Wednesday, 24 January 2018

Indonesian Idol

Budaya itu masih berada di belakang gedung SD yang berisi berupa gamelan, gong maupun gending. Ruangan yang juga tempat berteduh sarang laba-laba,juga kecoa terdaftar sebagai penghuni tetap ruang kesenian.

Kurikulum cukup hanya muatan lokal, yang seminggu "sepisan" guru itu membuka ruang kesenian. Ketika pintu ruang itu dibuka, "Kreeekk..." , warga kecoa pun berlarian lalu hawa pengap tak terelakkan.

Motivasi kearifan lokal terbentur oleh cita-cita kebendaan yang menguncup, mengakar dari negeri kapital. Semua berujung tentang menghasilkan sebuah gunung emas yang berupa penghasilan.

"Ya...memang realita".

Sementara itu, fakultas budaya dianggap sebuah momok yang buntu akan pengharap hidup apalagi berbicara mengenai hierarki dalam perusahaan.

Sedikit demi sedikit hanya beberapa orang yang dari hatinya sudah menyatu dalam keluhuran budaya. Lalu berjalan menjadi golongan sepi tanpa mengharapkan sertifikasi. Yang bisa mereka lakukan adalah puncak kenikmatan hidup bahkan menikmati irama-irama, agar tetap hidup meski bukan di tanah kelahirannya, Jawa.

No comments:

Post a Comment