Wednesday, 28 September 2016

Pocung



Teringat memilih salah satu sekar macapat yang kala itu menjadi persyaratan EBTA di Madrasah Ibtidaiyyah. Bukan berarti bingung memilih karena sudah mengenal namun kesemuanya sekar belum pernah diajarkan. Sedangkan persyaratan itu harus tetap dilaksanakan, yah...memang program tetap harus dijalankan.
Orang tua menjadi tumpuhan dengan berbagai cara. Pocung menjadi saran pertama yang paling mudah bagi siswa kelas 6, kata orang tua. Kebetulan mempunyai kaset pita yang berisi kumpulan sekar macapat.
Ternyata benar tidak ada 30 menit sekar itu bisa "nyanthel" ditelinga. Tahap ujian pun alhamdulillah dilalui dengan lancar. Meski kala itu hanya sekedar menghafal laras selendronya.
Meski telah berlalu, PR itu terasa masih belum juga terselesaikan yaitu mengambil makna dan pesan dari sekar tersebut. Belum lama ini Mbah Nun dan Bapak Iman Budhi Santosa menggelar antologi esai beliau-beliau inilah sebagai sumur ilmu bagi kehidupan. Maka sepatutnya harus "ngangsu kawruh" kehidupan dari beliau.
Salam Takzim.

No comments:

Post a Comment