Raja hutan meraung berjalan membawa teman dari hutan kepulauan. Memang
benar keberadaannya seekor mamalia Panda dibawanya dari kepulauan seberang. Kehidupan
seperti biasanya kicuan burung menyambut kedatangan Raja Hutan. Daun pinus
tumbuh lebat dibawahnya kumpulan satwa kecil merayap melakukan kegiatan gotong
royong membangun rumahnya. Kancil serta tupai meloncat berirama menari bermain
di pinggir sungai dibalik lembah. Monyet terus berpindah dari pohon yg sangat
tinggi mengayunkan tanganya atas kegembiraannya dihari itu. Gemercik tetesan
mata air mengalir terus mengaliri seirama deringnya tanda kehidupan satwa yg
singgah.
Satu rumpun Panda hidup berdampingan dengan Raja Hutan. Aneka
tumbuhan lumut menguliti bebatuan melingkupi tempat singgah dua satwa yg begitu
akrabnya dan sangat disegani oleh penduduk hutan. Keberadaannya tak mengusik
aktifitas ekosistem dari kehidupan hutan. Ada ataupun tidaknya mereka, penghuni
hutan tetap solid menjalankam masing -masing perannya.
Mentari mulai menarik diri dari hamparan langit. Burung pun
mulai memutar mengerucut ke salah satu pohon sebagai tempat tinggalnya.
Kesemuanya itu menunjukan bahwa senja telah datang dan kehidupan malam pun
dimulai. Raungan keras di puncak bukit hutan terdengar sebagai tanda ada
peringatan bagi penghuni hutan. Raja Hutan mengundang seluruh pengguni hutan
untuk mendengarkan sabda Raja. Ketika semuanya telah berkumpul maka sabda Raja
Hutan pun terucap.
"Wahai penghuni hutan...Tidak lah kau tahu akan kekuasaan
ku di hutan belantara ini?"ucapan tegas yg keluar dari mulut Raja Hutan.
Tupai melompat ke depan dari kerumunan penghuni hutan lalu
berkata,
"Tak diragukan lagi Raja..engkau penguasa hutan tempat
tinggal kita ini...sepertinya ada sesuatu hingga malam ini kita semua diundang
untuk menghadapmu?"ucap tupai menanggapi pertanyaan sang Raja Hutan
Raja Hutanpun menjawab,"Sebentar lg aku mau keluar dari
Raja Hutan ini, ada tugas lebih penting dari sekedar Raja Hutan. Aku titipkan
kerajaan ini ke Panda agar kalian lebih taat menjalani kehidupan lebih
baik".
Suasana pun hening mewarnai pembicaraan tersebut. Sontak
kancilpun berkata,
"Raja boleh pergi dan diganti oleh Panda namun, Apakah
nasib kenyamanan hidup kita dapat terjamin?", tanya kancil kepada Raja
Hutan.
"Selama kepemimpinan Panda...Saya menjamin kenyamanan
kalian di sini. Seperti biasanya kalian melakukan aktifitas sehari-hari"
jawab Raja Hutan atas pertanyaan si Kancil.
Mereka pun beranjak dari pertemuan itu. Penghuni hutan menerima
keputusan Raja Hutan untuk mengakhiri jabatannya. Keesokan hari nya Panda pun
mulai menjadi satwa nomor satu di hutan itu. Hari silih berganti Panda mulai
menampakkan sifat aslinya, keras kepala, angkuh, serta berkata kasar kepada
penghuni hutan lainnya. Keberaadaan kekuasaanya menjadikannya angkuh seakan
akan penguasa paling pandai diantara lainnya. Tidak pernah dingin nada
bicaranya ketika bicara sesuatu dengan dalih atas nama penghuni hutan.
Keserakahannya Panda berdampak pada kehidupan satwa kecil
disekitar hutan. Rumah semut yg telah dibangunnya bertahun-tahun luluh lantak
karena kesewenangannya. Panda membuat rencana untuk membuat salah satu satwa
lebih berkembang biak lebih pesat, dengan dalih tersebut Panda memusnahkan
satwa-satwa kecil yang menurutnya menjadi penghambat bagi kehidupannya. Panda
pun tak menyadari bahwa sebuah ekosistem yang baik, dibangun oleh baiknya
rantai makanan yang berkaitan. Apabila salah satu satwa dimusnahkan rantai
makanan akan terganggu secara otomatis ekosistem di hutan akan menjadi kacau.
Begitulah sifat Panda yg arogan kepada kehidupan penghuni hutan.
Panda pendatang yg angkuh berlaku kasar kepada penghuni hutan.
Tak pernah menyadari sebelum ia datang ekosistem hutan sudah mulai tumbuh
berkembang. Tak pernah menyadari bahwa kedatangannya hanya dibawa oleh Raja
hutan. Rumah semut yg telah terbangun pun sudah berdiri kokoh sebelum ia
datang. Semoga Tuhan menyadarkanmu, Panda.
No comments:
Post a Comment