Friday, 12 January 2018

Awal

Tahun baru seperti tahun seblumnya hanya berdiam diri diratapi tembok yang selalu diajak berdiskusi. Tentang rasa dan perasaan, dingin atau kedinginan hal biasa seperti hal itu layaknya lingsirnya mentari diatas perbatasan jarak samudera dan langit, semakin mesra kesenderian.

Lain pula mantan-mantan tahun baru sekitar 12 tahun yang lalu, ramai dan diramaikan. Tak sendiri ada segerombolan punolawan, pandawa lima  serta gatot kaca datang mengajaknya pergi ke ujung gunung ke arah selatan atau di alun-alun pendopo, terasa meriah.

Tatapan kosong itu merajuk ke dalam sanubari lalu air mata ini tak hanya keluar melalui kedalaman hati dibiarkan lalu tetap, disini. Usus dalam perut kembali keluar lalu diperpanjang sampai ribuan meter, terbuka meskipun saat itu telinga penuh gunjingan atau pertanyaan klasik yang memburu menusuk dari belakang sampai ke depan.

Biarkan Gusti memberikan arah separuh hidup ini akan tampak di tahun 2018, saya mengamini dan itu semoga.

No comments:

Post a Comment