Thursday 10 November 2016

Bumijawa Bergelora, Menikmati Kebersamaan (2)

Di pagi yang dingin masih enggan beranjak dari tempat tidur, hembusan udara pegunungan mulai masuk melalui dua daun pintu yang sudah terbuka lebar dari lantai 2 Villa Sampurna. Kala itu waktu sudah menunjukkan pukul 05.00  segenap ibadah harus segera dimulai sebagai rasa syukur yang begitu mendalam atas kenikmatan hidup dari-Nya. Segala persiapan launching jersey baru, persembahan dari pihak yang selalu mendukung acara gowes yaitu Klinik Auraderma Pekalongan, Laboratorium dan Radiologi Gajah Mada Pekalongan, Toko Manunggal Pekalongan dan BDS Semarang, mulai dipersiapkan sebagaimana yang direncankan.


Membasuh diri dalam air hangat, di kaki Gunung Selamet langkah awal menikmati kesegaran wisata kemudian merenungkan betapa kerdilnya manusia dalam segala kepongahan tingkah yang melebihi kewajaran. Terasa guyuran deras dua air yang berbeda suhu dalam satu tempat seakan berbicara bahwa Dia adalah Maha Penguasa Alam dan seisinya. Merugilah menjadi manusia yang selalu egois mementingkan keuntungan menimbang kerugian bahkan tak ingin merugi dalam setiap keadaan. Berbangga beriang-riang pula selagi dapat dirasakan namun lebih baik menjadi manusia melingkupi kejernihan hati dengan rasa syukur seutuhnya.


Waktu sekitar satu jam berendam diantara guyuran sumber air hangat teman-teman menikmati keceriaan dengan pengunjung lain. Sementara itu Saya memilih berada diatas lokasi pemandian sebagai pengabadian gambar dari pose-pose kelucuan mereka. Sangat menyenangkan bisa melihat mereka bisa berbahagia, gelora kebersamaan tercurah seperti turunnya air menyegarkan segala hal dibawahnya.  

Oleh-oleh meskipun sangat sepele sangat kurang mantap jika tidak ditunaikan sebagai buah tangan bagi orang-orang terdekat yang sudah menunggu di rumah. Dikawasan oleh-oleh banyak penjaja pakaian khususnya kaos oblong deng slogan kata GUCI bertebaran di kios menuju pintu keluar pemandian. Adapun komoditas pertanian seperti sayur juga tersedia di pinggir jalan dengan harga relatif sangat murah. Sangat masuk akal betapa dekatnya dengan sumber produsen langsung terasa sangat segar dari hasil petik persawahan menuju tempat wisata dan sekaligus sebagai tempat pemasaran, ini menjadi penyebab harga tersebut dipatok menjadi komoditi murah daripada lainnya.


Sesi selanjutnya sarapan sebagai bekal tenaga persiapan gowes pulang menuju Pekalongan. Musyawarah dan briefing singkat kita lakukan agar mengetahui tujuan dari perjalanan yang akan direncanakan. Seluruh peserta gowes ada 9 rider yang akan menempuh perjalanan. Ada usulan dari Om Arifudin untuk mampir ke teman kerjanya Om Heru yang juga teman kita kebetulan klub gowes ini satu lingkungan kerja yang sama. Berada di Kecamatan Moga sekitar 20 km berada di bawah dari tempat wisata GUCI tentunya menjadi agenda yang sangat menarik dalam perjalanan. Musyawarah berakhir pada jam 09.30 WIB dilanjutkan persiapan sepeda turun ke jalan.

Cuaca cukup mendung namun pancaran sinar matahari menembus bagian tertentu yang bisa dikatakan suasana cerah tidak begitu merata.  Pengunjung kawasan wisata semakin berdatangan rentetan kendaraan mulai meringsek masuk menuju gerbang utama wisata. Bus-bus pariwisata keluar dan masuk silih bergantian, bunyi klakson khas telolet terus berdendang melewati telinga kita. Bismillah kita mulai gowes meninggalkan tempat wisata dengan jalur turun semakin banyak. Lebih berhati-hati banyak kendaraan yang akan masuk berlawanan arah setidaknya kampas rem sepeda terus bekerja agar memasuki titik aman perjalanan. Menelusuri kawasan pertanian sayur terasa sejuk menghinggapi udara yang masuk kedalam dua ruang paru-paru dan dihembuskan kembali melalui dua lubang hidung. Betapa nikmat udara segar pagi ini tanpa polusi kendaraan, kemacetan beruntun dan kesibukan manusia tanpa lelahnya. Perjalanan terus menurun hingga dipersimpangan arah Slawi dan Moga, dilanjutkan sedikit pedaling landai kurang lebih 5 km menuju ke rumah Om Heru.

Ternyata sudah dipersiapkan dengan sedemikian rupa olahan masakan tentunya menjadi pengganti tenaga  bagi kita dengan jamuan istimewa. Dalam pikiran teman-teman masih bertanya kembali seakan tak percaya berarti selama ini Om Heru mondar-mandir Moga – Pekalongan, sungguh luar biasa jauhnya. Pelajaran yang dapat dipetik bahwa kebersamaan keluarga lebih penting dari jarak yang bisa ditempuh meskipun rasa lelah kan tetap ada. Namun semuanya itu akan tergantikan dengan kebahagiaan memeluk segenap anggota keluarga dan bercengkrama dengan anak-anaknya. Suasana tersebut memang sudah dapat kita rasakan dihari libur ini anak yang paling bungsu begitu dekatnya dengan beliau. Semoga kedamaian keluarga terus memupuk menjadi keluarga sakinah ma waddah wa rahmah bagi Om Heru.


Suasana berubah menjadi gerimis tatkala usai pamit dari rumah Om Heru menuju ke arah Pemalang. Percika gerimis semakin deras menjadi butiran-butiran air hujan terus membasahi perjalanan. Jas hujan sebagai alat pelindung agar air hujan tidak langsung mengenai jersey sehingga basah kuyup pun tidak terjadi. Jalan menurun yang berlawanan angin membawa air hujan terus mengguyur selama perjalanan menuju Kecamatan Randudongkal. Istirahat sejenak menunaikan sholat ashar tak terasa hujan mulai reda  paling tidak jas hujan bisa di rapikan dan gowes pun dimulai kembali menuju ke arah Pemalang.

Sekitar pukul 17.00 rombongan sudah sampai di depan Polsek Taman, pertanda sudah memasuki arah pantura. Koordinasi masih terus dilaksanakan dengan rider dibelakang, sementara itu teman-teman masih istirahat menikmati tegukan air mineral. Perjalanan sampai ke Pekalongan menjelang isya yang dilanjutkan dengan makan malam bersama. Meski lelah melanda, badan terasa ringan karena berolah-raga, gelora kebersamaan menyatukan tujuan menikmati keagungan Allah SWT. Semoga kebersamaan ini kelak menjadi sebab bertemunya kita dalam kebaikan, Amin.


Pekalongan, 11 November 2016

No comments:

Post a Comment