menuju kebaikan. Adapun kebaikan seorang hamba harus terus menerus diperjuangkan sesuai dengan kodratnya hidup masing-masing. Tidak usah menunggu hari esok, sekarang pun harus berprasangka baik kepada Tuhan bahwasanya diri kita diberi kesempatan untuk memantaskan diri meraih jodoh yang sesuai kita harapkan.

Terus berdoa tentang kebaikan kepada teman yang telah mendahului kita, melakukan pernikahan. Perasaan kita yang belum menikah sangat wajar ingin seperti teman kerja yang sedang melakukan akad suci dihadapan Tuhannya. Bukan sebagai tanda iri hati melainkan harapan disetiap doa terpajatkan kepada pengantin, karena prinsipnya mendoakan orang lain juga turut mendoakan bagi dirinya sendiri.


Berpasrah kebaikan kepada Tuhan agar beban lebih ringan. Mungkin saat ini jodoh belum sampai dihadapan kita, lalu apa mesti kita berlarut-larut dalam kesedihan?. Sementara hidup masih tetap berjalan sebagaimana matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Maka sebagai manusia yang mempunyai akal harus berusaha lebih membangun semangat hidup dari diri kita sendiri. Manusia hanyalah seorang wayangnya Tuhan dan hanya Tuhan Maha Mampu mengerti serta mengetahui harapan-harapan baik dari seorang hamba. Untuk itu terus berharaplah lebih baik agar suatu saat Tuhan akan memberikan harapan itu akan datang menurut cara-Nya yang terkadang diluar akal kemampuan manusia. 
Sumber foto :google.vector ring wedding

No comments:

Post a Comment