Pertengahan April 2016 menjadi awal
mula saya menulis di blog dari sekedar ingin mengasah kembali ketrampilan
hingga menjadi kesukaan hampir mengisi tiap waktu senggang. Kurun waktu 4 bulan
lebih, tulisan tersebut saya kumpulkan hari demi hari hingga mencapai seratus
judul dari berbagai macam jenis karangan, prosa, reportase, puisi dan narasi
lainnya.
Menulis sebenarnya dari SMA sudah saya
minati, bercermin atas keberhasilan guru Bahasa Indonesia bisa menyampaikan
mata pelajaran seperti layaknya bermain serta mengasyikan. Layaknya bermain
identik dengan banyak sisi humorisnya yang dikeluarkan dari sela-sela
penyampaian ilmu kepada siswa. Dari
situlah bibit ketertarikan tentang Bahasa Indonesia sudah mulai ada. Puncaknya
guru tersebut pernah menyarankan kepada saya untuk masuk ke perguruan tinggi
lebih ke arah jurusan sastra Bahasa Indonesia. Keadaan berbanding terbalik ternyata
peminat dari jurusan tersebut sangat banyak akhirnya saya mengurungkan niat
tersebut. Pada akhirnya hobi itu muncul kembali dengan dukungan satu buah
netbook dan media bloger sebagai fasilitas aktifitas menulis sehari-hari.
Motivasi paling utama kegiatan menulis
adalah perbaikan hidup dalam diri agar menjadi pribadi yang baik. Menulis dapat
mengajarkan kegiatan positif, merangsang otak bekerja denga mensinkronkan
pemikiran dengan pemilihan tata bahasa yang diaplikasikan dalam sebuah tulisan.
Sudah menjadi kebiasaan bagi saya apabila otak tidak biasa diperas kemampuannya
maka kemampuannya bersifat stagnan tidak bisa menyalurkan ekspresi diri
manusia. Oleh karenanya kegiatan menulis sangat cocok dijalani bagi siapapun
dan saya termasuk orang yang paling lambat memanfaatkan aplikasi Blogger
sebagai wadah mengapresiasikan segala
kemampuan manusia khususnya melalui karya sastra.
Manfaat dari kegiatan menulis lebih
mengingat dari yang sudah terjadi serta mengambil sisi pelajaran hidup dari
apapun disekitar kita. Lebih bisa berlatih memenuhi kewajiban harian menulis
sesuatu di blog agar postingan lebih rutin bagaikan seorang wartawan harus
menulis beritanya kemudian harus menyerahkan kepada editor surat kabar.
Tantangan menulis dikesehariannya
lebih cenderung kepada keadaan fisik seperti kelelahan seringnya belum dapat
memposting tulisan pada malam harinya. Keadaan seperti itu tidak dapat memenuhi
target satu hari satu postingan, biasanya keesokan harinya tetap menulis untuk
hari itu saja. Sehingga jumlah dalam satu bulan tidak sampai 30 postingan,
namun tidak masalah yang terpenting masih mempunyai cita-cita yang lebih baik.
Harapan terbaik agar bisa menjadi
seseorang yang lebih bermanfaat sesuai dengan kemampuan disetiap keadaaan.
Menulis sebagai ajang tukar pengalaman dari seseorang yang dapat dibagikan
kepada orang lain. Bayangkan saja setiap pengguna media sosial tiap hari dapat
memposting pengalaman atau pemikirannya maka oran lain dapat mengambil sesuatu
yang dituliskannya tadi. Betapa sangat beruntungnya bisa membuat orang lain
bisa tersenyum minimal bisa mengambil sisi positifnya dar kehidupan penulis.
Semoga itu bisa terjadi disetiap postingan yang hampir tiap hari saya unggah
dan setiap orang yang gemar membaca suatu saat pasti akan menyukai aktifitas
menulis.
No comments:
Post a Comment