Selamat
Pagi, Pekalongan!, Sapaku
saat ini saat kaki mulai melangkah pergi sekedar bersepeda mengitari arah
jalanan Kota Pekalongan. Niatku tak disengaja datang sepertinya keinginan itu
terlahir begitu saja. Dari dalam rumah aku keluarkan sebuah sepeda yang bagian
rangkanya telah berdebu halus seakan menorehkan tanda dia memang hari ini harus
berada dihabitatnya. Hanya selembar kain halus yang bisa meredam keadaannya
agar bisa berwujud sepeda tanpa ada debu disekitaran rangkanya.
Pukul
06.15 kaki mulai mengayuhkan dua pedal meninggalkan rumah. Perjumpaan pertama
bersamaan dengan seorang bapak yang akan mengantarkan anaknya. Berseragam biru
membonceng diatas motor sesekali anak itu mengajak ngobrol kepada Bapaknya
dengan percakapan yang sangat akrab. Terasa nikmat bisa bersentuhan jiwa secara
langsung kepada buah hati terus memberikan motivasi kepadanya.
Berbeda
pemandangan lagi ada dua anak sekolah dasar sedang asyik mengayuh sepeda
bersama teman sebayanya menuju sekolah tempat kegiatan belajar bagi mereka. Wajah
riangnya dengan rambut yang agak basah menandakan rasa segar masih terasa
sebagai semangat mengawali harinya. Sepanjang jalan desa juga terdapat beberapa
sekolah dasar yang notabene masuk wilayah jalan kecil yang masih dalam kategori
aman dari kendaraan besar.
Ada
pula sekolah dasar mendekati Jalur Pantura
yang akan sarat kesemrawutan berbagai jenis kendaraan, maka akan semakin banyak
orang tua yang rela mengantarkan anak-anaknya. Sebuah keadaan yang lumrah
apabila akses jalan menuju jalan semakin sempit hampir lebar jalan dipenuhi
kendaraan orang tua disaat mengantarnya. Ditambah banyaknya kepulan asap
kendaran sudah mulai tercium keberadaannya tapi ini sudah menjadi resiko
bagi masyarakat yang tinggal dijalur pantura.
Pak
Polisi yang baik dan budiman menjadi pahlawan yang paling berjasa hadir disela
keramaian orang dengan berbagai kepentingan. Sudah tidak ada rasa tendensi
apapun selain hanya memutar gas kendaraan jika ada kesempatan jarak beberapa
meter untuk melaju serasa itu akan dilaluinya. Namun tentunya itu tidak
terjadi, Pak Polisi langsung memberhentikan seluruh kendaraan yang akan menyerobot begitu saja. Keberadaan Pak Polisi di sekitaran Jalur Pantura benar-benar melindungi
khususnya anak sekolah yang akan
menyeberang di jalan. Sungguh betapa mulianya tugas Bapak berompi hijau ini.
Memasuki
arah kota khususnya mendekati jalur perempatan sudah dipadati aneka truk besar,
bus kota dan kendaraan roda dua. Sudah berjejer rapi seakan berada digaris start diajang perlombaan balapan.
Tentunya menjadikan suasana lebih hangat dengan polusi udara dan deru suara
kendaraan. Disaat lampu hijau menyala gas kendaraan diputar melaju sesuai
kepentingannya, sekolah dan bekerja menjadi tujuan paling banyak mengisi
kegiatan di pagi hari.
Kemacetan
sudah tidak bisa dihindari seakan sudah menjamur disetiap kota di Pulau Jawa. Meskipun
macet sejatinya kita tetap terus menghargai pengguna jalan lainnya dengan tidak
saling kebut-kebutan dan tetap mematuhi rambu-rambu yang ada. Selamat Pagi
Pekalongan, hidup kita saling mencintai dan menghormati.
No comments:
Post a Comment