Monday 7 August 2017

Spirit of Ndleming

Menilik lebih lanjut tentang alasan saya belajar ndleming berawal dari pertemanan saya dengan salah satu dosen sastra di Pekalongan yaitu Pak Ribut Achwandi dengan gaya khas santai, selow, apa adanya, tidak dibuat-buat menyikapi hidup boleh jadi ada keberuntungan yang berpihak pada kehidupan saya. Bagaimana itu bisa terjadi? Setiap tengah malam menjelang subuh beliau berada di depan laptop menuliskan segala macam dlemingan-nya. Baru pagi harinya, saya baca sebagai pelengkap mengawali aktifitas saya. Ini lebih patut dibandingkan duduk di depan tv sembari nonton berita infotaimen kasus penyebab perceraian dikalangan artis yang tidak ada gregetnya malah membuat saya merasa nafsu sarapan saya berkurang.

Dlemingan bersifat tidak kaku seperti gaya pakem motivator nasional. Bahkan beliau terkadang mengambil kebiasaan antara orang waras dan orang gila. Melalui dlemingan-nya “Jangan sekali-kali mengaku waras, karena orang waras itu tidak butuh pengakuan. Juga jangan sekali-kali berusaha mati-matian membuktikan kewarasanmu, karena bisa jadi ketika kau sedang berusaha  membuktikannya malah membuatmu lebih tidak waras dibandingkan orang yang tidak waras”, demikian contoh dlemingan-nya beliau dengan mengambil analogi manusia waras sebagai obyeknya.

Ada pula yang mengambil dari kebiasaan orang gila, “Mengaku gila boleh-boleh saja asalkan tidak benaran gila . Sebab, kalau beneran gila lalu ngaku gila, itu namanya kewarasan yang tersamar”. Dari deskripsi 2 contoh perbedaan karakter waras dan gila sama halnya, baik dan buruk, adil dan memihak yang apabila diterapkan esensi obyek maka juga akan berlaku nasihat. Misalnya apabila waras diganti dengan baik maka akan berlaku, “Jangan mengaku baik karena kebaikan tidak butuh pengakuan. Juga jangan sekali-kali berusaha mati-matian membuktikan kebaikan karena bisa jadi ketika kau sedang berusaha  membuktikannya malah jauh membuatmu lebih tidak baik dibandingkan orang yang tidak baik”.


Jauh dari pengalaman saya memahami bahasa kiasan yang ditorehkan oleh seorang Dosen Bahasa Indonesia yang secara keilmuannya telah mumpuni. Sepatutnya saya bersyukur bisa mengenal beliau berbagai pengalaman telah saya serap nilai-nilai pesan yang disampaikan. Menarik memang belajar bahasa bagi yang ingin menikmati makna tiap kata yang dirangkai dalam bentuk kalimat hingga paragraf per paragraf. Semoga bisa bermanfaat untuk semuanya, Amin.

No comments:

Post a Comment