Saturday, 17 September 2016

Telaga Rahmat

Sebelum subuh tiba langit agak mendung terasa sudah rahmat yang tak terhingga akan segera turun di area Pekalongan. Kembali lagi tanda-tanda alam datang memberikan nuansa hempasan angin menerpa bebera ranting, dedaunan kemudian bergoyang. Tetesan air beberapa titik turun membasahi aspal kering kerontang, lalu debu bertebaran seakan terpelanting begitu serempaknya.

Semakin banyak tetesan air turun menuai aliran air yang meleleh menuju ke bagian terendah. Sudah menjadi fitrahnya air dan Allah SWT telah menciptakan sifat tersebut sebagai tanda kekuasaan-Nya. Hempasan angin semakin kuat begitu pula dengan banyaknya air yang kembali turun lebih kencang.

Aliran air semakin menyatu dengan jumlahya sudut kelompok air saat itu pula mereka menyatu membaur, menari menunjukkan sifat kekompakan kepada manusia. Jalannya detik waktu semakin membuat kebersamaan kian menjadi nyata. Riuk suara menjadi deras gemuruh terdengar dipersimpangan saat turun begitu rendahnya. Lalu ada pula yang membisu tertahan atas berbagai sesuatu yang membuat mereka tak bergerak.

Diamnya mereka membuat sesuatunya ikut terbawa keadaan, karena daerah sering mereka sebut rendah menjadi sama rata. Baik beriuk, deras maupun diam nya mereka selalu bertasbih menyebut nama sang pencipta atas dasar tunduk patuh kepada-Nya. Mereka semakin khusuk diam tatkala samping kanan, kiri, depan dan belakang terbendung atas kegoan tingkah polah manusia. Ego yang mementingkan keperluannya tanpa batas yang tak bisa menghadirkan cinta atas kehidupan.

Tidak ada lahan untuk berlari bagi mereka atau sekedar memilih tempat berpindah. Kicauan mulut manusia terus terdengar menyalahkan hadirnya mereka yang berbondong-bondong menunjukkan eksistensi sebagai penghambaan sifat dari Sang Pencipta. Hanya senyuman terbaik lalu mereka berkata sesungguhnya kami turun membawa rahmat kepadamu wahai manusia, lalu mana rasa syukurmu atas kerakusan ego bahkan terus menyalahkanku seakan engkau selalu benar.

Akal yang diberikan tidak engkau pergunakan hanya sebatas untung tiada habisnya. Harapan terbaik kedatanganku bisa meluluhkan semua egomu dan kembali menjadi manusia seutuhnya.



No comments:

Post a Comment