Sudah berencana sore ini saya akan ke
Semarang menggunakan kereta Kaligung Mas. Biasanya saya sudah memesan tiket
satu hari sebelumnya kali ini saya ndableg
berkeyakinan sore bisa beli tiket pas satu jam sebelum jadwal
pemberangkatan dari Pekalongan. Motor grand melaju agak kencang menuju ke
Stasiun Pekalongan sekitar pukul 16.30 dengan harapan masih ada sisa tempat
duduk yang bisa saya beli. Sebelumnya temen saya yang bernama Cak Su’ud telah
mewanti-wanti agar membelikan juga tiket keretanya kemudian sepakat berangkat
bersama.
Sepeda motor saya parkirkan langkah
saya menuju bagian loket kereta api. Hanya ada dua penumpang yang berada di
ruang tunggu dan hanya satu petugas jaga loket yang masih berdinas sore ini
menjelang magrib. Saya begitu kagetnya karena ada calon pembeli masih terlibat
dalam pemesanan tiket berdiri bersama petugas penjual tiket. Dari pembicaraan
tersebut pupus harapan tujuan sama ke Semarang tidak bisa dilayanai karena
kehabisan tiket. Harap-harap cemas keberadaan antrian saya di belakang selisih
3 calon penumpang yang sedang mengantri.
Tiba diantrian saya melangkah menuju
loket pembelian tiket menanyakan tujuan ke Semarang sebelum jam 19.00 WIB
berangkat dari Stasiun Pekalongan. Prediksi saya tidak meleset tiket tujuan
Semarang telah habis, ucapan terima kasih menjadi penutup perjumpaan dengan
mbak-mbak petugas loket yang memberikan senyum terpaksa karena tuntutan
pekerjaan.
Saya masih duduk-duduk di teras loket
menghadap ke tempat parkir kendaraan. Perhelatan antara mengiyakan ke Semarang
atau diurungkan kembali ke rumah. Kalau masih tetap pergi pertanyaan yang
terbesit adalah waktu yang dibutuhkan menuju maiyahan cukup bisa mengejar agar
pukul 20.00 WIB sudah berada di Balaikota Semarang?. Kembali lagi meminta
pendapat dari teman saya Cak Su’ud yang belum juga memberikan kabar hingga saya
sudah stanby di depan stasiun.
Tak lama kemudian isyarat datang melalui
pesan singkat whatsapp massanger dari
Cak Su’ud yang menyuruh saya datang ke kantor dimana beliau bekerja yaitu
disalah satu SMK Negeri di Pekalongan. Ajakan tersebut aku iyakan tanpa ba bi
bu kendaraan saya melaju seiring kumandang adzan magrib telah berlalu. Cak Su’ud
telah siap mengenakan jaket hijau setengah hitam dengan muka kucel kecapean
agak kesal ketika tiket kereta api tidak bisa saya dapatkan. Tawaran lain
menggunakan sepeda motor menuju ke Semarang namun keinginan tersebut segera
ditepis karena faktor keamanan. Lantas, hanya menggunakan alat transportasi
travel gelap yang hanya menggunakan mobil plat hitam jam segini masih ada yang
beroperasi. Cepat-cepat saya dan Cak Su’ud menuju pool komunitas travel gelap di kawasan Terminal Pekalongan.
Alhamdulillah keinginan maiyahan bisa sedikit lega karena telah memasuki
perjalanan menuju ke Semarang sebelum jam 19.00 WIB. Segala harapan agar bisa
cepat sampai dikabulkan juga oleh Allah SWT jalanan terasa lengang sehingga Pak
Sopir bisa leluasa memainkan aksi pacuan mobil transportasi berplat hitam ini. Sampai
Balaikota Semarang alhamdulillah acara telah dimulai bebarengan, terlalu
tergesa-gesa maiyahan kali ini.
No comments:
Post a Comment