Pagi
Jakarta setelah mendengar adzan subuh saat itu pula bisa menginjakan kaki di
Stasiun Gambir. Begitu juga penumpang lainnya, karena ini stasiun yang konon
hanya kelas eksekutif bisa berhenti. Bangunkarta adalah salah satu nama kereta
eksekutif jurusan Surabaya – Jakarta. Keluar dari pintu kereta kaki berjalan
menuruni tangga menuju pintu keluar.
Sebelum
habis waktu shubuh, sebaiknya mencari mushola
terdekat, “Mas mushola letaknya sebelah mana ya?”, tanyaku kepada petugas
keamanan yang helmnya ada tulisan PKD. “Oh, mushola berada di lantai bawah mas
silakan!”, jawab beliau sembari patroli matanya sedikit agak kesana kemari.
“Silakan
nang kalau mau sholat-sholat dulu saya tak nungguin tasnya di sini”, sontak Bu
Wahyu memberikan izin kepada saya menyegerakan sholat. Kesempatan tak ubahnya
saya biarkan begitu saja, sepatu buran saya lepas. Tampak jamaah laki-laki
telah memadati ruang wudhu meski harus bergantian antri. Mushola kecil
bernuansa minimalis waktu shubuh ini cukup memberikan kenyamanan bagi kaum muslimin.
Agenda
selanjutnya bersih-bersih badan karena perjalanan telah membuat suasana ngantuk
dan ini sebagai persiapan menuju tempat seminar pelatihan. Bentuk toilet serupa
desain minimalis ruang WC berderet bersekat fiber, bebrapa tempat kencing
berdiri dan wastafel sangat lekang dari elegan khas bangunan kota metropolitan.
Sesi
bergantian jaga tas kembali dilakukan, “Kamu tunggu di sini nang biar aku yang
tak ke toilet dulu ya!”, demikian perintah Bu Wahyu sembari meninggalkan ruang
tunggu. Jakarta memang sangat kerasa kesibukan masyarakat baik yang baru datang
maupun yang sudah berada di sana. Hilir mudik pelancong luar kota sudah berada
di stasiun sebelum matahari terbit. Aktifitas masyarakat Jakarta memang luar
biasa. Kondisi telah siap segala macam persiapan macak ala eksekutif muda dan
Ibu-ibu pejabat bersiap menuju Novotel Gajah Mada tempat pelatihan seminar
dilaksanakan.
No comments:
Post a Comment