Wednesday, 1 February 2017

Detik Bahagia

Beberapa  detik yang berlalu bergetar
Aku ungkap perasaan dan juga angan
Kepada angin disetiap malam
Meski hembusannya tak begitu kencang
Begitu damainya perasaan mendayu
Aku terpukau betapa rindu
Pemilik paras hati nan ayu
Ku ajak ke tempat peraduanku
Mata ini aku tutup terhadap diri
Segala kekurangan yang berarti
Meski aku terjatuh tapi aku ingin berlari
Bersamamu menggapai mimpi

Sinar wajahmu bagai rembulan
Tiap cahaya jatuh ke permukaan
Di halaman taman aku bergembira
Memelukmu meski hanya bayang-bayang
Ku ungkapkan rasa rindu
Terhadap semua perasaan kepadamu beradu
Terdengar suara sengau lalu membisu
Berharap mengusap masa yang telah berlalu
Biarkan aku bersimpuh memuji
Hanya kepada pemilik raga dan jiwa ini
Namun aku bukan orang suci
Sebagai modal untuk kau cintai

Aku hanya sebatas daun rerumputan
Bisa terinjak oleh siapa saja
Dengan cara  dan gaya mereka
Aku tersenyum masih bermanfaat
Engkau boleh bersama dengan orang pihanmu
Tak usah hiraukan atas diriku
Aku telah siap mengerti keaadaanku
Betapa kerdilnya anganku mencintaimu
Aku bisa menangis saat melihat engkau romantis
Aku menahan perasaan kecewa bagai teriris
Namun kontrak semangatku tetap sampai garis finish

No comments:

Post a Comment