Tamu agung
yang sudah mulai bergerak pelan bersama derasnya hujan terus memasuki daerah
pesisiran Pekalongan, dari sore kemarin. Hujan tersebut reda timbul yang
dipuncaki petir pada dini hari pukul 01.30 WIB hingga pukul 02.55 WIB cukup
membuat saya terjaga.
Hujan
tersebut menambah kesyahduan bersama tetesan air hujan tepat jatuh di samping
tempat tidur. Begitu mesranya Tuhan menyampaikan rahmat hingga diantarkan
langsung melalui percikan air bocor melalui eternit kamar. Tetesan air hujan
semakin cepat mengisi ember hitam hingga separuhnya. Saya terbangun diantara
rasa kantuk yang harus dilawan.
Jalan
depan gubuk saya sudah tak berbentuk aspal, genangan air sudah mulai meringsek
naik diantara remang-remang jarak pandang derasnya air hujan. Rasa was-was pun
mulai berdatangan manakala bunyi hujan semakin kencang. Sesekali saya membuka
kelambu melihat debit air melebihi lantai depan gubuk atau tidak. Alhamdulillah
nya batas tersebut kurang lebih 5 cm artinya jika melebihi itu air bisa mampir
ke gubuk saya.
Kabar
terus berdatangan melalui media sosial yang pada jam puncak seseorang tertidur
lelap. Namun saya percaya banyak juga diantaranya saudara kita yang masih
terjaga. Pelayanan umum 24 jam serta berbagai profesi tanggap darurat berikut
pewarta turut mereportasekan informasinya melalui akun Facebook setiap jeda
menit bergantian. Jalanan pesisir Pekalongan bisa dibilang hampir dipenuhi
banjir melanda.
Melihat
keadaannya keadaan intensitas hujan bersama banjir yang ditimbulkannya mirip
halnyaa yang terjadi pada tahun 2014 silam. Curah hujan tinggi secara terus
menerus hampir merata dari Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten
Pekalongan, Kabupaten Pemalang dan Tegal sekitarnya. Sekiranya agenda 5 tahunan
tersebut menjadi tanda-tanda alam ada kejadian musim hujan yang luar biasa.
Hujan
menyampaikan pesan bahwasanya sifat air tak pernah berubah yaitu mengalir ke
tempat yang rendah. Adanya genangan berarti adanya aliran yang tak lancar. Bisa
juga semuanya dari ulah saya yang kurang peduli terhadap alam, ya sudah
sepatutnya memang, saya harus banyak beristighfar.
No comments:
Post a Comment