Menurut saya, keadaan suatu
negara bisa dilihat dari etika warga negara berlalu lintas. Jalan raya bagi
saya sebuah hutan belantara. Faktor usia, pendidikan, profesi karakternya bisa
berbalik arah ketika sudah turun di jalan. Semua bisa bertindak sesukanya, jika
luput dari pengawasan dan kesadaran diri menghormati pengguna lain. Saya tidak
berharap kepada pemimpin yang konon bisa membenahi negara. Justru perubahan
dari diri kita. Minimal dari cara menyalakan reting
ketika berkendara.
Keprihatinannya saya terletak
pada kebiasaan membully atas kesalahan orang menyalakan reting. Ada prosentase
yang disebabkan dari faktor kendaraan, meskipun tidak dominan.
Pengamatan saya sebagai orang awam,
dimulai dari indikator reting "speedometer". Khusus sepeda motor
kendaraan tahun 2015 ke atas di dominasi letak indikator lampu reting dijadikan
1 bagian berwarna hijau. Kelemahan dari pemusatan indikator tersebut,
pengendara lebih sulit mengidentifikasi keberadaan nyala lampu, kanan atau
kiri.
Betapapun tidak mengurangi rasa
hormat saya kepada para desainer yang lebih berkompeten di bidang otomotif.
Tapi saya lebih percaya keadaan tropis di Indonesia terik siang hari antara
indikator reting berwarna kuning akan lebih terang dibandingkan dengan warna
hijau. Sehingga ada potensi pandangan subyektif pembacaan indikator lampu
reting.
Sekedar berbagi pengalaman, saya
mempunyai seorang teman, tepatnya ibu-ibu pengguna sepeda motor. Pernah suatu
waktu berpapasan di jalan. Ada keunikan asesoris di sepeda motornya. Ketika
reting menyala ada suara yang berbunyi "Tiiii....iiiit....iiit...iit"
berkali-kali."
Tempo hari saya bertegur sapa
dengan beliau, menanyakan perihal alasan tiap berbelok retingnya selalu berbunyi.
Jawab beliau, "Suami ku mas, yang pasang alarm biar engga lupa matikan
reting tiap habis belok."
Perhatian suami lebih detail.
Suaminya percaya kalau perempuan berkendara, lebih mementingkan perasaannya
sendiri. Lupa mematikan kran air kamar mandi, anaknya belum makan pun bisa
dibawa pergi naik sepeda motor.
"Dari reting bisa membawa
Indonesia lebih baik,.....halaah...preeek!"
No comments:
Post a Comment