Friday 4 August 2017

Sedikit Dampak dari Copas


Kalau hidup banyakin copas, susah dan bahagianya akan berjalan demikian, sering baperan dan mudah tersinggungan. #dleming #anyaran

Kalimat di atas saya posting pertama di saat saya mencoba belajar ndleming di wall facebook yang saya unggah pada 3 Agustus 2017. Tidak lupa pada akhir kalimatnya saya perjelas dengan tanda pagar (hastag) yang juga berfokus pada status anyaran (amatiran) saya belajar ndleming yang ternyata tidak mudah menghasilkan sebuah kesimpulan, inspirasi, nada guyon, atau motivasi yang bisa bermanfaat terutama bagi yang penulisnya.

Dleming bagi saya perkataan dengan tidak serius, singkat, padat, mempunyai bobot kesimpulan dari minimal satu kalimat yang seringnya dibuat sedikit guyon atau menyatiri dari fenomena yang marak terjadi. Ini tentunya hanya sebatas definisi subyektif sangat tidak layak dipaksaan kebenarannya secara publik dan tidak ada gunanya pula mempertentangkan bersama kusir sampai tiada habisnya.

Hidup banyak copas, berasal dari kata copy paste yang dalam bahasa Indonesia berarti salin kemudian tempel. Ada dua makna yang dapat saya ambil dari dua kata tersebut. Pertama bagi pengguna media sosial aktif copas dapat berkenaan dengan penyampaian berita yang secara jarak pandang pengetahuan, resolusi masalah, realitas kejadian, serta sudut pandang sebagai analisis kesimpulan, penyampaian berimbang atau independen masih diragukan keberadaanya. Semua itu tidak lepas dari penguasaan media dari pihak berkepentingan yang berusaha memanfaatkan keadaan bahkan memperkeruh masalah yang terjadi di negara kita. Dampak dari informasi yang berkembang, menimbulkan rasa kebenaran meningkat drastis atas gagasan yang diutarakan dalam berita tersebut. Fanatik yang berlebihan kemudian di blow up ke khalayak dapat memungkinkan terjedi geseken yang membuat orang jadi terbawa perasaan (baper) dan mudah tersinggungan menyikapi perbedaan pendapat.

Kedua dari makna copas bisa berarti sikap latah individual seseorang menyalin (mencontoh) kebiasaan, gaya hidup, serta cara berfikir kemudian diterapkan dalam hidupnya tanpa berusaha melakukan filtrasi keadaan. Bahwa tidak semua ukuran baju orang lain akan sesuai dengan postur tubuh kita bahkan modelnya pun juga demikian. Kebiasaan bangsa lain yang jelas sangat berbeda dengan kebiasaan bangsa kita. Kebanggaan dengan dalih kesetaraan cara hidup malah turut berbangga, meniru agar kesamaan kegemaran bisa sejajar dengan bangsa lain. Meskipun ada beberapa kebiasaan yang dapat  mengganggu norma bahkan hukum sekalipun bisa diterjang. Seperti gaya hidup hedonis melalui tayangan sinetron dengan mempertontonkan kemewahan yang secara langsung tersimpan dalam ruang batas penyimpanan pikiran agar bisa merasakan kenikmatan orang lain yang secara finansial jauh berbeda. Maka akan lahir secara prematur kebiasaan bergaya hidup mewah yang kini sudah dapat dirasakan dari manjamurnya bisnis keuangan yang menjanjikan bunga murah angsurannya.

Pada akhirnya makna copas tidak serta merta menyangkut dalam aspek teknologi informasi melainkan segala macam usaha meniru kebiasaan orang lain atau lebih luas bangsa lain tanpa melakukan filtrasi. Semua itu bergantung penguasaan hidup, asalkan kita lebih pintar menyeleksi segala macam undangan copas, semoga demikian.

No comments:

Post a Comment