Sunday, 28 January 2018

Suryakanta

"Masih ingatkah Sampeyan tentang pelajaran kelas 5 SD tentang suryakanta atau lup?"

Praktikum tersebut bagi saya sangat menyenangkan. Meskipun harus berpanas ria. Rasa antusias itu bisa membuktikan hipotesis yang pernah dilontarkan oleh Pak Guru.

Saya dan teman-teman pun bertanya, "Ah...apa benar yang dikatakan Pak Guru, kalau benda ini bisa membakar selembar kertas di bawah sinar matahari?"

Setelah dibuktikan ternyata benar adanya. Kertas yang ditaruh dengan jarak 15 cm tersebut dalam hitungan menit dengan sendirinya bisa terbakar.

Pak Guru kemudian menjelaskan, "Mengapa kertas itu bisa terbakar?"
Melalui penjelasannya, beliau menerangkan titik fokus yang dihasilkan antara cahaya matahari dengan lup bisa menimbulkan energi panas. Apabila dilakukan secara terus menerus bisa membakar media yang berada di bawahnya.

Ternyata jenis lup juga bermacam-macam. Di bidang reparasi jam tangan, lup sangat berguna membantu penglihatan seorang teknisi. Lup tersebut dipasang menempel dekat mata yang dihubungkan dengan tali melingkar di kepala.

Di daerah saya tinggal, sekitar tahun 2000-an, ahli reparasi jam tersebut masih ada di sekiran pasar Wiradesa. Berada di emper trotoar pasar, teknisi jam ini bekerja.

Jika kebetulan saya ke pasar, saya sering kali memperhatikan muka seriusnya ketika sedang memperbaiki jam tangan. Mata satu yang dilengkapi dengan lup terus mengutak-atik komponen jam tangan.

Sampai suatu saat, ahli reparasi jam tangan itu sedang sibuk melayani pelanggannya. Banyak orderan yang ditunggu membuat sedikit kerepotan.

Untuk pergi ke toilet terus diurungkan. Saat ada kesempatan. Beliau bergegas lari menuju toilet. Sedang di matanya lup masih terpasang belum lepas.

Dari balik toilet, tiba-tiba terdengar suara orang terjengkang, "Guuubraaak ...Ya Allah ... punyaku kok jadi bengkak", suara itu agak keras terdengar. Karena merasa terjadi kekhawatiran pelanggan pun berdatangan ke toilet tapi tak lama kemudian melihat lup masih terpasang, mereka tertawa terbahak-bahak, "Dasar sampeyan kui rodo gemblung".

No comments:

Post a Comment