Sunday, 28 January 2018

Bertanya

Gowes itu olah raga cenderung lebih asyik. Bagi mereka yang belum merasakannya akan bertanya-tanya.

Kalau pas ketemu yang orang belum dikenal di jalan seringnya bertanya,
"Apa engga capek ngontel terus mas?"
Saya hanya bisa senyum "nyengir", kemudian ambil botol air mineral lalu saya minum, glek..glek..glek.
Paling jawaban saya atas pertanyaan itu bisa membuat si penanya itu terenyuh banter-banternya lalu berkata, "Oh...ya sudah mas nanti masnya hati-hati ya di jalan."

Batinku itu kok pertanyaanya tidak menghunus tajam seperti pertanyaan yang dilontarkan oleh Mbak Najwa Shihab. Sekali lagi bikin ngocok perut kemekelen pengen ketawa sendiri.
"Lha wong, sama-sama sedang istirahat kok ditanya capek apa engga?",

Ada hal lagi pertanyaan basa-basi kontemporer,
"Gowesmu paling jauh itu sampai mana mas?"
Pertanyaan yang seakan mengukur jauh tentang pengalaman atau jarak terbang seorang pesepeda. Seharusnya ini tidak penting, karena motivasi bertanya itu bisa membuat ketakjuban yang orang awam lebih melongo lagi, kalau dijawab dengan jujur. Padahal, dari gestur tubuhnya bobot pertanyaan itu sekedar "speak-speak zero" mencairkan suasana.

Dari beberapa keadaan itu, saya kembali ingat atas perkataan dari Guru Bahasa Indonesia, "Untuk sekedar bertanya ternyata lebih sulit dari menjawabnya".


No comments:

Post a Comment