Judul di atas menjadi status blackberry massanger teman saya
semalam. Saya mulai tergelitik menganalisis kata demi kata yang dihubungkan
dengan realita kehidupan tentunya kita semua bisa merasakan bersama.
Penggabungan kalimat dari membeli seragam dan melepas seragam
dalam situasi yang berbeda. Selanjutnya mari kita bahas membeli seragam dari
perspektif pendidikan.
Berseragam bermakna sebagai tanda orang masih dalam batas satu
ragam atau satu macam. Meskipun berseragam hanya berhubungan dengan pakaian.
Tapi secara lebih luas berseragam lebih menunjukkan tujuan satu yaitu bersama.
Mahasiswa meskipun secara visual mereka tidak berseragam, mereka
mempunyai tujuan yang sama yaitu menyelesaikan pendidikan. Pengakuan sebagai
kelulusan atas pendidikankan juga pasti diinginkan tiap mahasiswa. Hal ini
membuktikan mereka mempunyai tujuan yang satu ragam.
Sama halnya dengan penduduk dalam satu RT mereka tetap berseragam.
Mereka tetap satu ragam tujuan dalam upaya menciptakan ketentraman,
kerukunan dan keamanan. Kebutuhan tersebut merupakan dasar utama sebagai
manusia bersosialisasi dengan bijak.
Begitupula seragam dalam perspektif pekerjaan dengan jabatan atau
bentuk karier yang melibatkan kepentingan bersama yaitu rakyat. Menjadi
seseorang yang bisa memangku jabatan "untuk rakyat" sangat diidolakan
oleh sebagian masyarakat.
Semuanya tergantung lapisan masyarakat dan tingkat jabatannya.
Lapisan paling bawah sebagai RT, sebagian besar pemilihan ketua RT tidak banyak
adanya praktek penyuapan dalam pencalonannya. Melangkah lebih atas lagi sebagai
kepala desa, kali ini masih banyak tindakan yang bertolak belakang dari
kesakralan pemilihan calon terbaik dalam pesta demokrasi.
Serangan fajar lebih sering terjadi menjelang acara pemilihan umum
baik dari tingkat desa, kepala daerah dan kepala negara. Menilik dari realita
demikian, sudah terasa jika ingin menjadi seseorang berseragam dalam
perspektif sebagai pekerja dengan tujuan utama "untuk rakyat" harus
merekalan dengan cara dibelinya.
Pada kriteria pekerjaan yang diakui oleh negara dimasa sekarang
bukan lagi menjadi titik puncak dari sebuah karier. Alhasil tidak jarang dari
yang sudah mempunyai jabatan tinggi harus merelakan jabatannya kemudian
mencalonkan diri sebagai pemimpin pemerintahan yang cakupannya lebih luas.
Sebutan melepas seragam pun bisa disandang kepadanya kemudian nasibnya masih
tergantung dalam langit euforia pesta demokrasi.
Membeli seragam sudah menjadi komoditas umum dan bukan barang
rahasia lagi. Era perkembangan pesta demokrasi yang begitu maraknya, masih ada
yang kepincut ikut meramaikan kandidat demi melepas seragam yang sudah
dikenakannya.
No comments:
Post a Comment