Idiom
memilih lebih tepatnya usaha untuk merestui sesuatu yang sudah ditetapkan. Dari
ratusan juta manusia hanya melahirkan segelintir pasangan terbaik. Di pilihnya
dari sekumpulan manusia yang kredibilitasnya sebagai perwakilan. Mereka lebih
memilih bertanggung jawab mengenai kapasitas serta kompleksitas kemampuanya.
Batasan
orang tua, hanya disodori sesuatu yang telah matang. Orang tua dipaksa dari
dongeng kebaikan. Proses panjang dari segi kebaikan, peran serta berbagai prestasi yang selalu dilombakan. Orang tua hanya
harus tahu dengan merestui, dunia akan sekilas berubah.
Orang
tua dipaksa untuk merestui dari agendanya. Mereka tidak pernah tahu juntrung
hakikat kepemimpinannya. Orang tua hanya diberi umbaran janji dari umpan sebuah
kail hidup penuh kesejahteraan.
Namun
jatidiri orang tua hanya sebagai pengayom setia terhadap ketentuan hidup.
Mereka tulus ikhlas berdiri di atas kakinya. Sedang anak-anaknya berdiri di
atas punggung ibu yang semakin lelah menahan beban.
Merestui
adalah proses kemantapan hati dari keyakinan manusia dengan segala konsekuensi.
Betapapun manis pahitnya akibat dari merestui, orang tua masih mempunyai
kemandirian hidup. Mereka masih berani hidup sendiri meski terkadang
anak-anaknya telah lupa atas restunya.
No comments:
Post a Comment