Saturday, 14 September 2019

Perokok Dalam Pergaulan


Perokok itu lebih luwes dalam pergaulan. Hal yang lumrah untuk membuka obrolan bagi yang baru pertama kali kenal yang ditawarkan bukan profilnya kepribadian. Melainkan sebungkus rokok yang barusan dibuka kemudian ditaruh di atas meja. Itu sudah bisa sebagai tolok figur karakteristik seseorang. Ini pembuktian bahwa kualitas laki-laki atas sisi keterbukaannya.

Sedang mereka yang tidak merokok terkesan kaku. Canggung mau bawa camilan kok terkesan kemaruk. Mau membawa permen seringnya kelupaan.

Ini tentang hal lain perokok dipandang dari kebiasaan etika bersosial kaum laki-laki. Beda lagi jika dipandang tentang efeknya. Saya kira bagi anti rokok tulen, tidak akan membuka ruang berpikir jika memang belenggu keluasan itu memang sedari sudah dibatasi.

Terakhir, ada yang anti rokok tapi tidak serta membenci perokok karena mereka mau belajar bahwa rokok bukan hanya asap, melainkan sederet kebijakan, otoritas, perizinan, peraturan, sponsor, komoditas, tenaga kerja, ciri khas dan kedaulatan seseorang. Kecendrungan model anti rokok ini, lebih bisa menempatkan diri bukan menuntut orang lain secara masif.

No comments:

Post a Comment