Diantara aku, kamu dan kalian atau
bahkan kita sedang menunggu saat pernikahan datang menghampiri hidup kita. Di
pagi hari kita tersenyum mengharap langkah ini bisa bertemu dengan seseorang
yang kita rindu. Waktu siang terik matahari mengeluarkan air dari kelenjar
keringat kita pun berteduh keinginan itu ada, akan ada seseorang yang tiba-tiba
menyapa kita. Sapa yang mengarah atas
rasa saling suka, lalu satu diantaranya malu membuka satu pembicaraan, namun
hatinya berkata “Ya Tuhan, apakah ini
jodoh saya?”. Hingga malam menunggu diatara sujud beserta harapan dalam
tetesan air mata.
Pada diri kita pun kemudian
bertanya “Mengapa aku sampai sekarang belum dipertemukan jodohnya?”.
Berbagai spekulasi dihadapkan pada evaluasi
mengenai tingkah laku yang selama
ini lakukan. Dari berbagai cara berbicara, sifat buruk yang ada, hubungan
kepada orang tua atau hubungan kita kepada Tuhan. Satu per satu diri kita
bertanya kembali mengingat kejadian-kejadian kemarin atau kesalahan-kesalahan yang
dulu pernah diperbuat.
Manusia tidak hanya berpangku tangan
bahkan berusaha memantaskan diri menjadi pribadi yang lebih utama menuju
kebaikan. Tidak ada manusia yang menganggap dirinya jauh dari dosa, bahkan nabi pun tiap malam terus memohon agar diampuni dosanya. Kehidupan itu sebagai proses menuju bukan hasil atas sekarang. Disaat hati sedang dilanda perasaan khawatir
jodoh maka Tuhan berjanji akan memudahkan hambanya ketika berjalan menuju
kebaikan. Adapun kebaikan seorang hamba harus terus menerus diperjuangkan sesuai
dengan kodratnya hidup masing-masing. Tidak usah menunggu hari esok, sekarang
pun harus berprasangka baik kepada Tuhan bahwasanya diri kita diberi kesempatan
untuk memantaskan diri meraih jodoh yang sesuai kita harapkan.
Terus berdoa tentang kebaikan kepada
teman yang telah mendahului kita, melakukan pernikahan. Perasaan kita yang
belum menikah sangat wajar ingin seperti teman kerja yang sedang melakukan akad
suci dihadapan Tuhannya. Bukan sebagai
tanda iri hati melainkan harapan disetiap doa terpajatkan kepada pengantin,
karena prinsipnya mendoakan orang lain juga turut mendoakan bagi dirinya
sendiri.
Berpasrah kebaikan kepada Tuhan agar
beban lebih ringan. Mungkin saat ini jodoh belum sampai dihadapan kita, lalu
apa mesti kita berlarut-larut dalam kesedihan?. Sementara hidup masih tetap
berjalan sebagaimana matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Maka
sebagai manusia yang mempunyai akal harus berusaha lebih membangun semangat
hidup dari diri kita sendiri. Manusia hanyalah seorang wayangnya Tuhan dan
hanya Tuhan Maha Mampu mengerti serta mengetahui harapan-harapan baik dari
seorang hamba. Untuk itu terus berharaplah lebih baik agar suatu saat Tuhan
akan memberikan harapan itu akan datang menurut cara-Nya yang terkadang diluar
akal kemampuan manusia.
Sumber foto :google.vector ring wedding
No comments:
Post a Comment