Namanya
Lek Karyo ada-ada saja akalnya. Memang karakternya uniknya dia engga banyak
omong. Tingkahnya bagi orang yang melihatnya bikin aneh. Namun dibalik semua
itu dia ingin sekali menyampaikan pelajaran.
Suatu
ketika saat diundang di pesta pernikahan anaknya Pak Camat, tingkah Lek Karyo
kembali menuai galak tawa hadirin yang datang.
Saat
semuanya datang dengan berbagai kostum resmi. Lek Karyo hanya menggunakan jas
berwarna hitam dan celana kolornya ada cap tepung gandum segita biru. Tak ada
yang tak tertawa melirik pakaian Lek Karyo. Ada yang malu-malu menahan senyum,
tapi akhirnya terlepas juga tawanya terbahak-bahak.
Pihak EO
acara tersebut melarangnya. Namun, karena pihak Pak Camat mengerti kebiasaan
Lek Karyo beliau mengizinkannya masuk. EO pun menyerah, akhirnya Lek Karyo
masuk ke dalam gedung tanpa pengawalan dari siapapun.
Sontak,
disesi acara salaman seluruh tamu yang datang matanya tertuju ke hadapannya.
Tanpa basa-basi Lek Karyo berjalan naik pelaminan, menyalami kedua mempelai
pengantin tak lain adalah anak dari Pak Camat.
Respon Pak
Camat sendiri tidaklah canggung, wong dia sudah kenal sekali dengan Lek Karyo.
Tapi malah tiba-tiba Pak Camat menyetop pihak MC agar memberikan mikrofon
kepada Lek Karyo memberikan ucapan selamat kepada mempelainya.
Setelah
mikrofon diserahkan kemudian dari pojok kanan pelaminan Lek Karyo berkata,
"Selamat siang tamu undangan...."
Seluruh tamu menjawab sapaan dengan tertawa lepas
"Selamat siang tamu undangan...."
Seluruh tamu menjawab sapaan dengan tertawa lepas
"Sungguh,
tak ada kebahagian yang luar biasa yang Anda rasakan setelah melihat saya. Saya
pun bergembira melihat Anda bisa tertawa lepas"
"Betul
sekali, bahwa sengaja siang ini saya tidak memakai bawahan celana panjang. Agar
Anda ini selalu tersadar bahwa menjadi bawahan itu bukan hal yang hina. Bahkan
menjadi penyelamat dari potensi kehinaan itu sendiri".
Seketika
itu suara tamu resepsi hening tak ada lagi tertawa sedikitpun dari hadirin yang
datang.
"Saya
kira pastinya Anda ini pernah membicarakan Pak Camat di belakangnya. Tanpa
sepengetahuan Pak Camat Anda ini sering "ngglendengi" beliau. Anda
sering su'udhon terhadap beliau. Bahkan ketika mendapatkan tugas dari Pak
Camat, seringnya mengeluh, merasa hina menjadi bawahan".
Respon
tamu bermacam-macam beberapa tamu yang tertunduk merasa bersalah.
"Sekarang
Anda semua harus mengerti bahwa posisi Anda sebagai bawahan tidak sedangkal
yang Anda pikirkan. Posisi Anda sangat vital dalam mencapai kesempurnaan
kehormatan. Buang sifat rendah diri. Biasakan berkompromi dengan atasan dalam
kadar kebaikan"
Suasana
haru biru mendengar Lek Karyo terus memberikan nilai-nilai budi pekerti kepada
staf bawahannya Pak Camat. Setelah mencapai puncak nasihat. Maka Lek Karyo
bertanggung jawab mengembalikan momen nuansa acara kebahagiaan seperti semula.
Di akhir pidatonya Lek Karyo kemudian berujar.
"Namun,
semua ini sebenarnya bukan hal unsur kesengajaan. Kalau boleh saya bercerita
bahwa tadi pas perjalan menuju gedung ini. Celana saya kecantol kawat keranjang
bakul sayur. Akhirnya saya terpental, hingga celana saya robek hampir terbuka
semuanya. Biar engga telat buru-buru saya lepas dan hanya celana pendek ini
yang tersisa"
Suasana
pesta kembali riuh. Semua hadirin bersorak tepuk tangan. Ada pula yang melempar
botol air mineral ke kepala Lek Karyo.
"Dasar
Lek Karyo, edan", ucap teman satu letingnya pas SMA.
No comments:
Post a Comment