Sunday 31 December 2017

Hadapi Lalu Kembali

Sudah semakin tua saja saya menghadapi tahun 2018. Terasa begitu cepatnya tahun 2017 meninggalkan aktifitas kehidupan. Betambahnya tahun anggapan saya, waktu itu semakin kejam. Pergerakan waktu lebih cepat dari usaha manusia. Detik jam yang bergerak ke kanan memutar adalah nafas tiap detik yang terus terakumulasi dari menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun saya tidak tidak akan pernah kembali. Hari kemarin telah usai tinggal hari ini, untuk hari esok masih dalam rahasia-Nya Tuhan, manusia tak akan pernah bisa berkehendak. 

Tekanan-tekanan semakin hari terus mendera. Teman hidup yang belum kunjung dihadirkan, menambah deretan harapan yang semoga akan bisa segera dikabulkan. Seorang teman memberikan pernyataan, “Semua itu ada jalannya termasuk mencari teman hidup. Namun kalau tidak dicari jalannya harapan itu mustahil akan terwujud”, ujar teman agak mengejek. 

Menapaki jalan baru, melihat samping kanan dan kiri terasa sendiri. Sedang bayang-bayang keindaahan hari kemarin masih terasa indah, bersama dilalui dengan penuh cinta. Kenyamanan yang membuat dua hati bisa tergerak satu sama lain, belajar hidup dan memahami. Pelukan itu terjatuh kembali menerobos dinding kesunyian rasa itu kembali lagi.

Aku harus tersadar ke arah kebenaran Sang Gusti.


No comments:

Post a Comment