Syukur
saya atas lengangnya jalan pantura begitu besar. Kepada sesama pengguna jalan,
saya sering bercerita betapa enaknya jalan pantura sekarang. Saat naik motor,
bisa merasakan sempriwingnya udara pantura. Pandangan adem karena volume
kendaraan sedikit dan polusinya berkurang.
Biasanya
depan motor saya berjarak kosong sekitar 10-20 meter baru ada mobil pribadi.
Kanan kiri saya pun pemakai kendaraan roda dua yang berusaha menyalip saya,
beradu kecepatan. Saya mengalah tak kuat nyali modal kendaraan. Mungkin aji
mumpung ketika truk-truk monster serta kolega bus AKDP dan AKAP berpindah di
jalan tol mulai 21 Desember kemarin. Pengguna motor kebablasan enaknya.
Warga
netijen, berlomba memposting menikmati jarak tol yang semakin singkat saat
menikmati liburan bersama keluarga. Sementara itu saya terus menikmati indahnya
perjalanan dari desa ke kota senyaman menggunakan sarung saja ketika bekendara.
Titik
kemacetan juga semakin berkurang. Jalan mendekati jantung kota serta
persimpangan palang rel kereta api terlihat hanya beberapa mobil pribadi,
sisanya spesies roda dua dan tiga. Sepeda, motor dan becak. Harapan saya
keadaan ini akan langgeng bertahan meski keprihatinan saya masih mengganjal
yaitu pertumbuhan jumlah roda dua semakin meningkat.
Suasana
musim hujan ini menyisakan cerita, tentang kabar saat jalan tol sudah
diberlakukan tarif normal. Truk-truk besar kembali menyapa. Jalanan kembali
penuh riuh tak terlakan. Habitat mereka kembali menjamah jalan yang semakin tak
lebar. Sementara itu etika menghargai pengendara semakin menipis bahkan sudah
tak ada. Dua lajur diisi truk yang sama-sama besar mereka tak mau mengalah.
Sementara itu kebingungan bagi mobil pribadi yang memilih di sampingnya. Saat
itulah motor bisa leluasa memotong jalan tanpa menghiraukan keselamatan.
Layaknya
para penyaji warung di pinggir jalan raya pantura termasuk tempat pijat urut
serta tempat favorit sopir dan kernet truk lainnya bisa tersenyum lega. Semewah
apapun fasilitas tol, kalah murah dan menariknya dengan kearifan masyarakat
pantura. "Selamat datang kembali Pak Lik, sampeyan sudah kembali ke
habitat asal. Lali arane eling rasane
."
No comments:
Post a Comment