Friday, 21 April 2017

Cilok Apa Cimol?

Kesalahpahaman terjadi tentang kebiasaan penyebutan makanan seperti kakak beradik, yaitu cilok dan cimol berasal dari tanah Pasundan. Saat malam tadi saat ada kesempatan ngobrol bareng teman lama bernama Saifudin alias Odhen membahas seluk beluk pengalaman berdagang cimol di Pekalongan. Saya belum memasuki satu pemikiran definisi cimol berikut bentuk fisiknya pun saat itu saya belum pernah melihat. Lalu asumsi cimol yang saya akui sudah pernah makan kemudian langsung dipatahkan oleh Saifudin ternyata saya gagal paham atas definisi tersebut.

Terlibat dalam diskusi singkat di sebuah Warung Lontong Dhe Ipah saat itu alhamdulillah tidak hujan, “Cimol yang kamu buat sebesar apa bro?”, tanyaku sambil merasakan sambal lontong tahu yang rasanya ada gosong-gosongnya.

“Cimol buatanku ukurannya ya besarnya hampir sama dengan bakso”, celetuk Odhen keringat di pelipis bercucuran akibat rasa pedas lontong tahu.

Kembali lagi saya menjelaskan,“Ukuran cimol yang pernah saya makan buletanya lebih kecil dari ukuran bakso bro, dalemnya ada uratnya bentuk kuahnya dari saos kecap”, nada santai saya bercerita.

“Hahaaaa...hahaha...kelakar Odhen penuh tawa”, sejenak bergeser dari tempat duduk. Saya merasa aneh ada kejanggalan dari pebicaraan terakhir dan saya pun masih terhentak menunggu penjelasannya.

“Itu namanya cilok bro...soalnya ada isian uratnya, walah....walah...gak bisa bedakan bro, antara cilok dan cimol?”, tanya Odhen keheranan.

“Bedha tho antara cilok dan cimol? Bukannya kakak beradik tapi bentuknya sama?iya kan bro?”, masih kekeh pendapat saya.

“Iya beda dong penyajiannya aja kalau cilok cuma dikukus sedangkan cimol harus digoreng. Wuaahahaha...hahaa...beda kan bro?mudheng?, ejek Odhen tanpa hentinya.

Begitulah arus perkembangan kuliner dari daerah Pasundan sangat digemari juga di daerah lain. Pekalongan misalnya, meski penikmat cimol kala pagi hari seringnya siswa sekolah dasar hingga malam hari terus didagangkan kepada penikmat cilok rata-rata orang dewasa.

Bagi Odhen yang telah bergelut dengan usaha bidang kuliner cimol merasakan keberkahan tersendiri atas hasil usahanya selama ini. Berangkat dari pengalaman bersama rekan kerjanya, beliau memulai usaha dirintis bertahap dari belajar membuat adonan pencetakan berbentuk bulat-bulat hingga teknik penggorengan yang beresiko dapat meletup jika panas minyak gorengnya tidak sesuai. Menikmati dan selalu bersyukur cara beliau mengajari berbagi pengalaman hidup.


No comments:

Post a Comment