Thursday, 28 April 2016

Cirebon


Belum terlalu jauh dr langkah kaki dari sepertiga malam pergi meniti derunya kereta api megejar pagi.
Waktu fajar pun telah tiba sebagaima tujuan pun telah usai.
Jauh beda dg bayangan seperti stasiun yg seperti pernah dijumpai halaman depan penuh kendaraan parkir, barisan taksi serta keadaan berebut penumpang yg terjadi.
Kehangatan senyum bapak ojek menanyakan arah tujuan.
"Ojek asep....mangga..." nawar bapak ojek.
"Mboten pak...suwun..."jawabku pelan seirama tawaran bapaknya.
Bahasa sunda mulai terdengar dari riuh kerumunan penjemput rezeki distasiun ini. Bukan tanggung jawab saya kalo bapak tidak "mudheng" dg bahasa saya. Sangat masuk akal jika saya tidak bisa berbahasa lokal di daerah ini dan mereka yg seharusnya memahami keadaannya. Ahirnya pun lebih memilih untuk istirahat sejenak menunggu angkutan yang pas menuju persinggahan.
Trayek GP angkot biru sepertinya pilihan yg tepat sesuai dengan jawaban petugas khusus KAI, saat keluar dari gerbang utama. Menurut pak sopir, Kota Cirebon dihari aktif sangat ramai dengan banyak pelajar yg bersekolah di sini. Pelajar sekitar Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka misalnya yg turut mendukung eksistensi angkot di Kota Cirebon.
Meski sedikit informasi yg saya dapatkan di depan taman persinggahan saya turun berpisah dg pak sopir. Sederhana dan menerima rezeki dg kegembiraan ilmu dari pak sopir angkot yg selalu tersenyum menyapa calon penumpangnya.

No comments:

Post a Comment