Sebuah rencana bersilaturahmi ke rumah
teman yang bukan lagi hanya sebatas teman, lebih bisa dikatakan saudara. Jumat,
12 Agustus 2016 malam aku menyempatkan ke rumahnya Dodok tepatnya ke daerah
Salaman Magelang. Silaturahmi setelah lebaran momen tahunan yang semoga akan
terus berlanjut di tiap tahunnya. Kali ini hanya saya sendiri berkunjung kesana
tanpa teman yang membarengi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Travel menjadi sarana transportasi
menuju ke tempat tujuan dengan jadwal pemberangkatan pukul 17.00 WIB. Dari
Bendan travel menjemput terlihat mobil berjenis L300 yang sangat identik jalur
Pekalongan – Jogja. Perjalanan terus dilalui hingga sampai di Kaliboyo
Kabupaten Batang mengalami macet hingga menjelang isya. Keputusan Pak Sopir
Travel berbalik arah menuju arah Blado ditempuhnya sebagai wujud pencarian
jalan yang lebih lancar.
Perjalanan malam yang sunyi senyap
jalan berliku daerah Kecamatan Bawang menambah mata ini untuk tidak merasakan
kantuk meski hanya sekejap. Lancarnya perjalanan tidak begitu lama terbukti
didepan sudah bertemu dengan antrian panjang truk disaat tikungan meliuk tajam.
Akhirnya hanya bisa mengikuti arus menunggu keadaan agar bisa lancar kembali.
Candiroto merupakan daerah mendekati Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung,
yang sedang megalami perbaikan total jalan raya. Disamping itu pula ada
beberapa titik jembatan yang masih dalam proses pengerjaan. Hal ini menjadi
penyebab arus perjalanan dengan sistem buka tutup agar lalu lintas menjadi
lancar.
Pukul 23.34 WIB akhirnya sampai di
depan Mall Artos Kota Magelang. Dodok telah menanti kedatangan saya yang ketika
itu sedang asyik minum wedhang ronde khas penjaja kuliner malam. Sangat enak
tentunya hawa dingin serasa menerpa kaos yang saya kenakan akhirnya satu porsi
wedhang ronde saya pesan. Sekedar perbincangan ringan hanya menanyakan kabar
atau langsung menentukan rencana hari esok sebagai kelanjutan acara.
Badan terasa ingin berbaring sebagai
pertanda mencari perhatian beristirahat. Satu malam menginap di Salaman daerah
nyaman dan asri khas dataran tinggi Bukit Menoreh terasa sangat dekat.
Sayup-sayup mata terus bergelayut sendu turut memejamkan.
Kesibukan pagi telah dimulai cuaca
agak mendung menghiasi suasana hidup penuh semangat. Secangkir teh
menghangatkan kabut dari timur yang turun dari pepohonan. Jogja menjadi topik
destinasi pertama dengan tujuan ke Candi Prambanan. Menggunakan mobil Carry
hijau menjadi sarana transportasi sebagai pertimbangan cuaca yang memungkinkan
untuk timbulnya hujan disekitaran Jogja. Semangkok soto ayam khas Salaman
sebagai santapan pagi ditemani gerimis rintik-rintik di pinggir depan Kantor
Kecamatan Salaman.
Telah sampailah di depan pintu gerbang
obyek wisata Candi Prambanan. Banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara
sudah berdatangan memenuhi pintu tiket masuk area candi. Dengan membayar tiket
Rp. 30.000 rupiah pengunjung dipersilakan masuk kawasan candi yang penuh arsitektur
cagar budaya.
Kamera menjadi alat mengabadikan
gambar didepan kawasan Candi Prambanan. Spot menarik berada didepan bagian
samping selatan terlihat 5 bagian utama candi. Saya pun meminta tolong kepada
dodok untuk berfoto ria di depannya. Kekayaan budaya di Candi Prambanan
menakjubkan beraneka relief kerajaan terpampang pada dinding sekitarannya.
Setelah berkeliling sekitar satu jam
kiranya cukup mengenal Candi Prambanan. Saya mengajukan permintaan kepada Dodok
berpindah tempat bertandang ke tempat Rifki. Dodok menyetujui permintaan
tersebut kemudian langsung menuju pintu keluar candi. Disela-sela perjalanan
menuju pintu keluar tiba-tiba Dodok mendapat sapaan dari wisatawan lokal untuk
membantunya mengambil foto dari kamera mirrorles berwarna putih miliknya. Saya
turut mengambil pose nya Dodok saat menjadi fotografer dadakan, ternyata bisa
dikatakan berhasil melaksanakan.
Akhirnya berhasil keluar dari komplek
Candi Prambanan menuju Kota Yogyakarta. Perut sudah mengajukan proposal makan
siang sekaligus mengajak Rifki agar bisa bersama-sama. Suasana siang sekitar
jam 12 matahari diatas kepala menambah panas suasana, lokasi tempat makan juga
belum ditemukan. Komunikasi terus terhubung dengan Rifki tapi masih saja
kesasar hingga satu jam muter-muter di Kota Yogyakarta. Sampai pada ujung
komunikasi akhirnya bisa menemukan tempat istimewa makan Gudeg Yogyakarta di Warung Gedeg Bu Djuminten Kranggan.
Sangat bersyukur bisa bertemu dengan
teman istimewa dari masa kuliah di Semarang. Keakraban ini muncul kembali
diatas nostalgia siang sembari menikmati nasi gudeg yang nikmatnya tiada tara.
Obrolan kecil saling menanyakan problematika laki-laki yang bernasib jomblo
atas nama sebuah perubahan status
menjadi sudah menikah terus menjadi topik pembicaraan kami bertiga. Tak terasa
waktu satu jam sudah berlalu Saya dan Dodok pun pamit untuk pulang dan harapan
doa untuk keberkahan hidup kita semua.
Dari Yogyakarta menuju ke Salaman
bersiap-siap pulang menuju ke Pekalongan. Pukul 15.15 WIB tepatnya waktu
Salaman, Saya melanjutkan berpamitan pulang kepada Ibu Dodok, rasa terima kasih
sebesar-besarnya bisa bermain meski sebentar namun kesannya sangat luar biasa.
Memang teman satu ini sangat pandai menjamu tamu dan tentunya selalu menjadi
teman baik kepada siapapun. Pesan tiket travel pun Dodok yang mengurusi
pemesanannya via telp jadi Saya tidak begitu repot atau tebantu keadaan diwaktu
menjelang pulang. Parakan Kabupaten Temanggung menjadi tempat menunggu jemputan
travel menuju ke Pekalongan yang sebelumnya sempat mampir ke rumah temannya
Romi yang berada di Kedu. Magrib menjelang tak lama Saya turun dari mobilnya
Dodok, telpon genggam Saya berdering ternyata Pak Sopir travel sudah menanti di
RS Ngesti Waluyo Saya pun berpamitan dengan Dodok. Alhamdulillah perjalanan
silaturahmi sangat mengesakan terima kasih Dodok.
Pekalongan, 13 Agustus 2016
No comments:
Post a Comment