Thursday, 4 August 2016

Seratus

Pertengahan April 2016 menjadi awal mula saya menulis di blog dari sekedar ingin mengasah kembali ketrampilan hingga menjadi kesukaan hampir mengisi tiap waktu senggang. Kurun waktu 4 bulan lebih, tulisan tersebut saya kumpulkan hari demi hari hingga mencapai seratus judul dari berbagai macam jenis karangan, prosa, reportase, puisi dan narasi lainnya.

Menulis sebenarnya dari SMA sudah saya minati, bercermin atas keberhasilan guru Bahasa Indonesia bisa menyampaikan mata pelajaran seperti layaknya bermain serta mengasyikan. Layaknya bermain identik dengan banyak sisi humorisnya yang dikeluarkan dari sela-sela penyampaian ilmu kepada siswa.  Dari situlah bibit ketertarikan tentang Bahasa Indonesia sudah mulai ada. Puncaknya guru tersebut pernah menyarankan kepada saya untuk masuk ke perguruan tinggi lebih ke arah jurusan sastra Bahasa Indonesia. Keadaan berbanding terbalik ternyata peminat dari jurusan tersebut sangat banyak akhirnya saya mengurungkan niat tersebut. Pada akhirnya hobi itu muncul kembali dengan dukungan satu buah netbook dan media bloger sebagai fasilitas aktifitas menulis sehari-hari.

Motivasi paling utama kegiatan menulis adalah perbaikan hidup dalam diri agar menjadi pribadi yang baik. Menulis dapat mengajarkan kegiatan positif, merangsang otak bekerja denga mensinkronkan pemikiran dengan pemilihan tata bahasa yang diaplikasikan dalam sebuah tulisan. Sudah menjadi kebiasaan bagi saya apabila otak tidak biasa diperas kemampuannya maka kemampuannya bersifat stagnan tidak bisa menyalurkan ekspresi diri manusia. Oleh karenanya kegiatan menulis sangat cocok dijalani bagi siapapun dan saya termasuk orang yang paling lambat memanfaatkan aplikasi Blogger sebagai  wadah mengapresiasikan segala kemampuan manusia khususnya melalui karya sastra.

Manfaat dari kegiatan menulis lebih mengingat dari yang sudah terjadi serta mengambil sisi pelajaran hidup dari apapun disekitar kita. Lebih bisa berlatih memenuhi kewajiban harian menulis sesuatu di blog agar postingan lebih rutin bagaikan seorang wartawan harus menulis beritanya kemudian harus menyerahkan kepada editor surat kabar.

Tantangan menulis dikesehariannya lebih cenderung kepada keadaan fisik seperti kelelahan seringnya belum dapat memposting tulisan pada malam harinya. Keadaan seperti itu tidak dapat memenuhi target satu hari satu postingan, biasanya keesokan harinya tetap menulis untuk hari itu saja. Sehingga jumlah dalam satu bulan tidak sampai 30 postingan, namun tidak masalah yang terpenting masih mempunyai cita-cita yang lebih baik.

Harapan terbaik agar bisa menjadi seseorang yang lebih bermanfaat sesuai dengan kemampuan disetiap keadaaan. Menulis sebagai ajang tukar pengalaman dari seseorang yang dapat dibagikan kepada orang lain. Bayangkan saja setiap pengguna media sosial tiap hari dapat memposting pengalaman atau pemikirannya maka oran lain dapat mengambil sesuatu yang dituliskannya tadi. Betapa sangat beruntungnya bisa membuat orang lain bisa tersenyum minimal bisa mengambil sisi positifnya dar kehidupan penulis. Semoga itu bisa terjadi disetiap postingan yang hampir tiap hari saya unggah dan setiap orang yang gemar membaca suatu saat pasti akan menyukai aktifitas menulis.

No comments:

Post a Comment