Empat tahun berlalu dari 2013 sampai
sekarang penyegaran PPR terulang kembali. Belum lama mengikuti penyegaran
bersama Bu Wahyu, Pak Iwan, Mas Selamet dan Mbak Dewi, Senin (17/4) kemarin harus
bertolak dari Pekalongan menuju Jakarta hanya dengan Bu Wahyu rekan kantor.
Pukul 23.59 WIB kereta harus berangkat
dari Stasiun Pekalongan. Alhasil setengah jam sebelumnya saya harus berada di
stasiun. Sudah ada beberapa wacana saat saya harus berangkat ke Jakarta ada
satu keponakan yang super imut katanya mau nemenin Ibu di rumah. Sebagai sajen buat mereka akhirnya saya
membelikan beberapa makanan ringan dan roti kotak setelah sholat isya. Beberapa
kegiatan tersebut berakhir sebelum jam 22.00 WIB sehingga masih punya waktu
satu jam untuk berbenah tas seabrek pakaian.
Setelah tas koper, tas punggung serta
jaket sudah siap, waktunya berpamit kepada Ibu memohon restu agar senantiasa
mendaoakan kelancaran pelatihan. Melalui acara cium tangan akhirnya saya
berangkat dari rumah pukul 23.05 WIB motor Grand Livina Honda melaju ke Stasiun
Pekalongan. Memasuki tempat parkiran sekitaran stasiun terlihat lengang. Langsung
saja saya memilih pada bagian bawah pohon rindang, motor Grand Livina Honda aku
parkirkan pada bagian atasnya saya tutup menggunakan jas hujan. Perkiraan jam
segini Bu Wahyu belum datang, saya pun duduk di ruang tunggu bagian loket yang
berada di paling depan stasiun. Handphone
berdering panggilan dari Bu Wahyu, “Hey nang posisi dimana?”, tanya beliau.
“Saya di ruang tunggu”, jawab saya sambil mengambil tas gendong. “Kamu ke sini
saja di lobi depan soalnya Pak Har (suami Bu Wahyu) akan segera pulang’, pinta
beliau.
Kami pun berkumpul menunggu kereta
Bangunkarta jurusan Surabaya-Jakarta sembari ngobrol tentang pelatihan. Tak terasa akhirnya kereta datang
lagi-lagi saya dan Bu Wahyu pamitan kepada Pak Har meninggalkan menuju ke boarding pass menunjukkan tiket kereta.
Memilih tempat duduk sesuai yang ada di tiket bismillah pergi pelatihan ke Jakarta.
No comments:
Post a Comment