Gang
Potlot dan Pantai Anyer seperti dua tempat yang tidak bisa dipisahkan dalam
grup musik Slank. Penjiwaan karakter Kaka vokalis Slank paling terasa yaitu
pada lagu yang berjudul Anyer 10 Maret.
Lahirnya
lagu tersebut mewakili kesedihan Kaka semenjak ibunya wafat pada kelas 2
Sekolah Dasar. Mulai itu, Kaka ikut bersama kerabatnya Denny di Kebon Sirih. Namun,
keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Bunda Iffet Sidharta (ibunya Bim-bim)
yang masih kerabat dekatnya akhirnya mengajak Kaka untuk hidup bersama dalam
naungan rumah sekaligus markas besar Slank, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Bakat usil
Kaka dari kecil suka mencorat-coret tembok, kertas, meja dan benda di sekitar
membuat Bunda Iffet ingin mengirimnya ke Bali untuk sekedar belajar sekolah
melukis. Keingingan tersebut tidak sempat terjadi, karena Bim-bim yang masih
sepupu Kaka menawarinya main musik dan resmilah Kaka menjadi sang vokalis
Slank.
Hiruk
pikuk kehidupan kota besar Jakarta membuat diri Kaka mencari identitas semenjak
masa menjelang remaja. Kenakalan tersebut pernah diselaminya hingga
dipenghujung tahun 2000 keadaannya membaik dalam proses rehabilitasi yang
sangat panjang dengan pendekatan perhatian keluarga.
Ada nilai
histori dari masa kecil Kaka. Di saat teman-temannya bercengkrama menikmati
dekapan kasih sayang seorang ibu, Kaka tidak bisa merasakan hal serupa. Saat
balita pun Kaka sudah belajar tanpa orang tuanya. Kesepian perhatian tersebut
merenggut jiwanya. Beruntung dalam belaiaan kasih sayang Bunda Iffet, seorang
Kaka kecil berhasil hidup rukun bersama sepupunya yaitu Bim-bim hingga
sekarang.
Setiap
Kaka ulang tahun, ia selalu rindu akan kehadiran ibunya. Di tepi pantai Anyer
Kaka sering menikmati kesendiriannya. Hingga pada tanggal 10 Maret 1991
bebarengan ulang tahunnya Kaka merasakan kesedihan yang memuncak. Antara
masalah asmara dengan rasa rindu kepada ibu Kaka bersama dengan Bim-bim
menciptakan lagu Anyer 10 Maret.
Kaka
sering memberikan pesan kepada Slankers ketika manggung. Sebelum membawakan
lagu Anyer 10 Maret Kaka biasanya mengajak komunikasi langsung. "Di saat
Gue bisa berada bersama kalian. Ada rasa kesedihan yang mungkin engga bisa
kalian rasain. Elu sepatutnya lebih seneng, bisa punya nyokap dan bokap di
rumah. Sampai sekarang Gue masih rindu, masih kangen sama nyokap Gue",
suasana konser dari riuh berbah lebih tenang dan adem saat Kaka mencurahkan
keadaaan hatinya di atas panggung bersama kedua matanya yang berkaca-kaca.
"Tanpa
dirimu (ibu) dekat di sisiku. Aku bagai ikan tanpa air" (03.30)
"Tanpa
dirimu (ibu) ada di mataku. Aku bagai hiu tanpa taring" (03.40)
"Tanpa
dirimu (ibu) dekat di pelukku. Aku bagai pantai tanpa lautan...Kembali lah
kasih (ibu)... (03.58)
Bersamaan
dengan Hari Ibu, kini Anyer pun sedang berduka.
Innna
lillahi wa inna ilaihi rojiun
No comments:
Post a Comment