Dua kata dari judul
tersebut memuat ejaan yang disempurnakan dan ejaan lama dalam Bahasa Indonesia.
Masih ada hubungan sisi lain dari peradaban daerah Pencongan, namun bahasan
kali ini tentang sedikit ketahuan saya dari sebatas mata memandang sembari desiran angin berhembus setiap hari yang saya lewati. Ada sedikit janji kepada diri saya yang harus dipenuhi untuk menyapa dan menghadirkannya.
Pencongan sebuah sebutan
lain dari tempat yang termasuk didalamnya Kelurahan Bener Kecamatan Wiradesa.
Orang sekitaran menyebutnya Pencongan sangat lekat dengan sebuah jembatan
panjang di Kali Sengkarang merupakan jembatan terpanjang arah pantura di
Kabupaten Pekalongan.
Bagian timur jembatan
terdapat sebuah taman yang terdiri dari bangunan layaknya miniatur pendopo atau
mungkin bisa disebut gazebo segi delapan. Melangkah ke barat dari gazebo ada
dermaga kecil menjorok ke bibir sungai lengkap dengan tangga menuju ke bawah
sebagai akses dari perahu ke atas dermaga. Sangat menarik bagi pengunjung bisa
menikmati lalu lalang kendaraan dari bawah jembatan. Melihat kesibukan
masyarakat dari luar propinsi yang melewati arah pantura. Tidak hanya itu saya
pun menikmati berbagai kegiatan masyarakat setempat dengan mulai aktifitasnya
berangkat kerja pada pagi hari.
Bangunan berwarna
orange sangat pas paduannya dengan keadaan tanaman hijau disekitarnya. Tata
letak dari pembuatan taman sangat memperhatikan estetika nilai keindahan.
Keadaan tanah yang bergelombang memberikan nuansa sebuah miniatur taman
teletubies yang sangat bersahabat bagi anak-anak. Saya turut berapresiasi
dengan dibangunnya taman pencongan, kepedulian pemerintah terhadap tata letak
sekitaran pinggir sungai patut diacungi
jempol. Meskipun rasa terima kasih ku mungkin dibilang, “Lho kok baru menyadari
bangunan itu kan sudah 10 tahun lebih?” rasa syukur tidak serta merta
diucapkan, semenjak setelah dibangun taman tersebut senyum kecil sebagai rasa
gembira karena hampir tiap harinya perputaran roda kendaraan terus menyapanya
dari jembatan.
Seperti yang saya
ketahui selain sebagai tempat beristirahat dalam perjalanan, gazebo seringnya
digunakan sebagai tempat latihan teakwondo bagi pelajar. Namun, beberapa waktu terakhir kegiatan
tersebut tidak begitu tampak. Mungkin pengurus cabang olah raga ini mengalihkan
latihannya ke tempat lain. Pada akhirnya gazebo ini luput dari kegiatan rutin
dari masyarakat.
Kepedulian kebersihan
sekitaran taman khususnya dari masyarakat sangat mempengaruhi keutuhan taman
pencongan. Di bagian lantai gazebo sangat kurang nyaman dari aspek
kebersihannya, bekas sandal yang sengaja naik di lantai gazebo kebetulan menimbulkan
noda tanah sangat tidak nyaman bagi masyarakat yang ingin sekedar duduk lesehan.
Keadaan dermaga dari
segi keamanan juga memprihatinkan, pagar besi sudah banyak yang hilang praduga
saya pagar besi minimalis sangat rentan terhadap korosi udara dan air hujan.
Mestinya pengunaan pagar minimalis tidak hanya mempertimbangkan segi estetika
penataan kota, dari segi keamananan juga harus sesuai dengan keselamatan dari
fungsi pagar tersebut.
Lalu peran masyarakat
sebagaimana tujuan taman selain untuk aktifitas bersama, hendaknya taman
pencongan menjadi salah satu ikon tempat pariwisata lokal murah meriah tanpa
dipungut biaya karcis masuk. Melibatkan kegiatan positif di gazebo secara
rutin, adanya kegiatan masyarakat diharapkan juga turut menjaga kebersihan
lingkungan karena apabila mengandalkan kebersihan dari pemerintah saya kira
masih kurang dibanding dengan jumlah resiko keadaan kotor ditempat terbuka.
Taman Pencongan telah
dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu bagian
keindahan tata kota untuk kepentingan masyarakat. Keadaan lingkungan taman
khususnya gazebo sangat memprihatinkan dari segi kebersihannya. Harapan besar
agar masyarakat berpartisipasi aktif turut menggunakan gazebo sebagai tempat
diadakan kegiatan positif dan tentunya agar kebersihan juga turut diperhatikan
No comments:
Post a Comment