Saturday, 14 September 2019

Mlosdrong


Awal kata "mlosdrong" ternyata sudah lama sekali mampir melewati telinga saya. Sejak Taman Kanak-kanak kata tersebut masuk melalui telinga kanan kemudian berlari-lari, jogging hingga ketiduran bahkan menetap di memori ingatan saya hingga sekarang.

Kata "mlosdrong" bagi saya berfungsi sebagai tanda kecemasan saat yang nantinya bisa terjadi. Perasaan cemas timbul dari kedua orang tua melilitkan sebuah ikat pinggang di sarung yang saya kenakan. 

Konon tujuan menggunakan ikat pinggang tersebut agar tidak melorot. Itu pun terkadang ada teman yang usilnya minta ampun dengan sengaja menarik sarung hingga sarungpun menjuntai turun ke bawah. Hingga terlihatlah sangkar burungnya. Kemudian teman yang lainnya tertawa terbahak-bahak.

Seiring bertambahnya waktu kata "mlosdrong" bagi saya mempunyai dimensi pemaknaan yang meluas. Apabila dilihat dari segi proses bahwa segala sesuatunya sudah terlanjur terjadi. Atau bisa juga dimaknai dengan keadaan tanpa kendali. Jadi seharusnya ada bagian yang fungsinya sebagai penahan, pengawas ataupun pengevaluasi ternyata hal itu tidak terjadi.

Juga bisa dimaknai dengan kelalaian jika kata "mlosdrong" terjadi dalam sebuah prosedur. Mungkin karena sesuatu hal ada beberapa stase atau tahapan yang harus dilalui ternyata terlewat dengan sendirinya. Atas terlewatinya itu menimbulkan sebuah kelailaian tentunya mempunyai dampak sesuai takarannya.
Dialek "mlosdrong" ini memang kaya pemaknaan. Saya memang harus banyak berterima kasih kepada Yai Ribut Achwandi atas hal yang bisa menghangatkan ingatan jaman dahulu agar kini bisa diingat kembali.

No comments:

Post a Comment