Thursday, 11 August 2016

Menyapa Pagi di Pekalongan


Selamat Pagi, Pekalongan!, Sapaku saat ini saat kaki mulai melangkah pergi sekedar bersepeda mengitari arah jalanan Kota Pekalongan. Niatku tak disengaja datang sepertinya keinginan itu terlahir begitu saja. Dari dalam rumah aku keluarkan sebuah sepeda yang bagian rangkanya telah berdebu halus seakan menorehkan tanda dia memang hari ini harus berada dihabitatnya. Hanya selembar kain halus yang bisa meredam keadaannya agar bisa berwujud sepeda tanpa ada debu disekitaran rangkanya.

Pukul 06.15 kaki mulai mengayuhkan dua pedal meninggalkan rumah. Perjumpaan pertama bersamaan dengan seorang bapak yang akan mengantarkan anaknya. Berseragam biru membonceng diatas motor sesekali anak itu mengajak ngobrol kepada Bapaknya dengan percakapan yang sangat akrab. Terasa nikmat bisa bersentuhan jiwa secara langsung kepada buah hati terus memberikan motivasi kepadanya.

Berbeda pemandangan lagi ada dua anak sekolah dasar sedang asyik mengayuh sepeda bersama teman sebayanya menuju sekolah tempat kegiatan belajar bagi mereka. Wajah riangnya dengan rambut yang agak basah menandakan rasa segar masih terasa sebagai semangat mengawali harinya. Sepanjang jalan desa juga terdapat beberapa sekolah dasar yang notabene masuk wilayah jalan kecil yang masih dalam kategori aman dari kendaraan besar.

Ada pula  sekolah dasar mendekati Jalur Pantura yang akan sarat kesemrawutan berbagai jenis kendaraan, maka akan semakin banyak orang tua yang rela mengantarkan anak-anaknya. Sebuah keadaan yang lumrah apabila akses jalan menuju jalan semakin sempit hampir lebar jalan dipenuhi kendaraan orang tua disaat mengantarnya. Ditambah banyaknya kepulan asap kendaran sudah mulai tercium keberadaannya tapi ini sudah menjadi resiko bagi masyarakat yang tinggal dijalur pantura.


Pak Polisi yang baik dan budiman menjadi pahlawan yang paling berjasa hadir disela keramaian orang dengan berbagai kepentingan. Sudah tidak ada rasa tendensi apapun selain hanya memutar gas kendaraan jika ada kesempatan jarak beberapa meter untuk melaju serasa itu akan dilaluinya. Namun tentunya itu tidak terjadi, Pak Polisi langsung memberhentikan seluruh kendaraan yang akan menyerobot begitu saja. Keberadaan Pak Polisi di sekitaran Jalur Pantura benar-benar melindungi khususnya  anak sekolah yang akan menyeberang di jalan. Sungguh betapa mulianya tugas Bapak berompi hijau ini.



Memasuki arah kota khususnya mendekati jalur perempatan sudah dipadati aneka truk besar, bus kota dan kendaraan roda dua. Sudah berjejer rapi seakan berada digaris start diajang perlombaan balapan. Tentunya menjadikan suasana lebih hangat dengan polusi udara dan deru suara kendaraan. Disaat lampu hijau menyala gas kendaraan diputar melaju sesuai kepentingannya, sekolah dan bekerja menjadi tujuan paling banyak mengisi kegiatan di pagi hari.



Kemacetan sudah tidak bisa dihindari seakan sudah menjamur disetiap kota di Pulau Jawa. Meskipun macet sejatinya kita tetap terus menghargai pengguna jalan lainnya dengan tidak saling kebut-kebutan dan tetap mematuhi rambu-rambu yang ada. Selamat Pagi Pekalongan, hidup kita saling mencintai dan menghormati.

No comments:

Post a Comment