Monday 31 December 2018

Habitat Asal

Syukur saya atas lengangnya jalan pantura begitu besar. Kepada sesama pengguna jalan, saya sering bercerita betapa enaknya jalan pantura sekarang. Saat naik motor, bisa merasakan sempriwingnya udara pantura. Pandangan adem karena volume kendaraan sedikit dan polusinya berkurang.

Biasanya depan motor saya berjarak kosong sekitar 10-20 meter baru ada mobil pribadi. Kanan kiri saya pun pemakai kendaraan roda dua yang berusaha menyalip saya, beradu kecepatan. Saya mengalah tak kuat nyali modal kendaraan. Mungkin aji mumpung ketika truk-truk monster serta kolega bus AKDP dan AKAP berpindah di jalan tol mulai 21 Desember kemarin. Pengguna motor kebablasan enaknya.

Warga netijen, berlomba memposting menikmati jarak tol yang semakin singkat saat menikmati liburan bersama keluarga. Sementara itu saya terus menikmati indahnya perjalanan dari desa ke kota senyaman menggunakan sarung saja ketika bekendara. 

Titik kemacetan juga semakin berkurang. Jalan mendekati jantung kota serta persimpangan palang rel kereta api terlihat hanya beberapa mobil pribadi, sisanya spesies roda dua dan tiga. Sepeda, motor dan becak. Harapan saya keadaan ini akan langgeng bertahan meski keprihatinan saya masih mengganjal yaitu pertumbuhan jumlah roda dua semakin meningkat. 

Suasana musim hujan ini menyisakan cerita, tentang kabar saat jalan tol sudah diberlakukan tarif normal. Truk-truk besar kembali menyapa. Jalanan kembali penuh riuh tak terlakan. Habitat mereka kembali menjamah jalan yang semakin tak lebar. Sementara itu etika menghargai pengendara semakin menipis bahkan sudah tak ada. Dua lajur diisi truk yang sama-sama besar mereka tak mau mengalah. Sementara itu kebingungan bagi mobil pribadi yang memilih di sampingnya. Saat itulah motor bisa leluasa memotong jalan tanpa menghiraukan keselamatan. 

Layaknya para penyaji warung di pinggir jalan raya pantura termasuk tempat pijat urut serta tempat favorit sopir dan kernet truk lainnya bisa tersenyum lega. Semewah apapun fasilitas tol, kalah murah dan menariknya dengan kearifan masyarakat pantura. "Selamat datang kembali Pak Lik, sampeyan sudah kembali ke habitat asal. Lali arane eling rasane  ."

No comments:

Post a Comment