Awal kata
"mlosdrong" ternyata sudah lama sekali mampir melewati telinga saya.
Sejak Taman Kanak-kanak kata tersebut masuk melalui telinga kanan kemudian
berlari-lari, jogging hingga ketiduran bahkan menetap di memori ingatan saya
hingga sekarang.
Kata
"mlosdrong" bagi saya berfungsi sebagai tanda kecemasan saat yang
nantinya bisa terjadi. Perasaan cemas timbul dari kedua orang tua melilitkan
sebuah ikat pinggang di sarung yang saya kenakan.
Konon
tujuan menggunakan ikat pinggang tersebut agar tidak melorot. Itu pun terkadang
ada teman yang usilnya minta ampun dengan sengaja menarik sarung hingga
sarungpun menjuntai turun ke bawah. Hingga terlihatlah sangkar burungnya.
Kemudian teman yang lainnya tertawa terbahak-bahak.
Seiring
bertambahnya waktu kata "mlosdrong" bagi saya mempunyai dimensi
pemaknaan yang meluas. Apabila dilihat dari segi proses bahwa segala sesuatunya
sudah terlanjur terjadi. Atau bisa juga dimaknai dengan keadaan tanpa kendali.
Jadi seharusnya ada bagian yang fungsinya sebagai penahan, pengawas ataupun
pengevaluasi ternyata hal itu tidak terjadi.
Juga bisa
dimaknai dengan kelalaian jika kata "mlosdrong" terjadi dalam sebuah
prosedur. Mungkin karena sesuatu hal ada beberapa stase atau tahapan yang harus
dilalui ternyata terlewat dengan sendirinya. Atas terlewatinya itu menimbulkan
sebuah kelailaian tentunya mempunyai dampak sesuai takarannya.
Dialek
"mlosdrong" ini memang kaya pemaknaan. Saya memang harus banyak
berterima kasih kepada Yai Ribut Achwandi atas hal yang bisa
menghangatkan ingatan jaman dahulu agar kini bisa diingat kembali.
No comments:
Post a Comment