Monday, 29 August 2016

Prambanan Berbudaya

Sebuah rencana bersilaturahmi ke rumah teman yang bukan lagi hanya sebatas teman, lebih bisa dikatakan saudara. Jumat, 12 Agustus 2016 malam aku menyempatkan ke rumahnya Dodok tepatnya ke daerah Salaman Magelang. Silaturahmi setelah lebaran momen tahunan yang semoga akan terus berlanjut di tiap tahunnya. Kali ini hanya saya sendiri berkunjung kesana tanpa teman yang membarengi seperti tahun-tahun sebelumnya.

Travel menjadi sarana transportasi menuju ke tempat tujuan dengan jadwal pemberangkatan pukul 17.00 WIB. Dari Bendan travel menjemput terlihat mobil berjenis L300 yang sangat identik jalur Pekalongan – Jogja. Perjalanan terus dilalui hingga sampai di Kaliboyo Kabupaten Batang mengalami macet hingga menjelang isya. Keputusan Pak Sopir Travel berbalik arah menuju arah Blado ditempuhnya sebagai wujud pencarian jalan yang lebih lancar.

Perjalanan malam yang sunyi senyap jalan berliku daerah Kecamatan Bawang menambah mata ini untuk tidak merasakan kantuk meski hanya sekejap. Lancarnya perjalanan tidak begitu lama terbukti didepan sudah bertemu dengan antrian panjang truk disaat tikungan meliuk tajam. Akhirnya hanya bisa mengikuti arus menunggu keadaan agar bisa lancar kembali. Candiroto merupakan daerah mendekati Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, yang sedang megalami perbaikan total jalan raya. Disamping itu pula ada beberapa titik jembatan yang masih dalam proses pengerjaan. Hal ini menjadi penyebab arus perjalanan dengan sistem buka tutup agar lalu lintas menjadi lancar.

Pukul 23.34 WIB akhirnya sampai di depan Mall Artos Kota Magelang. Dodok telah menanti kedatangan saya yang ketika itu sedang asyik minum wedhang ronde khas penjaja kuliner malam. Sangat enak tentunya hawa dingin serasa menerpa kaos yang saya kenakan akhirnya satu porsi wedhang ronde saya pesan. Sekedar perbincangan ringan hanya menanyakan kabar atau langsung menentukan rencana hari esok sebagai kelanjutan acara.

Badan terasa ingin berbaring sebagai pertanda mencari perhatian beristirahat. Satu malam menginap di Salaman daerah nyaman dan asri khas dataran tinggi Bukit Menoreh terasa sangat dekat. Sayup-sayup mata terus bergelayut sendu turut memejamkan.

Kesibukan pagi telah dimulai cuaca agak mendung menghiasi suasana hidup penuh semangat. Secangkir teh menghangatkan kabut dari timur yang turun dari pepohonan. Jogja menjadi topik destinasi pertama dengan tujuan ke Candi Prambanan. Menggunakan mobil Carry hijau menjadi sarana transportasi sebagai pertimbangan cuaca yang memungkinkan untuk timbulnya hujan disekitaran Jogja. Semangkok soto ayam khas Salaman sebagai santapan pagi ditemani gerimis rintik-rintik di pinggir depan Kantor Kecamatan Salaman.

Telah sampailah di depan pintu gerbang obyek wisata Candi Prambanan. Banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara sudah berdatangan memenuhi pintu tiket masuk area candi. Dengan membayar tiket Rp. 30.000 rupiah pengunjung dipersilakan masuk kawasan candi yang penuh arsitektur cagar budaya.



Kamera menjadi alat mengabadikan gambar didepan kawasan Candi Prambanan. Spot menarik berada didepan bagian samping selatan terlihat 5 bagian utama candi. Saya pun meminta tolong kepada dodok untuk berfoto ria di depannya. Kekayaan budaya di Candi Prambanan menakjubkan beraneka relief kerajaan terpampang pada dinding sekitarannya.


Bahasa luar negeri terus berdenging lantaran percakapan dengan tourist guide sedang berlangsung disamping Saya dan Dodok berdiri. Postur bule yang lebih tinggi ataupun perbedaan kulit tubuh dari orang lokalan menambah ciri khas identik baik turis berbahasa Inggris maupun asia seperti thailand ataupun china. Tak luput dari mata lensa kamera sekedar mengabadikan momen mereka bersama kawan-kawannya.


Setelah berkeliling sekitar satu jam kiranya cukup mengenal Candi Prambanan. Saya mengajukan permintaan kepada Dodok berpindah tempat bertandang ke tempat Rifki. Dodok menyetujui permintaan tersebut kemudian langsung menuju pintu keluar candi. Disela-sela perjalanan menuju pintu keluar tiba-tiba Dodok mendapat sapaan dari wisatawan lokal untuk membantunya mengambil foto dari kamera mirrorles berwarna putih miliknya. Saya turut mengambil pose nya Dodok saat menjadi fotografer dadakan, ternyata bisa dikatakan berhasil melaksanakan.




Akhirnya berhasil keluar dari komplek Candi Prambanan menuju Kota Yogyakarta. Perut sudah mengajukan proposal makan siang sekaligus mengajak Rifki agar bisa bersama-sama. Suasana siang sekitar jam 12 matahari diatas kepala menambah panas suasana, lokasi tempat makan juga belum ditemukan. Komunikasi terus terhubung dengan Rifki tapi masih saja kesasar hingga satu jam muter-muter di Kota Yogyakarta. Sampai pada ujung komunikasi akhirnya bisa menemukan tempat istimewa makan Gudeg Yogyakarta di Warung Gedeg Bu Djuminten Kranggan.


Sangat bersyukur bisa bertemu dengan teman istimewa dari masa kuliah di Semarang. Keakraban ini muncul kembali diatas nostalgia siang sembari menikmati nasi gudeg yang nikmatnya tiada tara. Obrolan kecil saling menanyakan problematika laki-laki yang bernasib jomblo atas nama sebuah perubahan  status menjadi sudah menikah terus menjadi topik pembicaraan kami bertiga. Tak terasa waktu satu jam sudah berlalu Saya dan Dodok pun pamit untuk pulang dan harapan doa untuk keberkahan hidup kita semua.

Dari Yogyakarta menuju ke Salaman bersiap-siap pulang menuju ke Pekalongan. Pukul 15.15 WIB tepatnya waktu Salaman, Saya melanjutkan berpamitan pulang kepada Ibu Dodok, rasa terima kasih sebesar-besarnya bisa bermain meski sebentar namun kesannya sangat luar biasa. Memang teman satu ini sangat pandai menjamu tamu dan tentunya selalu menjadi teman baik kepada siapapun. Pesan tiket travel pun Dodok yang mengurusi pemesanannya via telp jadi Saya tidak begitu repot atau tebantu keadaan diwaktu menjelang pulang. Parakan Kabupaten Temanggung menjadi tempat menunggu jemputan travel menuju ke Pekalongan yang sebelumnya sempat mampir ke rumah temannya Romi yang berada di Kedu. Magrib menjelang tak lama Saya turun dari mobilnya Dodok, telpon genggam Saya berdering ternyata Pak Sopir travel sudah menanti di RS Ngesti Waluyo Saya pun berpamitan dengan Dodok. Alhamdulillah perjalanan silaturahmi sangat mengesakan terima kasih Dodok.

Pekalongan, 13 Agustus 2016


No comments:

Post a Comment